top of page

Narasi Perjuangan - Muhammad Bimo Ramadhan

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Updated: Aug 15, 2022

Sebuah Perjuangan Menjadi Mahasiswa FKUI


Saya Muhammad Bimo Ramadhan dan nama panggilan saya adalah Bimo. Mengenai pendidikan SMA, saya berasal dari SMAS IT Ummul Quro Bogor. Saya merupakan mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Dokter (S1 Reguler), Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, dengan jalur masuk melalui SIMAK UI Tahun 2022.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merupakan jurusan atau fakultas dan kampus yang sangat prestigious dan terbaik di Indonesia menurut QS World University Rankings by Medicine Subject tahun 2022.1 FKUI memiliki tingkat keketatan yang bahkan hanya sekitar satu persen (jalur SIMAK UI 2021),2 dengan kata lain, hanya orang-orang terpilih yang dapat masuk sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.


Keinginan saya untuk memasuki Universitas Indonesia, khususnya Fakultas Kedokteran, muncul saat saya berada di bangku SMA kelas X. Saya memiliki mimpi untuk menjadi seorang dokter yang mampu menginspirasi banyak orang dan berkontribusi bagi bangsa dan negara karena sejak SMA juga, saya memiliki mindset bahwa seluruh hidup dan kegiatan saya harus bernilai manfaat bagi masyarakat. Oleh sebab itu, Universitas Indonesia atau FKUI merupakan wadah yang sangat ideal bagi saya untuk berkembang dan menggapai mimpi saya tersebut. Saya menyadari bahwa menetapkan pilihan terhadap FKUI akan membutuhkan usaha dan doa yang sangat besar sehingga sejak kelas X bahkan sebelum itu, saya telah mendedikasikan seluruh diri saya untuk belajar dan berprestasi secara maksimal.


Seluruh perjuangan bermula saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Sekolah dasar menjadi tombak awal motivasi saya untuk menjadi seseorang yang mampu membahagiakan orang tua dengan terus belajar dan pantang menyerah. Berbagai macam perlombaan, metode sekolah full-day school, hingga tambahan belajar sampai malam, sudah saya “cicipi” untuk memaksimalkan pembelajaran saya. Perjuangan ini pun terus berlanjut hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya. Di tingkat SMP, saya menambah strategi perjuangan saya dengan mengadakan kelas tambahan atau belajar bersama dengan teman bagi mereka yang belum mengerti dengan pelajaran yang telah disampaikan. Walaupun secara rasional tidak dapat menambah wawasan akademik saya, saya pikir metode ini akan menambah skill/pengalaman dan keberkahan bagi ilmu yang saya miliki karena pada hakikatnya orang yang diberi rezeki berupa ilmu oleh Tuhan Yang Maha Esa akan berkewajiban untuk mengajarkannya kepada orang lain. Alhasil, strategi ini sukses dan saya mendapatkan nilai yang cukup tinggi saat Ujian Nasional (UN) di tingkat SMP saat itu.


Tak lama kemudian, masa SMA pun menghampiri saya. Pada mulanya, saya berencana untuk mencoba rezeki melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 dengan memaksimalkan nilai mata pelajaran akademik di SMA. Sejak sebelum memasuki semester I di SMA, saat liburan kenaikan kelas IX SMP menuju X SMA, saya telah mempelajari sebagian materi SMA untuk mempermudah saya dalam memahami materi di hari yang akan datang.


Waktu berjalan dan semester I pun berlalu. Saat semester II, Covid-19 hadir dan awalnya cukup mengganggu aktivitas belajar saya. Meskipun demikian, saya sadar bahwa pembelajaran daring bukan menjadi alasan saya untuk mengurangi intensitas belajar saya. Karenanya, saya terus giat dalam belajar, bahkan saat liburan kenaikan kelas X menuju XI, saya mempelajari sebagian sisa materi yang belum dipelajari dari liburan tahun sebelumnya. Di kelas XI, karena pelaksanaan pembelajaran daring tergolong padat namun singkat, saya menghabiskan waktu luang saya untuk mencari pengalaman dan soft skill dengan mengikuti berbagai macam organisasi. Tidak hanya itu, saya juga mempelajari banyak hal baru dan meraih banyak prestasi dalam bidang akademik. Semua pencapaian tersebut salah satunya saya tujukan untuk meningkatkan peluang saya diterima melalui jalur SNMPTN.


