Narasi Perjuangan - Zaky Ramadhan
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Updated: Aug 15, 2022
Perjuangan Demi Pengabdian
Nama Saya Zaky Ramadhan, akrab dipanggil Zaky, nama ini diamanahkan kepada Saya pada 25 Oktober 2004 lalu. Nama ini tentunya tidak diberikan tanpa memiliki makna, dimana “Zaky” memiliki arti cerdas, pintar, dan suci dan “Ramadhan” adalah bulan suci bagi Agama Islam. Kedua nama tersebut membentuk arti “anak cerdas dan suci yang lahir di Bulan Ramadhan”. Pada bulan kelahiran Saya memang bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan dalam Islam. Saya adalah mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2022 dengan Program Studi Pendidikan Dokter - Kelas Khusus Internasional dan merupakan siswa lulusan dari SMAN 68 Jakarta. Universitas Indonesia memiliki berbagai jalur penerimaan namun untuk diri Saya SIMAK KKI merupakan jalan yang tepat.
Universitas Indonesia adalah universitas yang selalu menetap dalam pikiran Saya sejak kelas 9 SMP. Bahkan, membayangi diri Saya bisa menjadi salah satu mahasiswa di FKUI pada masa itu adalah suatu hal yang sudah cukup memuaskan. Melihat berbagai macam lulusan Universitas Indonesia yang berhasil sukses dan menempuh karir masing-masing terus memicu semangat Saya untuk mencapai fakultas dan universitas ini. Didorong juga dengan beberapa saudara sekeluarga Saya yang berprofesi menjadi dokter namun gagal dalam proses penerimaan sebagai mahasiswa Universitas Indonesia pada masa penerimaan mereka dahulu, sehingga membayangkan diri Saya menjadi terobosan dalam keluarga sebagai dokter pertama dalam keluarga yang merupakan lulusan FKUI juga terus menjadi satu dari banyaknya motivasi yang saya miliki.
Tujuan Saya menulis esai ini adalah untuk menarasikan kepada pembaca sekalian akan perjuangan Saya dalam mencapai mimpi saya. Sedikit kilas balik pada masa SD dimana diri Saya sendiri bahkan belum menemukan sebuah cita-cita yang pasti, Saya mulai sadar dengan perlahan, setiap kali Saya melihat para dokter yang bekerja sama dan berhasil membuahkan senyum pada banyak pasiennya dan cara mereka bekerja secara efisien terus menumbuhkan percikan ketertarikan dalam diri Saya.
Bergerak ke masa SMP, dimana melewati masa-masa pubertas tentunya mendewasakan diri Saya dengan berbagai macam tambahan informasi yang terus Saya dapatkan tentang dunia kedokteran. Menyadari bahwa perlu kemampuan akademis dan bersosialisasi yang tinggi dalam menjalani dunia kedokteran, Saya pun mulai membenahi diri dengan segala macam persiapan mulai dari belajar secara mandiri, mencari berbagai informasi tambahan tentang kedokteran, dan juga mengikuti berbagai macam bimbel tambahan untuk memperkuat pemahaman akademis Saya. Hingga pada masa Ujian Nasional untuk penerimaan siswa SMA, Saya meningkatkan kembali usaha-usaha Saya dan tak lupa juga doa yang terus mengiringi, namun SMA yang Saya harapkan dahulu mungkin bukanlah jalan terbaik. Peristiwa ini cukup menampar Saya, tetapi berlarut-larut dalam kesedihan serta kekecewaan ini tentunya tidak akan menolong Saya dalam terus maju dan menggapai tujuan besar Saya, FKUI. Saya akhirnya membuka hati pada berbagai SMA lain dan memulai kisah baru Saya di SMAN 68 Jakarta yang tentunya juga memberikan banyak pelajaran dan memori bagi Saya.
Memasuki dunia SMA, Saya harus bisa beradaptasi dengan cepat dan tepat. Dikarenakan terbukanya Saya pada berbagai macam tipe orang serta pemahaman masing-masing yang berbeda, menekan diri Saya untuk bersifat bijak dan pintar dalam memilih teman dan juga menyaring berbagai pendapat serta informasi yang tersebar. Memulai tahap awal di kelas 10, Saya terus mencari beberapa teman yang mungkin akan membantu saya dalam mengejar mimpi Saya sedari dulu. Dalam beberapa waktu Saya sudah mulai menemukan teman-teman yang bersifat suportif dan tentunya juga tetap dapat menjadi sumber kesenangan Saya dalam keadaan lelah dan jenuh. Berbagai ujian juga Saya lewati namun tak jarang juga hasil yang kurang memuaskan muncul dan menyerang semangat juang Saya. Namun dengan segala dukungan dari banyak pihak, Saya terus mempertahankan semangat juang tersebut.
