Narasi Perjuangan - Nazwa Azara Diandra Hidayat
- FKUI 2022
- Aug 15, 2022
- 8 min read
Namaku Nazwa Azara Diandra Hidayat, orang - orang biasa memanggilku Nazwa. Aku adalah salah seorang mahasiswi Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 2022. Sebelum menjadi mahasiswi, aku bersekolah di SMA Islam Al Azhar 2 Jakarta. Setelah seluruh perjuangan-ku, akhirnya pada tanggal 23 Juni 2022 aku resmi lolos menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SBMPTN. Dengan lolosnya aku melalui jalur SBMPTN, aku dinyatakan sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Program S1 Reguler. Namun, tentunya hal ini bukanlah akhir dari perjuangan-ku, melainkan awal dari perjuangan yang sesungguhnya untuk menggapai lebih banyak mimpi-mimpi dan cita-citaku.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jika mendengarnya semua orang tentunya tahu bahwa mendapatkan-nya bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan main-main. Siapa yang tidak bangga menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia? Tentunya semua orang pasti bangga. Seperti yang diketahui banyak orang, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memegang peringkat 1 Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia. Dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dikenal sebagai universitas yang melahirkan dokter-dokter hebat yang dipercaya oleh masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam mencapai sesuatu yang aku inginkan, pastinya membutuhkan perjuangan yang tidak mudah dan membutuhkan komitmen yang kuat. Tentunya tidak mudah untuk memiliki komitmen yang kuat dalam belajar. Dalam mencapai hal tersebut juga membutuhkan dukungan yang sangat besar dari orang-orang terdekat-ku. Seperti dukungan dari keluarga, kerabat, dan guru di sekolah-ku. Aku sangat bersyukur dukungan yang aku dapatkan dari mereka sangat membantuku dalam menggapai mimpiku untuk menjadi mahasiswi FKUI. Meski demikian, tak jarang mereka menanyakan kepadaku, mengapa kedokteran?
Ayahku adalah motivasi pertama-ku, melihat nya mengobati orang lain membuat aku merasa ingin menjadi seperti-nya. Bagi sebagian orang, menjadi dokter hanyalah cita-cita di masa kanak-kanak. Aku pun berpikir menjadi dokter hanyalah cita-cita Nazwa versi kecil. Namun, ternyata cita - cita itu tidak pernah berubah dan aku tetap ingin menjadi dokter. Tugas Nazwa versi sekarang adalah membantu Nazwa versi kecil dalam menggapai cita - citanya, yaitu menjadi dokter. Dan sekarang, aku dinyatakan sebagai calon dokter.
Menurutku, ayahku adalah seorang dokter yang hebat. Dari kecil, aku memanggilnya dengan sebutan Bapak. Bapak adalah seorang dokter konsulen anestesi, tentunya pekerjaan tersebut cukup melelahkan karena mau tidak mau, sebagai seorang dokter konsulen anestesi ayahku harus terus bersedia jika ada panggilan mendadak. Meski demikian, ia tidak pernah mengeluh karena ia tahu ia harus memprioritaskan pasien nya bila pasien tersebut berada dalam keadaan darurat.
Disisi lain, ada ibuku. Aku memanggilnya Mama. Mama adalah seorang ibu yang sangat hebat. Mama adalah orang nomor satu yang sangat menyayangiku, ia akan terus menyemangatiku dan membelaku didepan banyak orang. Mama memiliki pekerjaan tetap, akan tetapi hal yang membuatku sangat kagum adalah ketika Mama sedang sibuk Mama tetap bisa membantuku dalam segala hal. Mama adalah penyemangat nomor satu ku, Mama tidak pernah berhenti meyakinkan aku bahwa aku bisa menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ketika aku tidak percaya diri dan ketika orang - orang meremehkan aku.
Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar, sekolahku mengadakan pemilihan dokter cilik untuk membantu dokter yang bekerja di UKS. Pada saat itu aku sangat bersemangat untuk mengikutinya, dan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa menjadi dokter cilik, dan membantu mengobati teman-teman ku yang sakit. Akhirnya, aku menjadi dokter cilik. Aku sangat bangga saat itu, sama seperti yang aku rasakan sekarang.
