top of page

Narasi Perjuangan - Safina Taufik

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Perkenalkan nama saya Safina Taufik. Saya biasanya dipanggil dengan nama Safina. Dalam teks kali ini saya akan menceritakan tentang perjuangan saya untuk memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya berasal dari Jakarta dan bersekolah pada SMAN 77 Jakarta. Sekarang ini, saya memasuki Kelas Khusus Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur Talent scouting 2022.


Saya memandang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat belajar impian saya sejak saya masih kecil. Sekolah kedokteran yang tertua dan tentunya yang terbaik yang ada di Indonesia tidak pernah membuat saya tidak kagum dengan banyaknya prestasi yang telah dicapai. Setiap saya melewati gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berada di Salemba, saya selalu berdoa agar saya diberikan kesempatan suatu saat nanti untuk bersekolah pada tempat itu. Pada akhirnya setelah melalui perjalanan yang panjang, Alhamdulillah pada tanggal 1 April 2022 saya dinyatakan secara resmi menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Kisah Ini berawal ketika saya berusia 5 tahun. Pada saat itu, saya sedang dalam keadaan kurang sehat. Orang tua saya membawa saya pergi untuk menemui seorang dokter pediatrik. Awalnya saya merasa takut karena mendengar cerita dari banyak orang yang mengatakan bahwa dokter itu menyeramkan. Setelah bujukan yang panjang akhirnya saya menyetujui orang tua saya untuk menemui dokter tersebut. Ketika saya memasuki ruangan dokter, saya memperhatikan setiap detail dari setiap barang yang ada. Walaupun saya menyetujui orang tua saya untuk pergi ke dokter namun, sebenarnya saya masih merasa takut. Saya memperhatikan setiap gerak gerik yang akan dilakukan oleh dokter. Setelah pemeriksaan selesai, saya malah merasa kagum dengan apa yang dokter lakukan. Berfikir untuk mendiagnosa, menjaga saya agar tetap tenang, dan juga memikirkan solusi obat yang akan diberikan kepada saya. Menurut saya itu adalah suatu pekerjaan yang luar biasa dan itu memerlukan orang yang hebat untuk menjadi seperti itu. Sejak saat itu juga, saya memutuskan bila saya dewasa nanti saya ingin menjadi orang hebat dengan menjadi seorang dokter seperti dokter pediatrik saya, Alm. Prof. dr. H. Hussein Alatas, Sp(A)K yang pada saat ini telah berpulang ke sisi-Nya.


Lanjut ketika saya menduduki bangku sekolah dasar. Karena gedung fakultas kedokteran Universitas Indonesia yang berada di Salemba tidak jauh dari kediaman saya, setiap harinya saya melewati gedung itu dalam perjalanan saya menuju ke sekolah. Tidak ada hari yang terlewati tanpa mengagumi dan tentunya berdoa setiap harinya agar suatu saat nanti saya diberi kesempatan untuk menjadi seorang dokter dari universitas impian saya yaitu Universitas Indonesia. Saya bersekolah di SDIT Nurul Hikmah. Ketertarikan saya dengan ilmu pengetahuan alam sudah terlihat ketika saya menduduki bangku kelas 1 SD. Saya mengikuti olimpiade dan juga ekstrakurikuler sains. Rasa tertarik saya terhadap ilmu pengetahuan alam didorong dengan mendapatkan guru IPA saya yang membantu saya dalam banyak hal dan terus mendukung saya. Guru itu adalah Ibu Aspita Meliana. Beliau membuat saya lebih yakin bahwa saya cocok untuk melanjutkan karir saya kepada bidang sains yaitu kedokteran. Waktu pun berlalu hingga saya menduduki kelas 6 SD. Pada tahun inilah saya merasa ragu akan diri saya. Selain itu juga, pada tahun ini akan diadakan Ujian Nasional. Semua berjalan biasa saja sampai guru di sekolah saya mengumumkan pembagian kelompok pendalaman materi. Dalam satu angkatan, pembagian kelompok ini dibagi menjadi 3 kelompok. kelompok A untuk anak-anak yang dikatakan pandai dan cepat untuk menangkap materi. Kelompok B bagi anak-anak yang biasa saja. Yang terakhir adalah kelompok C yaitu kelompok yang diisi oleh murid-murid yang dapat dikatakan kurang dalam akademiknya. Ketika pengumuman berlangsung, saya termasuk dalam kelompok C. Seluruh teman dekat saya memasuki kelompok A dan B. Pada saat itu saya merasa menjadi seseorang yang paling bodoh. Saya menahan tangis saya hingga sampai kerumah. Saat tiba di rumah, saya langsung menangis dan memeluk ibu saya. Saya merasa bahwa Impian saya untuk menjadi seorang dokter adalah suatu hal yang mustahil. Mengingat bahwa saya mendapat kelompok yang kurang akademisnya. Masih dalam genggaman ibu saya, saya bertanya kepadanya apakah memang saya sebodoh itu. Ibu saya menyemangati saya dan mengatakan bahwa jika saya berusaha dan berdoa apapun yang saya inginkan akan tercapai. Bahkan jika saya sangat mengharapkan untuk menjadi seorang dokter pun itu tidak mustahil. Sejak saat itu saya terus berusaha dan terus berdoa. Hingga pada akhirnya diadakan try out dari sekolah. Hasil yang didapatkan akan diakumulasikan dan jika mungkin akan diadakan perpindahan kelompok pendalaman materi. Setelah Tryout selesai dan pembagian kelompok diumumkan, saya berpindah menjadi kelompok B. Pada saat itu saya merasa sangat gembira. Saya langsung memberitahukan hal tersebut kepada ibu saya dan Ia pun merasa senang. Waktu pun berlalu saya pada akhirnya berada pada kelompok A. Beberapa dari teman saya membuat julukan hebat karena pencapaian saya. Hingga pada saat ujian Nasional saya berusaha dan saya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Saya sangat bangga terhadap diri saya dan merasa optimis bahwa jika saya terus berusaha saya akan bisa menjadi seorang dokter.