Satu semester telah dilewati di masa SMA dengan berbagai macam memori. Akan tetapi, hal yang tentunya kita semua tidak perkirakan dan inginkan datang melanda. Pandemi Covid-19 yang tentunya melanda satu dunia ini mengagetkan segala pihak baik rakyat sipil hingga pejabat negara sekalipun. Adaptasi yang drastis harus kembali dilakukan. Kekhawatiran akan proses akademis dan sosialisasi pun mengelilingi pikiran Saya tanpa henti. Saya pun harus mempersiapkan kembali diri dengan banyak cara, mulai dari memperhatikan protokol kesehatan yang disebarkan oleh instansi kesehatan seperti WHO dan lainnya, membiasakan diri dengan protokol itu, dan tentunya juga memperkaya diri dengan informasi tentang pandemi yang berlangsung. Beberapa bimbel pelajaran yang Saya pilih juga mau tidak mau harus ikut beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Pembelajaran secara online pun dilakukan, tetapi ternyata jenis pembelajaran seperti ini kurang efektif menurut Saya. Tanpa tatap muka secara langsung, pelajaran yang diberikan kurang tersampaikan dengan sempurna kepada murid dan juga tingginya risiko untuk miskonsepsi antara guru dan murid menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pelajaran secara tatap muka. Hal berikut tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk diri Saya mengingat tujuan impian Saya yang memerlukan keseriusan, ambisi, dan semangat juang yang tinggi.
Kurangnya sosialisasi dan hiburan juga menyerang kesiapan mental Saya. Hiburan bersama teman, liburan dengan pemandangan, dan segala macam bentuk sumber kesenangan lain juga menjadi terbatas dengan adanya semua protokol yang tentunya harus tetap diterapkan. Adaptasi hidup yang baru ini juga menyerang semangat juang Saya secara bertahap. Semua hal tadi bahkan sempat melalaikan Saya dalam berjuang, tetapi melihat para dokter yang menjadi pahlawan pada garis depan serta mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri dengan terjun langsung pada medan dan mengalami ribuan kontak dengan penderita virus yang sangat berbahaya ini kembali menyalakan semangat Saya. Para pahlawan ini tanpa takut dan terus mengabdi demi kesehatan dan keselamatan bangsanya. Ketegangan yang bahkan tak bisa Saya bayangkan justru menarik perhatian Saya kembali untuk terus berjuang dan bisa berjasa untuk negeri dan lingkungan Saya sendiri. Saya juga seringkali membayangkan diri Saya menjadi salah satu dari banyaknya dokter-dokter tersebut hingga pada suatu saat Saya mengunci keyakinan dan semangat Saya untuk terus bermimpi serta berusaha demi menjadi salah satu mahasiswa di FKUI dan melanjutkan pendidikan Saya dan menjadi dokter yang bisa terus mengabdi serta menolong banyak orang yang mungkin membutuhkan jasa Saya.
Dengan pandemi yang tak kunjung usai, segala usaha masih terus Saya lakukan dengan melakukan pembelajaran secara mandiri dan juga mengikuti berbagai bimbel walaupun harus dilakukan secara online dan konsentrasi yang lebih. Progres secara akademis dan mental pun perlahan mulai terbentuk dengan sendirinya. Namun bukan berarti semuanya berjalan lancar dan mulus, tak sedikit juga berbagai kegagalan dari segi akademis datang. Beberapa materi yang juga sangat susah untuk dapat Saya pahami membuat Saya panik. Dari aspek nilai, beberapa mata pelajaran juga belum mengalami progres yang signifikan. Akan tetapi, terus berjalan adalah cara terbaik demi mendapatkan hal yang Saya impikan sejak dahulu. Tak terasa waktu berlalu dan Saya sudah menduduki tahun terakhir pada masa SMA. Dimana hal ini menunjukkan bahwa masa-masa penerimaan mahasiswa sudah sangatlah dekat dan Saya sudah harus mulai menambahkan segala bentuk persiapan Saya.