Pada akhirnya, mulai dari semester I sampai V bahkan semester VI, alhamdulillah, saya berhasil mempertahankan diri sebagai siswa dengan ranking pertama paralel angkatan di pemeringkatan untuk SNMPTN 2022.3 Tentu hal tersebut tidak akan pernah bisa saya capai tanpa kerja keras, doa dari orang tua dan guru, serta strategi-strategi cerdik untuk mempertahankan nilai saya, seperti menciptakan hubungan baik dengan seluruh civitas sekolah, bernegosiasi dengan guru, dan meminta tugas tambahan untuk meningkatkan nilai saya yang kurang. Walaupun kelas XII menjadi masa terberat dalam perjuangan akademik saya karena keharusan materi sekolah dalam mengejar ketertinggalan tuntutan kurikulum dan materi UTBK, namun saya bangga karena telah melewati semua hal tersebut.


Memasuki masa pendaftaran SNMPTN 2022, saya sangat antusias dalam mempersiapkan seluruh keperluannya. Saya mendaftar program studi Pendidikan Dokter, namun bukan di Universitas Indonesia, untuk kedua pilihan SNMPTN saya menurut rekomendasi dari guru BK dan pengalaman sekolah dengan universitas tersebut di tahun-tahun sebelumnya. Setelah pendaftaran, banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya pasti lulus jalur SNMPTN bahkan ketika saya merasa bahwa masih ada kecil kemungkinan untuk gagal. Pada akhirnya, perkataan itulah yang membuat rasa sakit saya semakin kuat ketika mengetahui bahwa saya tidak lulus jalur SNMPTN 2022. Yang lebih menyakitkan lagi, saya mendapatkan kabar bahwa peringkat empat ranking paralel angkatan ternyata lulus SNMPTN di program studi dan universitas yang sama dengan yang saya pilih, padahal dia memilih opsi tersebut sebagai pilihan kedua.


Sedih, sakit, dan takut bercampur dalam diri. Semua usaha dan nilai yang telah saya perjuangankan terasa tidak berguna. Namun, saya menyadari bahwa semua itu tidak akan baik jika dibiarkan berlarut hari. Langkah berikutnya, saya mencoba bangkit dari keterpurukan. Orang tua menyuruh saya untuk mengikuti les tambahan karena pada saat itu, saya belum terlalu serius dalam mempersiapkan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) - Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN).


Perjuangan terus berlanjut. Saat itu, pada bulan Ramadhan, saya mengikuti bimbingan belajar yang diselenggarakan oleh sekolah dari pagi sampai siang dan dilanjut dengan les tambahan sampai magrib sambil berpuasa. Semua hal itu saya lakukan setiap hari weekdays dan disambung dengan pelaksanaan try out saat weekend. Mungkin lelah yang saya rasakan menjadi berkali-kali lipat, namun saya yakin bahwa semua itu adalah harga untuk mendapatkan apa yang saya impikan. Mengenai pilihan di SBMPTN, saya memilih FKUI sebagai pilihan pertama karena ingin mendapatkan kampus yang terbaik untuk membalaskan kegagalan saya di SNMPTN.


Hari raya Idul Fitri hampir tiba dan sekolah pun meliburkan pembelajarannya. Momen liburan Idul Fitri memang menjadi momentum yang sangat ideal bagi sebagian besar masyarakat untuk berkumpul dengan keluarga dan bersenang-senang. Namun, bagi saya pribadi, momen tersebut merupakan injury time yang sangat krusial dan sangat menentukan kelulusan SBMPTN setiap orang. Karenanya, mengerjakan latihan soal dan membaca buku materi menjadi “makanan” saya setiap hari liburan. Saya harus membuat target penyelesaian jumlah paket soal per harinya agar seluruh materi yang tertinggal dapat saya kejar. Singkat waktu, liburan pun berakhir dan pembelajaran kembali normal. Seperti biasa, saya harus mengikuti bimbingan belajar dari sekolah dan les tambahan. Di akhir waktu, saya juga menyempatkan diri untuk melakukan strategi yang saat SMP pernah saya lakukan, yakni membuka kelas tambahan atau belajar bersama bagi teman yang membutuhkan. Hal itu saya lakukan untuk menolong teman dan demi kelancaran ujian nantinya.