Setiap Hari Senin, sekolahku rutin mengadakan upacara dan olahraga pagi. Disitulah kesempatanku untuk membantu teman - teman ku yang sakit. Dokter yang bekerja di UKS pada saat itu mempercayaiku untuk mengoleskan antiseptik di luka temanku dan menutup luka temanku dengan plester. Mulai dari pengalaman tersebut, aku merasa bahwa menjadi dokter adalah hal yang sangat mulia, dan aku merasa bahwa membantu orang lain bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda dan tidak harus selalu dari segi materi.
Di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) cita-citaku tetap tidak berubah. Namun, saat itu aku tidak percaya diri untuk menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena masih banyak hal yang belum terlalu aku pahami. Aku merasa agak tertinggal oleh teman - temanku yang lain. Akan tetapi, berkat dukungan yang diberikan oleh kedua orang tuaku, aku kembali bersemangat untuk belajar walau cukup sulit untuk mengejar berbagai materi pelajaran yang tertinggal. Saat duduk di bangku SMP aku adalah orang yang mudah sekali kehilangan konsentrasi saat belajar. Sudah berbagai cara aku lakukan untuk kembali fokus kepada materi pelajaran dan kepada mimpi dan tujuan awal-ku. Pada akhirnya, setelah berbagai semangat yang diberikan oleh keluarga ku serta kerabat ku aku menentukan pilihanku untuk tetap berusaha memilih kedokteran.
Tiba lah saatnya aku benar - benar harus mengatur diriku sendiri agar bisa membagi waktu dan bisa membedakan kapan aku bisa bersenang - senang dan kapan aku harus belajar. Saat SMA, aku baru benar - benar mengetahui bahwa persaingan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangat ketat, bahkan di dalam sekolahku sendiri. Di kelas 1 dan 2 SMA aku merasa aku terlalu santai dalam belajar sehingga mementingkan kepentingan lain, dan melupakan bahwa prioritasku adalah belajar.
Tidak sedikit pula orang orang meremehkan aku karena mereka melihat ketidakseriusan ku dalam belajar. Kata Mama, aku tidak boleh diam saja kalau diremehkan siapapun, aku harus melakukan sesuatu. Karena kata - kata Mama, aku berusaha agar fokus ku tertuju pada belajar. Aku juga mengikuti bimbel di BTA45 untuk membantuku mengerjakan tugas - tugas dan tryout UTBK. Hal tersebut cukup membantu, namun untuk mengerjakan soal dengan lancar diperlukan konsentrasi yang tinggi dalam mendengarkan penjelasan mengenai materi yang diberikan.
Memilih Fakultas Kedokteran adalah keputusan yang tidak akan bisa diubah oleh siapapun. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk masuk ke Fakultas Kedokteran. Aku mendaftar di berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan fakultas yang aku pilih sudah pasti Fakultas Kedokteran. Aku juga mendaftar melalui jalur mandiri di Universitas Gadjah Mada, namun karena aku adalah anak tunggal, kedua orang tuaku tidak mengizinkan aku untuk menimba ilmu di Yogyakarta. Akan terasa sepi kalau aku belajar disana ucap mereka.
Tibalah saatnya aku duduk di kelas 3 SMA. Pada saat itu aku tidak terpikirkan untuk mengikuti UTBK karena aku berharap pada jalur SNMPTN. Tentunya aku tahu untuk masuk jalur SNMPTN Fakultas Kedokteran itu sangat sulit dengan persaingan yang sangat banyak. Aku mendorong diriku agar nilai rapotku naik dan agar aku bisa mendaftar SNMPTN Fakultas Kedokteran.
