top of page

Narasi Perjuangan - Nailah Hasna Azzahra

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Melangkah

“Untuk membantu orang? Terlalu luas. Banyak cara untuk membantu orang. Mengapa kamu memilih menjadi dokter?”

“Ya memang itu tujuannya, membantu orang. Membantu orang dalam menjaga kesehatan, serta membantu orang sembuh dari penyakitnya dengan mendiagnosis pasien dengan tepat dan mempertimbangkan berbagai macam terapi pengobatan, mengomunikasikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pilihan kepada pasien, dan menetapkan solusi yang paling efektif. Akan tetapi, yang paling utama adalah memastikan bahwa edukasi tentang kesehatan dan tingkat kesehatan masyarakat sudah merata di Indonesia.”

Jakarta, 16 Oktober 2004, seorang lagi manusia dilahirkan dan menambah satu digit jumlah penduduk di dunia. Manusia itu kemudian diberi nama Nailah Hasna Azzahra dan dipanggil Nailah atau Nai oleh keluarganya. Pada umur 14 tahun lebih sembilan bulan, manusia yang telah melangkah sebagai remaja itu menapakkan kaki di ruang kelas X MIPA F untuk menempuh tiga tahun menuntut ilmu di SMA Negeri 8 Jakarta. Syukur alhamdulillah, berkat dukungan serta doa yang tidak terhingga dari keluarga, para guru, teman-teman, dan orang-orang yang berhati tulus di sekitarnya, saat ini Nailah Hasna Azzahra, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia program reguler, sedang mengetik esai narasi dirinya sendiri untuk memenuhi tugas yang telah diamanahkan kepadanya dan teman-teman seangkatannya. Sedikit cerita, waktu itu Nailah tidak bisa percaya apa yang dia baca di situs web pengumuman hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer, lalu dia memanggil ibundanya untuk membaca apa yang tertera di layar gawai. Setelah sekian detik keheningan, sang ibu memeluk si anak karena beliau sudah memverifikasi bahwa tulisan itu terbaca, “Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2022 di program studi pendidikan dokter Universitas Indonesia.”

“Kau menanyakan pendapatku tentang FK UI? Aku tidak salah tangkap, kan?” Ruangan hening kecuali terdengar ketikan papan ketik laptop. “Jawabanku...”

Tujuanku adalah menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat, sebagai dokter. Aku ingin belajar di sekolah kedokteran, melalui preklinik dan klinik, lulus UKMPPD, melafalkan serta menghayati sumpah dokter, ikut serta dalam PTT dan melanjutkan studi penyakit dalam, alergi, dan imunologi. Di manapun aku belajar, bukan masalah bagiku. Akan tetapi, aku sudah terlanjur jatuh cinta kepada semangat perjuangan para mahasiswa STOVIA yang memperjuangkan nasib pribumi di nusantara. Aku terpukau oleh orang-orang yang disebut dokter yang juga proaktif bertindak nyata di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Aku kagum dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang memiliki sejarah yang kaya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Hatiku juga sudah jatuh pada lingkungan kampus Universitas Indonesia di Depok. Banyak pohon yang menaungi jalanan membuat batinku segar.

Hal-hal itulah yang membuatku bertekad untuk bisa belajar di Universitas Indonesia. Selain itu, bertemu ribuan pikiran yang bhineka di Universitas ini akan bermanfaat untuk memperluas wawasanku dan terus menjadi inspirasiku. Kami dapat bekerja sama dalam mewujudkan mimpi-mimpi untuk memajukan Indonesia dan dunia.

“Aku mendengar cerita beberapa teman seangkatan di Universitas Indonesia saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Indonesia 2022. Walaupun aku hanya mendengar lewat Youtube, aku ikut terharu. Aku jadi merasa perjuanganku bukan apa-apa dibandingkan perjuangan mereka.”

“Kau lupa? Perjuanganmu belum berakhir. Ini barulah awal. Memangnya, bagaimana sih perjuangan yang kamu sebut tidak ada apa-apanya itu?”

“Kalau kamu tertidur di tengah cerita, aku tidak akan kaget.”