Tak terasa, hari ujian telah tiba. Siap ataupun tidak, tenang ataupun tegang, saya harus melaksanakan ujian sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dengan harap-harap cemas, saya berpikir bahwa apa pun yang terjadi hari ini maka terjadilah. Hal terpenting bagi saya adalah semua usaha, doa, dan ikhtiar telah saya lakukan secara maksimal. Perihal hasil akhir, biarkan Yang di Atas yang akan menentukannya. Singkat cerita, saya berhasil melewati hari itu dengan cukup baik dan maksimal, walaupun masih ada beberapa soal yang tidak bisa saya kerjakan (memilih jawaban secara asal) bahkan ada yang tidak sempat saya kerjakan. Kalau ditanya soal keyakinan lulus, saya akan menjawab tidak pasti bahkan di bawah kemungkinan lulus di SNMPTN sebelumnya.


Setelah mengambil rehat beberapa hari karena UTBK, saya langsung melanjutkan perjuangan saya dengan belajar atau persiapan ujian mandiri untuk tiga buah PTN di Indonesia. Saya belajar dengan sungguh-sungguh seakan-akan tidak akan lulus SBMPTN sebagai langkah preventif saya menghadapi kemungkinan terburuk. Di lain sisi, saya juga mendapatkan kabar buruk karena ditolak sebanyak dua kali melalui jalur mandiri prestasi dan rapor. Namun, hal tersebut tidak menggoyahkan semangat saya untuk terus belajar.


Waktu terus berjalan, materi dan try out ujian mandiri telah saya ikuti, namun hasilnya masih sangat kurang. Saat itu, saya sangat khawatir dengan hasil pengumuman UTBK sampai-sampai saya berpikir bahwa jika saya tidak lulus, mungkin menjadi seorang mahasiswa kedokteran bukanlah takdir yang baik untuk saya. Namun, Allah masih memberikan kesempatan dengan meluluskan saya di pilihan kedua SBMPTN. Saya merasa sangat bersyukur karena pada saat itu, teman-teman satu kelas di les saya banyak yang bahkan tidak lulus di pilihan kedua dengan notabene kelas saya merupakan kelas level terbaik.


Saya terus bersyukur, tetapi saya juga merasa masih kurang. Saya kira, peristiwa lulusnya saya di pilihan kedua merupakan sebuah kode dari Yang Maha Kuasa yang mengisyaratkan bahwa saya harus berjuang kembali untuk mendapatkan pilihan terbaik saya di FKUI. Karena itu, sambal mempersiapkan berkas registrasi ulang di pilihan kedua, saya melanjutkan persiapan ujian mandiri, walaupun pada akhirnya, hanya ujian SIMAK UI yang saya ikuti dari tiga buah ujian mandiri yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Saya sangat berharap untuk bisa lulus di FKUI karena lokasi kampus pilihan kedua yang sangat jauh dari rumah asal saya, sedangkan saya ingin tetap dekat dengan Ibu saya. Di sisi lain, saya juga tetap melanjutkan strategi membuka kelas atau mengajar untuk persiapan ujian mandiri bagi teman-teman yang membutuhkan, namun dengan intensitas yang lebih tinggi lagi.


Singkat cerita, hari pelaksanaan ujian SIMAK UI telah tiba dan saya melaksanakan ujian tersebut dengan maksimal. Persentase kelulusan yang saya prediksikan sangatlah kecil. Namun, alhamdulillah, Allah menunjukkan kekuasaannya. Pada hari pengumuman, seseorang yang berasal dari angkatan sembilan suatu sekolah yang belum pernah sekali pun tembus FKUI dan dengan nilai try out yang sangat kurang, akhirnya dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Pecah tangis haru saat itu dan akhirnya perjuangan saya pun terbayarkan. Tentunya, beribu syukur saya ungkapkan karena kelulusan ini merupakan suatu rezeki yang tidak semua orang bahkan dengan usaha yang lebih dahsyat dari saya ini mampu mendapatkannya.


