Narasi Perjuangan - Risky
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 13 min read
Jalur Langit
Risky adalah nama lengkap saya, biasa dipanggil Risky merupakan seorang mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di salah satu SMA negeri bernama SMA Negeri 1 selesai. Saya merupakan mahasiswa baru fakultas kedokteran Universitas Indonesia tahun 2022 program kelas reguler tepatnya diterima di jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang biasa juga disebut jalur undangan.
Menjadi bagian dari FK UI merupakan mimpi terbesar saya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Apalagi mengingat FK UI saat ini menempati Urutan pertama salah satu fakultas kedokteran terbaik nomor satu di Indonesia. Selain itu UI merupakan perguruan tinggi pertama dan sekolah kedokteran pertama yang berdiri di Indonesia yang dulunya bernama STOVIA. Bagi saya menjadi salah satu mahasiswa FK UI adalah sebulah anugrah dari Allah SWT Yang sangat-sangat saya syukuri melihat betapa begitu sulitnya dan ketatnya pesaing untuk masuk FK UI.
Dulu setiap mendengar kata FK UI Saya hanya bisa melamun dan sesekali berdoa di dalam hati. Saya sempat ragu dan pesimis, bahkan saya tidak berani mengatakan kepada orang-orang jika saya bermimpi masuk di FK UI, karena bagi saya itu suatu kemustahilan dalam hidup saya. Beberapa kali sempat terlintas dalam bayangan jika saya menjadi mahasiswa FK UI saya akan menjadi kebanggaan orang tua saya, dan yang pastinya masa depan saya akan terjamin jika saya menjadi seorang dokter lulusan FK UI. Menurut saya FK UI merupakan satu satunya sekolah kedokteran bergengsi dan cikal bakal pengasil lulusan dokter hebat yang ada di Indonesia, pantas jika siswa-siswi di penjuru negeri ini berebut ingin masuk FK UI.
Dapat menolong banyak orang merupakan salah satu motivasi terbesar saya untuk diterima di FK UI, selain itu saya juga termotivasi masuk di FK UI karena apabila orang tua saya ditanya tempat saya berkuliah dan mereka menjawab bahwa saya berkuliah di FK UI maka orang tersebut akan mengapresiasi orang tua saya dan diri saya, secara pribadi itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi diri saya, saya juga bermaksud agar dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang dari perjuangan saya untuk masuk di FK UI. Tak dapat dipungkiri dukungan dari orang tua, keluarga, teman, sahabat, serta guru juga merupakan motivasi saya untuk berjuang masuk FK UI.
Sempat terselip di pikiran saya betapa begitu bangganya anak saya nanti ketika dia ditanya oleh teman-temannya dimana ayahnya berkuliah dahulu dan apa profesi nya sekarang, lalu anak saya itu menjawab dengan bangga bahwa ayahnya merupakan seorang yang berprofesi sebagai seorang dokter lulusan dari FK UI. Tapi dibalik itu semua, membangun masyarakat dan dapat menolong sesama hidup merupakan salah satu motivasi utama saya.
Menjadi seorang dokter adalah cita-cita saya sejak kecil, waktu itu saya adalah seorang orang siswa baru sekolah dasar di daerah tempat rumah saya. ketika itu kami Tengah duduk mengantri untuk mendapat giliran suntik campak di sekolah kami, satu per satu siswa maju dan mendapat gilirannya untuk disuntik, saatnya nama saya dipanggil dan saya maju ke depan. Saya diperintahkan untuk menggulung lengan baju saya agar mempermudah saat menyuntik. Ketika teman-teman saya menangis saat disuntik, di situ saya merasa tertantang untuk tidak menangis, ketika obat sudah masuk di jarum suntik tibalah saatnya obat tersebut akan disuntikkan ke dalam tubuh saya, saat itu saya di dampingi oleh wali kelas saya, kata yang pertama kali di ucapkan adalah kalimat tanya yaitu apa cita-cita saya.
Saya menjawabnya dengan penuh semangat bahwa saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Saya teringat bahwa guru saya saat itu mengatakan bahwa jika saya menjadi seorang dokter saya akan menyuntik orang lain. Tak sampai di situ semenjak saya duduk di bangku Sekolah Dasar keinginan saya untuk mencari tahu tentang hal medis sudah mulai berkembang hingga saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama yang saya lakukan adalah berusaha menjadi siswa terbaik di sekolah saya, saat itu saya merasa sedikit kebingungan karena saya belum tahu tentang info sekolah kedokteran, info yang beredar di lingkungan saya bahwa sekolah kedokteran merupakan sekolah yang sangat mahal dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang sangat panjang.