Mari mulai saat aku duduk di bangku sekolah dasar, aku menulis bahwa aku ingin menjadi dokter karena aku ingin membantu orang-orang. Kemudian, aku menemukan hal yang aku sukai, yaitu menggambar, membaca, mendengar, menonton, atau memainkan cerita. Saat sekolah menengah pertama, aku pun sempat berpikir untuk menjadi penulis dan pembuat komik. Setelah aku masuk sekolah menengah atas, aku pun ikut ekstrakurikuler Media Siswa dengan tujuan mengembangkan minatku. Ada hal yang aku sadari, ketika aku membaca cerita dan mengenal karakter yang ada di cerita itu, aku lebih mudah tergerak dan termotivasi. Karena aku sudah menyukai karakter itu, aku mempelajari kepribadiannya, latarnya, latar waktu dan tempat cerita jika itu berlatarkan sejarah, cara dia menghadapi rintangan, dan banyak lagi. Aku menyadari bahwa media, seni, dan literatur, dalam bentuk buku, poster, komik, video, film, dan banyak lagi, itu sebagai unsur yang penting untuk mengedukasi masyarakat.

Setelah kelas sepuluh Sekolah Menengah Atas, aku ditampar kenyataan bahwa aku tidak boleh meremehkan betapa ketatnya seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Sejak kelas sebelas, aku mulai mencicil belajar materi yang akan diujikan di Ujian Tulis Berbasis Komputer. Aku tidak mengharapkan aku memenuhi syarat untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri karena nilai raporku hanya sedikit di atas rata-rata. Oleh karena itu, aku mengikuti bimbingan belajar. Dimulai dari memahami konsep dasar, kemudian latihan soal perlahan-lahan dengan melihat catatan. Kemudian aku mencoba jenis-jenis soal yang lain. Disanalah aku menyadari bahwa aku lebih suka mengerjakan soal kimia dan biologi. Aku pun menemukan video-video edukasi tentang ilmu pengetahuan yang seru di berbagai media. Dengan video-video edukasi itu, aku memperluas pemahamanku di bidang biologi, alam, teknologi, anatomi tubuh manusia, dan kesehatan.

Pada akhirnya, aku memilih untuk melangkah di jalannya para dokter. Aku ingin memanfaatkan minat dan kemampuan seni yang aku punya untuk membuat bidang kesehatan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari orang banyak. Aku memiliki visi untuk berkontribusi dalam pemerataan dan peningkatan edukasi kesehatan dan taraf hidup serta kesehatan fisik dan mental masyarakat di Indonesia dan dunia.

“Aku sangat berterima kasih kepada para pencipta konten yang membantuku dalam belajar,” aku berekspresi dramatis, “kamu masih bangun?”

Zzz…”

Wah… Oke lanjut cerita.”

Bagiku, dukungan dan doa dari kedua orang tua, keluarga, para nenek, para kakek, para saudara, para guru, para sahabat seperjuangan, teman-teman yang menemani dari pulau seberang, mereka menempati porsi besar di kisah perjuanganku. Jasa yang tak terhingga dari kedua orang tua dan para guru dalam mendidikku dan memberi dukungan yang tidak terhingga. Sahabat-sahabat yang dengan ikhlas membantuku dalam mempelajari hal-hal yang belum kumengerti. Orang-orang luar biasa yang ada di sisiku walaupun betapa tidak sempurnanya aku. Aku sayang mereka dan berusaha untuk membalas budi.

“Dengan menjadi dokter, aku bisa membantu mereka menjaga kesehatan.”

“Dirimu sendiri sudah menjaga kesehatan?”

Eh, kamu sudah bangun lagi? Iya, aku sudah berusaha.”

Untuk belajar ikut menjaga kesehatan orang lain, aku mulai dari menjaga kesehatan diriku sendiri. Mulai dari menyeimbangkan gizi di pola makanku, di antaranya dengan cara konsumsi sayur dan buah secara konsisten. Aku juga membiasakan diri berolahraga dengan mengendarai sepeda ke kampus. Untuk mengajak orang-orang berpola hidup sehat, aku sendiri harus mencontohkan kebiasaan sehat. Aku pun harus lebih peduli terhadap orang-orang disekitarku, terutama kesehatan mereka agar mereka terhindar dari penyakit.

“Tahukah kamu berapa banyak orang yang mau masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia? Ribuan. Pernahkah terlintas di benakmu, bahwa kamu tidak layak?”