Sampai datang waktunya pengumuman siapa yang eligible untuk mendaftar SNMPTN. Sayang sekali ternyata aku tidak terdaftar sebagai salah satu murid yang eligible untuk mengikuti SNMPTN. Jika ditanya apakah aku kecewa? tentu saja aku sangat kecewa. Bahkan untuk mendaftar saja aku tidak eligible, apalagi untuk lolos seleksi? pikirku. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan memilih program studi selain kedokteran. Namun, karena rasa tidak percaya diri ku sangat besar pada saat itu, aku berpikir bagaimana kalau aku mengambil Fashion Design? Itu bukan ide yang buruk, lagipula aku takut kemampuan ku tidak cukup hebat untuk mendaftar kedokteran. Tetapi lagi - lagi aku mengingat apa mimpiku sebenarnya dan bertanya - tanya kepada diri sendiri, apa aku siap untuk menyerah dan berhenti mengejar mimpi besarku? Akhirnya aku bertukar pikiran dengan Mama untuk mendapatkan jawaban nya. Hebatnya, Mama masih yakin bahwa aku bisa dan Mama mambangkitkan semangatku bahwa tidak ada salah nya untuk mencoba. Kalau tidak mencoba, kita tidak pernah tahu kan?
Aku dibantu oleh Mama untuk mencari guru les privat untuk mengajarkan aku soal - soal yang lebih rumit pada pelajaran tertentu. Walaupun aku mengikuti bimbel, aku tetap harus les privat agar aku bisa belajar lebih dalam lagi tentang materi - materi yang belum aku mengerti. Aku juga mencoba untuk daftar kedokteran di Universitas Yarsi, tapi masih berat rasanya karena aku ingin sekali masuk Universitas Indonesia.
Aku ingat semasa aku belajar untuk UTBK, tentu saja pikiran ku saat itu sangat banyak dan mungkin saat itu aku tidak mementingkan kesehatanku karena belajar untuk UTBK. Sejujurnya aku menyesal karena saat aku duduk di kelas 1 dan 2 SMA aku terlalu santai dan tidak berpikir jangka panjang bahwa untuk masuk kedokteran dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk belajar. Bahkan saat di kelas 2 SMA nilai rapotku turun dan kurang memuaskan.
Tiba saatnya hari dimana UTBK dilaksanakan dan aku sudah merasa cukup percaya diri. Aku tidak berharap banyak dengan hasil yang akan datang. Setidaknya aku sudah berusaha semaksimal mungkin, pikirku. Sebelum mulai UTBK aku meminta doa dan restu kedua orang tuaku agar dipermudah dan diperlancar dalam mengerjakan soal - soal UTBK. Semua orang tahu bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan doa orang tua apalagi doa seorang ibu. Aku sangat bersyukur karena Mama tidak pernah berhenti mendoakan aku setiap saat hingga terkadang Mama lupa mendoakan dirinya sendiri. Setelah selesai UTBK rasanya campur aduk, lega, takut, ragu, semuanya jadi satu. Rasanya otakku tidak bisa berhenti memikirkan itu. Apakah ada soal yang jawabannya salah atau apakah ada soal yang jawaban nya belum kuganti? Tetapi mau tidak mau aku harus ikhlas dan menerima apapun hasilnya.
Inilah saat yang ditunggu - tunggu. Ya, pengumuman kelulusan SBMPTN. Saat itu Mama sedang bekerja begitu pula Bapak. Jadi apapun hasilnya nanti aku tidak bisa langsung memberitahu mereka. Tanggal 23 Juni 2022 Pukul 15.05 WIB hasil yang diharapkan benar - benar datang kepadaku. Aku tidak teriak, aku justru diam dan mematung ditempat dan membuka kembali laman pengumuman untuk memastikan bahwa itu benar. Aku percaya bahwa hasil yang aku dapatkan setimpal dengan perjuanganku, dan selain berkat perjuanganku hal itu juga berkat doa kuat kedua orang tuaku terutama Mama. Tidak hanya Mama dan Bapak yang bangga saat itu, bahkan keluarga besarku juga sangat bangga begitu pula teman - temanku dan sahabat - sahabatku. Bangga rasanya disebut sebagai calon dokter oleh mereka, meski kesan nya berlebihan menurutku, karena aku belum mulai mempelajari apa apa. Alhamdulillah, semuanya dilancarkan hingga hari ini. Seperti kata kebanyakan orang, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Aku sadar bahwa dunia kuliah akan sangat jauh berbeda dari dunia SMA. Maka dari itu, aku tau bahwa cara belajar di SMA tidak bisa aku terapkan di dunia kuliah. Maksudku adalah cara belajar yang terlalu santai dan memudahkan segala hal. Aku juga tidak bisa mengumpulkan tugas di akhir waktu dan aku harus lebih bisa mengatur waktuku. Aku membuat komitmen kepada diriku sendiri untuk membedakan mana yang lebih penting dan mana yang tidak terlalu penting. Begitu pula dengan pemikiranku, aku tidak bisa terus mengeluh saat banyak hal yang harus aku lakukan, karena dengan mengeluh malah membuat hal - hal itu tidak selesai.