Tahun akhir SMA Saya dimulai dengan pembelajaran yang masih dilakukan secara daring. Pembelajaran tersebut justru menambah tantangan pada diri Saya dikarenakan waktu yang semakin sempit dan banyaknya materi dari segi pelajaran dan kesiapan dari segi mental yang masih terasa sangatlah kurang bagi diri Saya. Di saat ini berita menunjukkan bahwa terjadinya beberapa kali penurunan kasus COVID-19 yang tentunya memberikan sedikit rasa lega namun diiringi juga dengan rasa takut. Kehidupan dengan protokol yang telah lekat pada diri kita sejak 2 tahun lalu justru menjadi kebiasaan baru atau yang biasa disebut New Normal. Berhubungan juga dengan salah satu proyek besar yaitu vaksinasi dimana menjadi suatu mandat dari pemerintahan Indonesia. Saya sendiri memiliki ketertarikan tersendiri dengan proyek vaksinasi ini baik dari proses pembuatan maupun proses pelaksanaannya. Bahkan, hal seperti pengiriman vaksinasi yang beberapa kali Saya lewati memberi rasa senang tersendiri bagi Saya. Saya sendiri bahkan sempat menjadi salah satu volunteer dalam pelaksanaan vaksinasi di kawasan rumah Saya sendiri. Lagi-lagi, hal-hal seperti terus menerus menguatkan keyakinan diri Saya terhadap mimpi yang Saya punya. Tahun akhir SMA Saya juga diisi dengan acara-acara sekolah yang membantu diri Saya dalam hal kepanitiaan. Sifat-sifat kepanitiaan yang Saya terima mulai dari kerja sama dan sifat sadar atas kepentingan bersama tentunya akan membantu Saya di dunia kedokteran nanti.
Dan pada semester terakhir di SMA, Saya sudah mulai kembali memfokuskan kemampuan akademik Saya demi menghadapi ujian-ujian penerimaan yang diadakan oleh banyak universitas terutama UI. Pengumuman siswa eligible pun diumumkan, dan sayangnya Saya bukan salah satu dari banyaknya siswa yang berhasil. Hal ini membuktikan bahwa Saya masih harus terus berjuang di pintu masuk lain ke Universitas Indonesia yang Saya impikan ini. Berlanjut ke masa persiapan SBMPTN, rasa takut akan penolakan hasil tes membuat Saya harus berjuang, berdoa, dan membuka banyak peluang kemungkinan. Saya sempat mendaftarkan diri Saya di jalur masuk Talent Scouting UI dan mempersiapkan Motivation Letter terbaik yang bisa Saya buat. Namun takdir berkata lain, hasil menunjukkan bahwa Saya belum waktunya menjadi mahasiswa FKUI yang Saya impi-impikan. Maka, pintu selanjutnya adalah SBMPTN. Persiapan tanpa henti yang Saya lakukan memang melelahkan. Bimbel yang dilakukan setiap hari, pagi sampai malam, dan belajar tambahan secara mandiri yang bahkan sebenarnya tidak baik untuk kesehatan Saya sendiri.
Dengan waktu sisa 30 hari dari ujian UTBK, Saya mengerahkan usaha tambahan dengan mengikuti camp persiapan UTBK yang dilaksanakan selama 30 hari. Lelah dan jenuh tak henti menyerang mental semangat juang Saya. Hampir satu bulan penuh tersebut Saya lewati dengan segala usaha Saya dan tentunya disertai doa dan harapan bahwa SBMPTN menjadi jalur diterimanya Saya di UI. Bertemu banyak teman baru juga menyadarkan bahwa banyak orang diluar sana yang memiliki impian yang sama dengan Saya dan mungkin usaha yang lebih dari Saya. Beruntungnya, teman-teman baru yang Saya temukan di camp tersebut sangatlah suportif walau tetap mempertahankan sedikit sifat kompetitif agar tetap bisa berkembang bersama-sama. Bimbingan dari guru-guru yang juga terus sabar dan dermawan ilmu juga ikut serta dalam perjuangan Saya sehingga Saya tidak menyerah ditengah perjalanan yang berat ini.