Saya memilih SMPI Al- Azhar 12 Rawamangun untuk melanjutkan sekolah saya. Ketika memasuki kelas 7, saya memasuki kelas bilingual yang biasa juga disebut kelas unggulan. Di dalam kelas ini saya bertemu dengan Kinan, Saarah, Naia, dan Ghina. Mereka sangat banyak membantu saya ketika dalam kesusahan. Pada kenaikan kelas, saya dikeluarkan dari kelas bilingual karena nilai saya yang kurang dengan standar kelas unggulan, yaitu harus memiliki rata rata 90 dan rata rata raport saya hanya 89. Saya merasa sedih dan kembali berpikir bahwa saya memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah suatu hal yang mustahil. Namun, saya bertekad agar kembali memasuki kelas unggulan mengingat saya memiliki pengalaman dalam hal serupa membuat saya meyakini diri saya bahwa saya akan bisa mencapai tujuan tersebut. Pada kelas 8 saya memasuki kelas reguler dan disini saya bertemu dengan Aufa. Saya benar benar berusaha dengan sebisa mungkin agar mendapat nilai yang tinggi. Tibalah saatnya pada kenaikan kelas 9. Saya bersyukur karena kerja keras saya terbayarkan dengan saya memasuki kelas bilingual kembali. Pada tahun ini akan diadakan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Pada tahun ini juga saya benar benar berusaha sebisa mungkin agar saya mendapatkan nilai yang memuaskan untuk kemudahan saya nanti dalam memilih SMA Negeri. Saya mengikuti bimbingan belajar pada beberapa tempat bahkan hingga saya sampai rumah pada pukul 10 malam setiap harinya. Jika dilihat itu memang sangat melelahkan tapi demi masa depan saya, akan saya lakukan yang terbaik. Pada tahun ini juga saya melakukan ibadah umrah ke tanah suci. Setiap detik yang saya lewati disana dipenuhi dengan doa agar saya mendapatkan SMA yang terbaik dan juga tentu saja saya berdoa agar saya mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah saya nanti pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Saya memulai cerita putih abu abu saya pada SMAN 77 Jakarta. Pada awalnya sekolah ini memang bukan tujuan utama saya. Namun, jika saya dapat memutar balik waktu saya akan tetap memilih SMAN 77 Jakarta sebagai SMA saya. Perjuangan saya untuk memasuki Fakultas kedokteran Universitas Indonesia semakin saya tingkatkan. Saya mengikuti bimbingan belajar dan juga mengikuti les privat tambahan. Pada kelas 10 saya bertemu dengan beberapa teman saya yang membantu saya dalam banyak hal dan juga mereka menyemangati saya agar saya tetap berusaha untuk mencapai keinginan saya berkuliah pada tempat impian saya. Mereka adalah Alya, Gaizka, dan juga Salma. Tanpa kehadiran mereka, mungkin saja saya tidak akan berada pada posisi saya sekarang ini. Ketika semester 2 baru saja dimulai, tiba-tiba kita dihebohkan dengan pandemi Virus Covid-19 yang mengakibatkan seluruh siswa harus belajar dari rumah demi mengurangi penyebaran Virus Covid-19. Walaupun saya harus bersekolah dari rumah, hal itu tidak sedikitpun mengurangi semangat belajar saya agar saya dapat terus meningkatkan nilai saya. Hingga saya memasuki kelas 11, pandemi ini tak kunjung berakhir. Saya terus berusaha dan belajar agar nilai saya terus meningkat. Pada tahun ini saya melakukan pembelajaran sepenuhnya dari rumah. Terkadang hal ini membuat saya kehilangan motivasi belajar karena saya merasa kurang bersemangat. Meskipun begitu, teman saya tetap menyemangati saya agar mengingat kembali apa yang saya impikan sejak kecil. Memasuki kelas 12 masih diawali dengan pembelajaran jarak jauh. Pada tahun ini juga saya semakin bersemangat untuk menggapai impian saya. Saya mengikuti banyak olimpiade dan saya mempersiapkan untuk mengikuti tes Bahasa Inggris yang nantinya akan digunakan untuk keperluan talent scouting Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hari demi hari saya lalui hingga pada suatu saat saya meragukan kemampuan diri saya terhadap harapan saya yang begitu tinggi yaitu memasuki Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Saya sering kali menangis dan menganggap bahwa saya tidak akan mungkin untuk diterima oleh tempat impian saya. Setiap saya merasakan hal tersebut, keluarga dan teman teman saya benar benar membangkitkan semangat saya dan membuat saya beroptimis kembali terhadap harapan saya. Tiba saat pengumuman Talent scouting. Sejak pagi saya merasa jantung saya berdenyut lebih kencang daripada biasanya. Saya terus berdoa agar saya mendapatkan hasil yang saya inginkan. Ditemani adik saya, saya membuka web pengumuman. Pada saat saya membuka web pengumuman, langsung terpampang jelas tulisan “Congratulations, you have been accepted…..” Pada saat itu saya langsung memberitahu orang tua saya dan juga teman teman saya. Akhirnya perjuangan yang selama ini saya lakukan terbayarkan. Walaupun hal yang saya inginkan telah tercapai bukan berarti perjuangan saya akan berakhir. Sebaliknya, ini merupakan langkah awal demi mencapai keinginan saya untuk menjadi seorang dokter.