Aku berharap dengan diberikan kesempatan untuk menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia aku bisa membuahkan prestasi, baik dari segi akademik maupun non akademik yang bisa membanggakan kedua orang tuaku dan keluargaku. Aku juga berharap, di masa preklinik aku dapat berpartisipasi dalam kegiatan non akademik seperti organisasi maupun sukarelawan, dan aku bisa membagi waktu dengan berbagai kegiatan akademik. Harapan lainnya adalah semoga aku dapat menjalin hubungan sosial yang baik dalam lingkungan baru dengan teman - teman baru sehingga kami dapat saling membantu satu sama lain dalam kesulitan apapun.
Untuk merealisasikan hal - hal tersebut aku berusaha dan membuat prinsip kepada diri sendiri untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman - teman satu angkatan dan menerapkan prinsip saling membantu satu sama lain dari segi akademik maupun non akademik. Aku juga menyadari bahwa segala permasalahan pribadi dengan siapapun yang aku harap tidak akan pernah terjadi dapat dipisahkan dari dunia perkuliahan. Karena jika kedua hal tersebut digabungkan, akan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya, sebagai mahasiswa baru pastinya aku memiliki semangat yang tinggi untuk masuk ke dunia perkuliahan. Maka dari itu, selagi semangatku tinggi aku harus mulai menerapkan hal - hal tersebut dari sekarang agar nantinya aku sudah terbiasa melakukan hal - hal positif tersebut di hari - hari yang akan datang. Aku juga berencana untuk menerapkan prinsip dan mengubah cara belajar ku agar nantinya aku mendapatkan kelulusan di waktu yang tepat dan dengan predikat yang sangat membanggakan.
Di masa yang akan datang yaitu masa klinik, aku berencana melatih diriku untuk menjadi dokter yang baik dan mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan pasien yang tentunya memiliki karakter yang berbeda - beda. Hal tersebut tentunya tidak mudah untuk dilakukan. Namun, jika hal tersebut dilakukan dengan niat dan kemauan belajar yang kuat aku yakin aku akan mendapatkan nya. Hal yang tidak kalah penting adalah aku berencana menjalin hubungan baik dengan dokter - dokter yang nantinya akan memberikan aku ilmu yang bermanfaat pada masa klinik sehingga nantinya aku dapat menerapkan ilmu tersebut setelah aku menyandang gelar dokter.
Tujuanku adalah mengabulkan mimpi Nazwa kecil yang sangat ingin menjadi dokter yang hebat. Dan aku juga berharap aku bisa memanfaatkan ilmu ku dan menerapkan ilmu - ilmu tersebut sehingga aku bisa menjadi dokter yang bermanfaat di lingkungan masyarakat dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pesanku kepada adik - adik yang mau menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jangan pernah berhenti belajar dan jangan pernah berhenti berusaha hingga kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, tentunya untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membutuhkan komitmen yang kuat dengan diri sendiri dan belajarlah selagi kamu bisa. Gunakan waktumu dan manfaatkan waktumu dengan baik demi menggapai mimpi - mimpi tinggimu. Dan selalu ingat, bahwa kesuksesan yang kamu dapat bukanlah akhir dari perjuanganmu, justru itu adalah awal dari perjuangan baru yang sesungguhnya. Talk less, do more. Be kind, be brave.
Comments