Akan tetapi dengan segala harapan, doa, dan usaha yang Saya kerahkan, rencana Tuhan YME tidak sesuai harapan Saya. Jalur SBMPTN bukan menjadi jalur penerimaan Saya menuju UI. Rasa kecewa dan sedih yang luar biasa menyerang Saya dengan sangat hebat. Rasa kecewa ini sempat mematahkan semangat juang Saya untuk menjadi mahasiswa UI. Rasa kekecewaan dan kesedihan yang Saya rasakan bertahan hingga beberapa minggu dan tentunya mengganggu proses persiapan Saya untuk jalur berikutnya yaitu SIMAK dan jalur mandiri lainnya. Maka dengan segala pemahaman materi dari persiapan sebelumnya Saya kerahkan usaha terakhir Saya dengan tambahan bimbel dan pembelajaran mandiri kembali. Tak lupa juga doa dari teman-teman dan kedua orangtua Saya yang terus mendampingi perjuangan Saya.
Dan pada Bulan Juli lalu, Saya mengikuti dua ujian SIMAK dari Universitas Indonesia yaitu SIMAK dan SIMAK KKI. Saya sendiri, pada awalnya, tidak yakin dengan jalur ini dan mungkin disebabkan dampak yang diberikan atas kegagalan sebelumnya. Namun dengan sisa tenaga dan usaha yang Saya punya, Saya berhasil menyelesaikan ujian yang diberikan walaupun Saya sendiri merasa kurang puas. Akan tetapi, pada 14 Juli 2022, Saya dengan resmi dinyatakan sebagai Mahasiswa Baru UI. Segala keluh kesah dan rasa duka sebelumnya hilang dalam sekejap mata tenggelam dengan senang yang tak karuan melihat hasil pengumuman SIMAK UI. Semua hal terasa ringan dan lega menyadari bahwa Saya berhasil mencapai tujuan Saya sedari dulu.
Komitmen diri juga Saya tetapkan untuk seterusnya mengingat segala usaha yang telah Saya berikan dan setia mengabdi atas tanggung jawab Saya yang akan diberikan di masa depan nanti baik selama menjadi mahasiswa ,maupun setelah lulus dan melanjutkan pendidikan Saya kedepannya. Dengan komitmen ini, Saya akan berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan terus mengamalkan nilai-nial tinggi Tri Dharma dalam kampus. Harapan juga tentunya masih akan terus mengalir selama Saya berjuang kedepannya. Harapan pada diri Saya sendiri tentunya adalah untuk menjadi mahasiswa dan individu yang tentunya lebih baik dari sebelumnya. Saya juga berharap untuk menjadi orang yang konsisten dan tangguh dalam menempuh perjuangan Saya. Harapan yang Saya berikan juga kepada teman-teman FKUI 2022 kedepannya adalah solidaritas yang kuat nan erat di masa kini maupun masa depan. Saling membantu satu sama lain dengan mengingat perjalanan yang akan kita catat bersama kedepannya. Semoga kesuksesan juga menunggu kami di waktu yang terbaik.
Tentunya tidak mungkin Saya melanjutkan perjuangan ini tanpa rencana yang dipersiapkan. Saya berencana untuk menjadi mahasiswa yang tentunya berprestasi juga tidak melupakan sisi sosial Saya. Memiliki teman yang suportif juga menjadi salah satu rencana Saya untuk dapat melewati masa preklinik yang akan Saya lewati sebentar lagi. Meraih nilai secara akademis dan non-akademis demi kelancaran pendidikan Saya selama preklinik maupun klinik menjadi strategi yang mungkin Saya laksanakan. Tak lupa, Saya juga berencana untuk mempersiapkan diri untuk menjalani masa-masa klinik nanti. Mengingatkan diri Saya bahwa Saya sudah berhasil melangkah sejauh ini, mempertahankan semangat juang, dan hal-hal yang sudah Saya lakukan sebelumnya.
Tak lupa juga sebagai seorang mahasiswa di fakultas kedokteran, Saya memiliki harapan kepada masyarakat luas tentang kesehatan mereka. Saya berharap bahwa kesehatan, keselamatan, serta kesejahteraan terus berada bersama kalian. Semoga masyarakat juga semakin terbuka atas wawasan baru terutama di bidang pendidikan dan juga bisa lebih menghargai profesi seorang dokter. Kepada adik-adik kelas yang sedang menjalani perjuangan mereka juga Saya harapkan untuk mendapatkan jalan terbaik mereka. Saya juga memberi pesan untuk terus fokus dan yakin atas mimpi kita dan terus kuatkan lagi segala bentuk usaha dan doa karena hal-hal tersebutlah yang tidak akan mengkhianati kita dan mendorong kita untuk terus maju. Terimakasih.
Comments