“Tidak perlu berpikir tentang layak atau tidak. Lebih baik aku berpikir apa saja yang bisa aku dan teman-teman seangkatan berikan untuk masyarakat dan mulai bertindak dari sekarang.”

Suatu kebaikan yang mungkin kita anggap kecil, dapat mengubah hidup orang lain. Satu kali kita bertanya dan mengetahui bahwa seseorang sedang tidak baik-baik saja lalu kita membantunya, hal itu mungkin dapat menyelamatkan mereka yang sedang tidak baik-baik saja.

Sekarang, hak menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia datang dengan kewajiban. Kewajiban untuk lebih peka, peduli, dan proaktif membawa inovasi untuk meningkatkan kesehatan dan taraf hidup yang layak di Indonesia dan dunia. Diriku berusaha untuk berubah setiap saat selangkah demi selangkah menjadi lebih proaktif. Aku berkomitmen untuk setiap hari membaca artikel di bidang kesehatan yang mutakhir untuk memperluas wawasan. Kemudian, setidaknya membaca satu berita setiap harinya tentang keadaan masyarakat di daerah-daerah, terutamanya pelosok di Indonesia. Di samping itu, aku akan lebih aktif menyuarakan pentingnya demokrasi, edukasi, dan kesehatan di sosial media, setidaknya seminggu sekali. Aku pun akan aktif di organisasi untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

“Awas kalau kamu melupakan komitmen yang telah kau nyatakan.”

“Aku akan berusaha untuk selalu terapkan komitmen.”

Aku yakin teman-teman seangkatan, baik di angkatan 2022 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maupun di angkatan 2022 Universitas Indonesia, semuanya adalah orang-orang luar biasa dan inspirasional dengan caranya masing-masing dan akan menjadi orang-orang yang lebih hebat, berjasa, dan keren, menjadi pemimpin, pengabdi masyarakat, wirausahawan, inovator, pahlawan, orang yang bermakna penting bagi orang lain, dan banyak lagi kata-kata yang menggambarkan masa depan kalian. Harapanku adalah kita semua dapat bahu-membahu dan bergandengan tangan dengan solidaritas yang kukuh, untuk saling membantu di dalam angkatan maupun di luar angkatan, yaitu saudara-saudari sebangsa kita dan di lingkup internasional. Aku berkeinginan untuk berjalan berdampingan dengan kalian. Semoga aku bisa berlari bersama kalian mengejar asa. Aku harap aku bisa lebih berpikir kritis, lebih berpandangan jauh ke depan, lebih handal mengatur waktu dan prioritas, lebih peka terhadap sekitar, dan berpikir lebih luas dan terbuka. Aku pun berkewajiban untuk berpegang teguh pada komitmen-komitmen diriku sendiri dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2022.

Aku memiliki rencana selama tujuh semester preklinik, secara garis besar, diurutkan dari yang terdekat, yaitu yang pertama, aku menyusun dan menetapkan target-target yang akan kucapai selama preklinik. Yang kedua, aku akan melaksanakan tugas pribadi, serta berperan dalam tugas kelompok, dan angkatan di Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2022. Yang ketiga, aku akan mengikuti dan aktif di organisasi yang sesuai dengan visi dan passionku. Yang keempat, saya akan mengikuti lomba, misalnya lomba poster dan infografis edukatif serta olimpiade kedokteran. Yang kelima, aku akan menjalankan perkuliahan sebagaimana mestinya serta memperluas wawasan dari berbagai sumber yang kredibel. Untuk mencapai target itu, aku akan mengatur waktu dengan lebih efektif dan efisien. Pertama-tama aku harus tidak menunda-nunda pekerjaan. Setiap pagi, aku sisihkan 30 menit untuk membaca informasi penting tentang perkuliahan, membaca berita, dan mencari info lomba. Sisanya, aku atur dengan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada tetapi tetap fleksibel.