Kebetulan di depan sekolah saya terdapat sebuah rumah sakit umum daerah, ketika saya pulang sekolah dan menunggu angkutan umum saya sering melihat beberapa tenaga medis berlalu-lalang di dalam dan luar rumah sakit, saya melihat dari sudut pandang saya bertapa begitu gagahnya seragam yang mereka pakai, dan betapa mulianya pekerjaan mereka. Itu merupakan salah satu hal yang membuat saya semakin yakin untuk mencari informasi tentang sekolah kedokteran.
Perjuangan saya untuk masuk kedokteran bisa dibilang mulai terbilang sangat serius saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, saat itu saya sering sekali mengunjungi perpustakaan untuk mencari info soal perkuliahan. Tak hanya itu saya juga sering mencari informasi melalui buku cetak, internet dan beberapa sumber dari kakak kelas atau guru saya, di sini saya merasa jalan saya untuk masuk fakultas kedokteran mulai terbuka. Saya mendapat banyak sekali informasi tentang soal perkuliahan terutama tentang sekolah kedokteran dan semual hal yang memiliki sangkut paut tentang kedokteran.
Pada awalnya Saya pikir semua perguruan tinggi itu sama ternyata berbeda, ternyata terdapat Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Saya mendapat informasi dari sumber-sumber yang telah saya telaah bahwa masuk perguruan tinggi negeri itu ada 3 jalur. Jalur yang awal pertama kali buka adalah jalur SNMPTN atau yang biasa disebut jalur undangan. Kemudian jalur SBMPTN atau jalur tes tulis dan jalur mandiri yang yang terkenal sangat mahal uang kuliah nya. Hari-hari saya dipenuhi semangat mengingat saat di sekolah, saya dapat mencari informasi tentang sekolah kedokteran di tambah seorang alumni dari sekolah kami telah menempuh pendidikan di fakultas kedokteran melalui jalur SNMPTN di salah satu perguruan tinggi negeri di daerah saya.
Saya berusaha keras untuk mencari kontak kakak kelas saya guna menanyakan seputar tentang jalur masuk kedokteran dan peluang masuk kedokteran. Tak hanya itu saya juga sering mencari informasi lewat internet, alhasil saya juga mendapatkan kontak kakak kelas yang saya maksud, saya berhasil menanyainya tentang hal seputar jalur masuk perguruan tinggi negeri dan itu sama dengan apa yang saya baca di internet dan yang disampaikan oleh guru saya. Entah kenapa Saat itu saya sangat tertarik untuk mengikuti jalur SNMPTN atau yang biasa juga disebut jalur undangan.
Di balik info yang saya ketahui, untuk mengikuti jalur SNMPTN dibutuhkan beberapa kriteria salah satunya harus berprestasi akademik dan harus memiliki nilai raport yang konstan naik dan cenderung tidak turun. Semester 2 saat kelas 10 saya memulai perjuangan saya untuk masuk perguruan tinggi negeri. Saya mulai belajar dengan giat dan belajar dengan bersungguh-sungguh agar nilai raport saya konstan naik dan tidak naik turun, dan saya mulai mengikuti beberapa olimpiade yang kemungkinan sertifikat dari olimpiade tersebut dapat dilampirkan saat mendaftar di jalur SNMPTN.
Saya sempat berpikir untuk mengikuti bimbel di luar sekolah sejak awal, agar lebih mempunyai persiapan lebih matang andaikata saya ditolak jalur SNMPTN dan saya siap mengikuti jalur seleksi berikutnya, namun keadaan ekonomi keluarga kami saat itu tidak mendukung, saya hampir putus sekolah karena tidak bisa membayar uang sekolah, tapi saya tidak menyerah begitu saja. Segala cara dan upaya saya lakukan agar bisa melanjutkan sekolah, saat itu yang saya lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin menjadi siswa terbaik di sekolah saya, hal yang tidak pernah saya sangka sebelum nya.