Di awal mula perjalanan saya kali ini sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya berkomitmen terhadap diri saya agar saya dapat menjadi seseorang yang lebih rajin dan lebih peduli terhadap sesama. Tidak hanya itu, saya juga berkomitmen agar saya menjadi seorang yang lebih berani berpendapat dan juga saya berkomitmen agar menjadi seseorang yang bermanfaat. Untuk kedepannya, saya berharap agar dapat menjadi pribadi yang berprestasi dan juga lulus dengan tepat waktu dengan IPK yang memuaskan. Harapan saya terhadap angkatan saya adalah agar menjadi sebuah keluarga erat yang brilian, saling mendukung, dan tetap berprestasi.


Kedepannya, saya berharap dalam masa preklinik akan menjadi seorang yang berprestasi, lulus tepat waktu dengan IPK yang tinggi, dan tak lupa juga saya menjadi seseorang yang lebih bermanfaat. Hal yang akan saya lakukan agar harapan saya terwujud adalah dengan terus belajar segiat mungkin dan untuk mencapai harapan saya yang selanjutnya adalah dengan membantu dengan cara sukarela untuk bantuan bencana ataupun program kesehatan lainnya. Saat tiba waktunya, saya berharap agar menjadi seorang dokter yang kompeten, banyak menolong orang, bermanfaat bagi orang banyak, dan juga saya ingin agar membuat orang lain termotivasi oleh saya untuk menjadi seorang dokter sebagaimana saya terinspirasi oleh dokter pediatrik saya. Untuk mencapai hal tersebut saya akan mendedikasikan diri saya untuk membantu orang banyak. Saya juga ingin mensejahterakan orang orang yang mungkin tidak seberuntung saya dalam keadaan ekonomi untuk tetap bersekolah dan terus sehat. Harapan saya bagi masyarakat adalah agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan. Saya juga berharap agar masyarakat dapat lebih memedulikan kesehatan dengan hal hal kecil seperti mencuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya. Walaupun terlihat kecil tapi saya yakin bahwa itu akan menghasilkan perubahan yang besar.


Pesan saya terhadap adik kelas saya yang ingin memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk terus berusaha. Mungkin kita akan menemui beberapa kegagalan untuk mencapai hal yang kita ingin. Jangan pernah putus asa dan merendahkan potensi diri sendiri. Percaya bahwa jika kamu ingin kamu akan mendapatkannya. Yakin dengan diri sendiri adalah kunci. Terkadang belajar itu melelahkan, namun jangan pernah menyerah demi makara berwarna hijau ini. Juga carilah teman yang selalu mendukung. Terkadang ada waktu kita berada di bawah jika memilih teman yang tepat, hal itu akan jauh lebih mudah terlewati. Pesan saya yang selanjutnya adalah untuk terus berdoa. Doa sangatlah penting. Terutama doa orang tua dan juga orang yang sedang kesusahan. Ini memang terlihat kecil, namun doa orang yang kurang mampu ataupun doa anak yatim sangatlah membantu. Pesan saya yang selanjutnya adalah dengan merahasiakan rencana yang akan dicapai kedepannya. Hanya beri tahu orang orang terdekat. Jika merahasiakan apa yang diimpikan, proses mencapainya akan lebih mudah karena akan mengurangi tekanan dan terlihat lebih santai. Juga jika kita merahasiakan rencana kita, kita tidak akan merasa malu terhadap banyak orang apabila tujuan yang kita inginkan tidak tercapai. Terkadang ada beberapa orang yang mungkin tidak suka dengan apa yang kita impikan dan berusaha untuk menjatuhkan impian tersebut. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah dengan menjaga perkataan. Terkadang penyebab kegagalan diri kita adalah orang lain yang sakit hati dengan perkataan kita. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga perkataan terutama sesama teman. Walaupun sering kali disebut bergurau, jika teman kita sakit hati itu akan berakibat fatal. Yang terpenting adalah jika kamu mau pasti kamu bisa, semangat.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page