Saat masa klinik, saya akan menyisihkan waktu untuk aktif dalam organisasi yang memperjuangkan kesetaraan kesempatan menuntut ilmu serta mengejar cita-cita dan pemerataan kualitas kesehatan di masyarakat. Aku mengusahakannya dengan cara bekerja sama dengan teman-teman sejawat dan teman-teman yang handal di berbagai bidang sehingga kami dapat membuat inovasi dari ide-ide yang kita sumbangkan

Aku prihatin, aku mendapati masih banyak orang-orang percaya hoaks tanpa mencari tahu fakta terlebih dahulu. Misalnya, hoaks tentang Covid-19. Ada beberapa orang yang tidak mau menggunakan masker hanya karena tidak percaya adanya pandemi Covid-19 yang membahayakan nyawa orang-orang, mereka lebih percaya bahwa Covid-19 adalah kebohongan yang diada-adakan para elite. Padahal, memakai masker bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyebaran virus. Sudah ada penelitian di dalam ataupun di luar negeri yang membuktikan pentingnya menggunakan masker, terutama masker yang lebih efektif seperti masker N95, masker KN95, masker bedah, atau setidaknya masker kain tiga lapis.1 Tanpa penggunaan masker, virus SARS-CoV 2 lebih mudah menyebar. Aku berharap, yang pertama, pembangunan di Indonesia semakin merata agar kesejahteraan masyarakat di segala penjuru nusantara meningkat. Hal itu dapat meningkatkan taraf hidup dan kualitas gizi masyarakat. Yang kedua, diharapkan masyarakat lebih familiar dengan dunia kesehatan dan lebih waspada terhadap hoaks. Yang ketiga, aku harap lebih banyak masyarakat yang dengan konsisten menerapkan gaya hidup sehat sehingga jumlah masyarakat yang sakit menurun.

“Apakah ada pesan untuk adik-adik yang ingin menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia?”

Yang pertama, jagalah kesehatan. Makan makanan bergizi seimbang, minum cukup yaitu dua liter per hari, usahakan tidur selama tujuh sampai delapan jam setiap hari, dan healing untuk menjaga kesehatan mental. Mulai dari sekarang, mantapkan tujuan dan motivasi mengapa kalian mau masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jika kita sudah tahu tujuan kita dengan jelas, kita akan mengingatnya ketika kita merasa lelah di tengah jalan. Di saat itulah kita berpikir, “Apakah langkah yang aku ambil sudah tepat?” Ketika kita ingat tujuan kita, kita akan tetap yakin untuk terus melangkah di jalan yang kita pilih. Lelah itu wajar, manusia memang butuh waktu untuk istirahat. Setelah istirahat, terus maju dan jangan berhenti. Jangan lupa, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Aku sarankan bagi kawan-kawan yang ingin berjuang di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri untuk mencicil belajar dari sekarang dan janganlah menunda-nunda. Lebih baik belajar dan latihan soal sedikit-sedikit, setidaknya satu soal setiap hari, yang penting adalah konsistensi. Berlatihlah untuk mengatur waktu dari sekarang. Aku adalah orang yang lebih meyakini kerja cerdas daripada kerja keras. Belajarlah dengan gaya belajar kalian masing-masing yang paling efektif. Aku juga menyarankan kalian untuk mencari teman seperjuangan yang saling mendukung di manapun kalian berada, baik di sekolah, di bimbingan belajar, maupun di internet. Dengan lingkungan pertemanan yang susah senang bersama dan saling peduli, kesehatan mental kalian akan lebih terjaga, kalian juga bisa belajar bersama serta saling berbagi informasi dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan. Aku juga menganjurkan kalian untuk sering-sering meminta orang tua, guru-guru, dan orang-orang di sekitar untuk mendoakan kalian. Selain mendapatkan doa kebaikan, kalian juga akan merasa ada banyak yang mendukung kalian. Selain itu, seperti yang sudah kunyatakan sebelumnya, menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki kewajiban dan tugas berat yang harus diemban karena orang-orang yang berhasil lolos seleksi adalah orang-orang yang memiliki kelebihan. Kelebihan itu sebaiknya dimanfaatkan untuk menciptakan inovasi yang dapat menolong dan bermanfaat bagi orang banyak. Dengan semangat yang kalian miliki, aku yakin kalian dapat menggapai bintang manapun yang ingin kalian capai dan mewujudkan semua impian yang kalian punya.


Referensi:

  1. Atmojo JT, Iswahyuni S, Rejo, Setyorini C, Puspitasary K, Ernawati H. Penggunaan masker dalam pencegahan dan penanganan covid-19: rasionalitas, efektivitas, dan isu terkini. Avicenna J Med. 2020 Oct;3:84-95.

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page