Saya mendapatkan beasiswa bebas uang sekolah hingga saya lulus dari seorang guru di sekolah saya, perasaan saya di hari itu sangat tidak karuan, ada rasa sedih bercampur haru, yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata kata. Namun di balik beasiswa uang sekolah tersebut saya juga membutuhkan uang untuk keperluan dan tugas sekolah. Saya bekerja menjadi marbot masjid di sekolah saya dengan upah Rp.150.000 perbulan nya.
Rasa lelah sudah tidak berati lagi ketika niat dan tujuan saya sudah bulat di depan mata, saya tidak ingin merepotkan orang tua lagi, berusaha untuk belajar menjadi anak yang mandiri dan tidak membebani orang tua dengan persoalan pendidikan, alhamdulillah sebulan kemudian saya merasakan gaji pertama saya bekerja, gaji yang saya dapat tiap bulannya saya gunakan dengan sebaik mungkin. Saat di sekolah saya juga jarang jajan ke kantin, saya lebih memilih membawa bekal sendiri dari rumah. Uang saku yg orang tua saya berikan saya kumpulkan sedikit demi sedikit untuk membayar ujian masuk perguruan tinggi negri apabila saya tidak di terima melalui jalur SNMPTN, tidak hanya bekerja sebagai marbot, beberapa kali saya pernah di hubungi oleh guru saya untuk datang kerumah nya, terkadang saya mendapat perintah untuk membantunya membereskan gudang di rumah nya, membersihkan halaman nya dari rumput rumput liar.
Bahkan pernah di mintai tolong untuk menjaga suami nya yang di rawat di rumah sakit, di karenakan dua orang anak nya yang masih masih kecil dan tidak mungkin di ajak kerumah sakit untuk merawat suami nya. Terkadang saya di beri upah sebesar Rp.50.000 hingga Rp.70.000 ketika telah selesai membantu nya. Selain itu saya juga memilliki tugas setelah pulang sekolah untuk membantu bapak mengarit rumput untuk hewan ternak kami, dan terkadang saya di minta oleh ibu saya untuk membantu nya mengurusi sepetak sawah yg kami kelolah.
Pada saat menjelang hari raya idul fitri tahun 2021, di hari itu menjadi suatu momen yang sangat mengharukan dalam sejarah hari raya idul fitri dalam kehidupan saya, setiap tahun, tepat, 2 hari menjelang hari raya idul fitri, ibu saya selalu mengajak kami berdua anak nya untuk pergi membeli baju baru untuk hari raya idul fitri dengan uang tabungan selama setahun dari sisa uang belanja ibu saya. Jumlah nya tidak terlalu besar, namun sangat cukup untuk melengkapi hari raya idul fitri di keluarga kami, kakak dan saya hanya mendapat jatah uang sebesar Rp.300.000 per orang untuk membeli baju raya yang kami mau.
Namun di hari itu saya mengatakan kepada ibu bahwa tahun ini saya tidak ikut membeli baju lebaran, dengan sebuah penjelasan bahwa uang yang di maksut akan saya gunakan untuk membeli sebuah buku yang berisi materi dan latihan soal untuk persiapan masuk perguruan tinggi negri yang harga nya waktu itu lumayan cukup mahal karena baru di terbitkan, tidak ada jawaban apa apa dari mulut ibu saya, hanya tetesan air mata yang mengalir membasahi pipi ibu. Melihat betapa begitu antusias anak nya untuk bisa berkuliah di perguruan tinggi negri. Ternyata nominal tersebut masih kurang untuk membeli buku yang saya maksut, harga dari buku tersebut sebesar Rp.365.000. Saat itu saya bingung bagaimana caranya mendapatkan nominal tambahan untuk membeli buku, saya memberanikan diri untuk bercerita kepada bapak saya, respon yang saya dapat sangat lah baik.
Terlihat wajah antusiasme dari bapak yang melihat anak nya ingin berkuliah, dan bapak mengatakan bahwa dirinya akan berupaya untuk mendapatkan nominal tambahan untuk saya membeli buku. Buku yang saya idam idam kan telah berada di genggaman tangan, rasa semangat semakin membara dalam diri saya, kemana pun saya pergi saya selalu membawa buku tersebut, prinsip saya belajar dimana saja dan kapan saja, bahkan ketika pulang sekolah saya selalu belajar di dalam angkutan umum, tak jarang beberapa kali pernah mendapat cibiran dan ejekan dari beberapa orang yang berada dalam satu angkutan umum. Tapi itu semua tidak menyurut kan semangat saya, hal tersebut menjadi sebuah motivasi dan batu loncatan untuk menjadikan diri saya lebih baik lagi dari sebelum nya.
Banyak perubahan besar dalam diri saya selama bekerja menjadi marbot masjid di sekolah, salah satu nya saya lebih disiplin dalam beribadah, dan merasakan ketenangan dalam diri, dan lebih mengandalkan Allah dalam segala hal apa pun. Saya bekerja menjadi marbot sekolah hingga saya duduk di bangku kelas Xll SMA, tepat pada awal semester pertama di kelas XII saya mengundurkan diri dari pekerjaan paruh waktu saya itu, untuk memfokuskan diri dalam belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi negri.
Saya berjuang dengan keras memahami berbagai materi materi yang sangat sulit dan mengerjakan latihan latihan soal, sedikit sekali saya meluangkan waktu untuk beristirahat, saya beranjak tidur pukul 00:00 dan kembali terbangun pukul 03:00 dini hari untuk belajar. Tak jarang saya merasa sangat lelah dan merasa sangat mual karena masuk angin. Tapi saya selalu mengingat bahwa perjalanan saya masih panjang dan saya belum mencapai target yang saya ingin kan. Tidak jarang saya pernah putus asa karena beberapa cobaan dan kegagalan yang saya dapatkan, tapi saya melampiaskan itu semua dengan beribadah dan sujud khusyu kepada sang khalik.
Tiba saat nya hari dimana pendaftaran SNMPTN di buka, alhamdullilah nilai yang saya dapat kan sangat baik hingga saya mendapat peringkat satu eligible di sekolah. Di samping itu saya terus memfokuskan diri untuk persiapan SBMPTN. Saya lebih keras lagi dalam belajar, hampir setiap hari saya pergi ke sekolah, bahkan di hari libur dan di luar jam sekolah sekalipun. Saya berada di sekolah dari pagi hingga petang, untuk memanfaatkan wifi gratis yang di sediakan oleh pihak sekolah, saya sangat merasa terbantu dalam belajar dengan adanya fasilitas tersebut.
Tubuh saya sudah tidak tahan merasakan lelah, dan pada akhir nya saya terbaring lemah merasakan sakit di sekujur tubuh, hinga saya harus di bawa ke klinik untuk di rawat karena saya kekurangan cairan akibat muntah dan diare yg berkepanjangan. Tahap demi tahap telah berlalu hingga tiba waktu nya untuk mengisi jurusan dan memilih universitas idaman di laman LTMPT. Pada awal nya saya berniat memilih fakultas kedokteran Universitas Sumatera utara menjadi pilihan pertama saya, dan fakultas kedokteran Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh menjadi pilihan kedua saya. Namun sempat terjadi suatu masalah yang sangat mengecewakan, dan sangat menyakitkan di dalam hati kecil saya. Hingga pada akhirnya saya sudah berada di tingkat kepasrahan dalam hidup ini. Hingga saya di saran kan untuk mendaftar di fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Awal nya saya merasa sangat ragu untuk mendaftar di fakultas kedokteran tersebut.
Namun setelah saya mendapat wejangan dari pembina pramuka saya, di situ rasa kepercayaraan dalam diri mulai tumbuh kembali, dia mengingat kan bahwa jika sesuatu yg sudah di takdirkan untuk dirimu, kemanapun kamu melangkah takdir tersebut tetap akan mengejar mu, pada akhirnya dengan meminta izin dan doa restu dari orang tua saya memberanikan diri untuk mendaftar di FK UI sebagai pilihan pertama saya dan Teknik kimia USU sebagai pilihan kedua saya.
Sembari menunggu pengumuman SNMPTN, seperti biasa saya terus belajar dan memperkuat doa agar saya di terima di perguruan tinggi negri, saya lebih sibuk lagi dari hari hari biasanya, dengan di banjiri berbagai tugas sekolah mulai dari tugas harian, tugas praktikum dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang cukup lumayan menyita waktu, pikiran dan tenaga. Sampai tiba waktu hari dimana pengumuman SNMPTN akan di buka. Jauh hari sebelum hari pengumuman saya dan beberapa teman teman saya berkomitmen agar dapat melihat hasil pengumuman secara berbarengan di salah satu rumah teman saya sembari mengadakan acara memanggang ayam secara sederhana di depan rumah teman saya.
Pengumuman SNMPTN tepat akan bisa di buka pada tanggal 29 maret 2022 pada pukul 15:00, hingga tiba waktu menununjukkan pukul 14:50, saya bergegas berlari mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat sunnah sebelum membuka hasil pengumuman SNMPTN. Hari itu menjadi hari paling berharga bagi diri saya, saat sholat saya berdoa dengan khusyu nya dan sangat pasrah kepada Allah akan hasil apa pun yang saya dapatkan nanti, saya meminta agar saya dapat menerima hasil pengumuman itu dengan perasaan yang ikhlas, dan tabah.
Tepat setelah selesai melaksanakan sholat dan berdoa tiba waktu nya saya membuka hasil pengumuman SNMPTN, saya mulai memasukkan no pendaftaran, tanggal, bulan dan tahun kelahiran saya sembari melafalkan kalimat kalimat tahmid dan dzikir kepada Allah dengan di liputi perasaan takut, gugup, dan penasaran. Hingga hasil pengumuman SNMPTN telah terbuka di depan mata, perlahan saya baca dan suatu hal yang tidak pernah saya duga sebelum nya saya mendapatkan kalimat ucapaan selamat bahwa saya di terima di fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Sontak saat itu saya menangis bahagia sembari berlari dengan menjerit menghampiri teman teman saya diluar rumah.
Namun sayang, saat saya berlari dan mulai keluar pintu rumah, saya terjatuh, keaadan sudah gelap dan hanya terdengar suara suara teman teman saya yg mencoba menyadarkan saya. Saat itu saya pingsan, dan ketika saya sadar kami berpelukan satu sama lain, menangis dengan penuh haru, suasana pada saat itu pecah dengan penuh tangis haru kebahagiaan. Setelah itu saya langsung pulang untuk memberi kabar kepada orang tua saya. Setibanya di rumah, saya langsung memeluk orang tua saya sembari mengucapkan banyak terimakasih atas doa doa dan pengorbanan mereka selama ini. Suasana dirumah saya pada saat itu sangat haru, tangis haru dan tangis bahagia pecah bersamaan. Moment ini merupakan sebuah moment yang sangat bersejarah dalam keluarga kecil kami.
Dulu sebelum di terima di FK UI saya merupakan pribadi yang cenderung suka bermalas malasan di hari libur, beberapa kali sering menunda-nunda pekerjaan, sering makan makanan cepat saji, dan kurang menjaga pola tidur. Namun setelah saya di terima di FK UI, saya akan berkomitmen terhadap diri saya sendiri bahwa saya perlahan lahan akan memperbaiki itu semua, saya akan berusaha lebih rajin, lebih produktif di hari libur, makan makanan yang sehat, dan mengatur pola tidur saya seteratur mungkin, karena saya sadar hal itu semua akan mempengaruhi diri saya sendiri baik itu saat saya menjadi mahasiswa dan kelak ketika menjadi seorang dokter nanti.
Saya mempunya Harapan kedepannya bahawa secara pribadi saya ingin menjadi mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik mengikuti jejak para alumni FK UI yang telah membanggakan UI dan bangsa Indonesia, dan saya bisa merubah diri saya sendiri menjadi pribadi yang lebih baik lagi, terutama lebih disiplin dan lebih kompeten karena itu semua akan sangat di butuhkan saat saya menjadi seorang dokter nanti, saya juga berharap agar kekompakan di angkataan fk ui 2022 brilian tetap terus terjaga.
Dan terus terjalin hubungan yang baik diantara kami semua, kemudian terus memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama mahkluk hidup, tetap saling terus tolong menolong di antara kita, saling menguatkan diantara satu dengan lain nya, saling memotivasi sesama kita, saling mengahargai dan tidak memandang rendah seseorang dari latar belakang kehidupannya.Dapat saling menasihati dan mengingatkan sesama teman sejawat, dan terus berprestasi kedepan nya agar kita semua dapat menjadi seorang dokter yang dapat menolong orang banyak dan berguna kedepannya.
Menjadi mahasiswa FK UI merupakan suatu hak istimewa, setelah perkuliahan di mulai, saya ingin lebih menekuni dan fokus pada bidang akademik , lebih berani untuk menyampaikan opini dan pendapat, dan saya mulai menyusun rencana untuk jangka pendek selama saya preeklinik salah satunya untuk mengikuti beasiswa pertukaran pelajar, target saya adalah beasiswa IISMA, saya secara pribadi akan terus belajar dengan tekun, giat, dan lebih bersemangat lagi, berjuang dengan keras agar mendapat IP yang memuaskan dan terus mempertahankannya.
Kemudian saya akan berusaha dengan maksimal untuk dapat berbicara bahasa inggris secara fasih dengan cara megikuti khursus atau pelatihan bahasa asing, selain itu saya juga berusaha untuk dapat mengikuti tes TOEFL/IELTS dengan mendapat sekor yang mumpuni guna mempermudah saya dalam proses belajar dan menjadi syarat untuk mengikuti beasiswa pertukaran pelajar.
Ketika saya telah menyelesaikan preklinik dan mulai ke tahap klinik atau saya telah menjadi seorang dokter, saya mempunyai sebuah rencana jangka panjang yang saya harap dapat berguna bagi orang lain, saya ingin menajadi bagian tim bantuan medis yang selalu siap di butuhkan kapan saja, saya juga siap mengabdi di desa terpencil guna menepati janji saya sebagai seorang dokter, dan menjalankan misi kemanusian. Saya juga berencana ingin mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis di desa-desa. Saya juga ingin ikut dalam kegiatan kegiatan bakti sosial, seperti penyuluhan kesehatan secara gratis, khitan masal, dan pengobatan gratis, untuk mewujudkan itu semua di butuhkan ke ahlian dan ilmu yang mumpuni pada bidang nya, maka dari itu saya berusaha untuk belajar lebih keras dan lebih banyak mencari pengalaman dan wawasann yg lebih luas lagi dan mempersiapkan diri secara matang dan siap untuk dapat terwujudnya rencana saya tersebut.
Saat saya telah menjadi seorang dokter, kedepan nya saya sangat berharap agar dimana pun saya berada dapat terus berbuat baik kepada semua masyrakat dan saya bisa terus menolong banyak orang sesuai dengan profesi saya sebagai seorang dokter. Dan menanamkan betapa begitu pentingnya kesehatan, agar masyarakat dapat hidup dengan sehat tanpa beresiko terserang penyakit apapun. saya juga berharap agar saya dapat terus menjaga martabat jabatan kedokteran yang saya pegang dalam hidup saya. Jika suatau saat nanti saya telah memiliki modal yang cukup saya sangat berharap dapat membuka sebuah klinik gratis bagi mereka yang kurang mampu, guna kepentingan pemerataan akses kesehatan yang mewadai. Namun, di balik itu semua saya juga berharap agar tubuh saya tetap selau sehat dan selalu dalam perlindungan Allah SWT. Supaya bisa terus menolong banyak orang dan menebar kebaikan kepada siapapun.
Pesan yang dapat saya berikan untuk adik adik kelas saya yang ingin masuk di FK UI, mulailah semua itu dengan niat yang tulus dari dalam hati, teruslah berjuang hingga kamu sampai di titik yang kamu mau, jangan pernah putus asa atau berkecil hati hanya karena omongan- omongan kurang meng enak kan dari orang lain tentang mu, karena di saat kamu gagal atau terjatuh mereka juga tidak akan mau membantu mu. Belajar menerima keaadan dan jangan pernah merasa minder karena latar belakang mu, setiap orang mempunyai keindahan nya masing masing yang jarang sekali dapat di lihat oleh orang lain. Mulailah untuk belajar sedini mungkin. Kamu juga harus ingat bahwa saingan mu tidak sedikit, ayo berjuang sebagaimana para pejuang mulai berjuang. Selalu tekun dalam beribadah, selalu meminta doa dan restu dari orang tua mu, terutama doa ibumu. Jangan pernah menganggap remeh suatu hal, bisa jadi itu yang akan menjadi penghambat dalam langkah perjalanan mu. Untuk kamu yg muslim jangan pernah tinggal kan sholat mu, selalu ada jalan jika kamu memili untuk menyerahkan semua nya kepada Allah SWTdan berpasrah terhadap-Nya. Selalu ingat bahwa siapa pun berhak jadi apa pun yang di mau, selagi dia masih mau berdoa dan berusaha.
Comments