Setelah menjadi mahasiswa FKUI, tentu banyak hal yang perlu dibenahi. Sebuah komitmen perubahan perlu dibuat dan dilaksanakan untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang lebih baik lagi. Kebiasaan buruk seperti sering bermalas-malasan atau menunda pekerjaan, belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), dan terlalu banyak bermain games tentu akan saya kurangi bahkan hilangkan demi kelancaran saya berkuliah di FKUI. Harapan selama berkuliah di FKUI, semoga saya dapat menghadapi seluruh tuntutan akademik maupun nonakademik dengan maksimal, lulus cepat dengan predikat cum laude, dan menjadi seorang dokter yang berkompeten sehingga mampu memberikan kontribusi maksimal bagi masyarakat. Selanjutnya, untuk angkatan Brilian, saya berharap semua elemen dapat terus bersama, tangguh dalam menghadapi segala hal, menolong sejawat yang mengalami kesulitan, dan akhirnya mampu unggul dalam segala bidang serta menjadi angkatan terbaik yang dimiliki oleh FKUI.


Dalam jangka pendek, saya berencana untuk menuntaskan dengan baik seluruh tugas/SKS yang berlaku selama preklinik dan mengikuti beberapa organisasi untuk mengembangkan soft skill yang saya miliki. Saya juga akan membuat konten dengan tujuan mengedukasi masyarakat terkait bidang kesehatan. Untuk memanajemen semua hal itu, tentunya saya akan menggunakan skala prioritas dengan penuntasan akademik sebagai prioritas nomor satu dan tidak menunda-nunda pengerjaan tugas/jobdesc agar semua hal itu tidak tertumpuk di akhir waktu sebelum deadline. Mengurangi hobi atau aktivitas yang tidak bermanfaat juga memiliki peran penting dalam realisasi rencana saya ini.


Dalam jangka panjang, saya memiliki rencana untuk mengabdikan diri saya sebagai seorang mahasiswa klinik (bahkan sampai dokter) kepada masyarakat yang membutuhkan. Seorang dokter memang dikenal dengan penghasilannya yang mapan, namun bagi saya pribadi, kemanusiaan adalah di atas segalanya. Jika terdapat pasien sakit dengan kekurangan ekonomi, tentu saya pasti akan tetap menolongnya dengan usaha semaksimal mungkin. Sebagai seorang dokter yang baik, saya akan mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek pelayanan kesehatan secara menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik melalui psiko-sosial-kultural maupun fisik, dan berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat sesuai dengan kewajiban umum pada Kode Edik Kedokteran (KODEKI) pasal 12.3 Saya memiliki mimpi untuk membuat sebuah klinik kesehatan gratis yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar yang kurang mampu untuk menjamin keperluan kesehatannya. Di sisi lain, sebagai seorang dokter, saya juga berkewajiban untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum terkait kesehatan. Saya berharap, dengan adanya fasilitas kesehatan dan program edukasi yang saya sebutkan sebelumnya, seluruh elemen masyarakat dapat saling mendukung untuk memajukan kesehatan lingkungan dan lebih peka terhadap langkah pencegahan maupun penanganan dari penyakit yang berkemungkinan untuk mengancam kesehatan mereka. Karena pada dasarnya, kesuksesan kegiatan kesehatan diawali oleh kesadaran dari diri individu masing-masing.


Menjadi seorang mahasiswa FKUI bukanlah hal yang mudah. Mulai dari perjuangan mempersiapkan berbagai macam jalur masuk, bertahan dan berprestasi selama perkuliahan, hingga nantinya lulus menjadi seorang dokter yang berkompeten, semua itu memerlukan pengorbanan harta, raga, dan linimasa. Satu hal yang terpenting adalah mempersiapkan motivasi kita untuk masuk kuliah kedokteran. Seorang calon dokter yang baik adalah dia yang memiliki keinginan untuk berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat melalui bidang kesehatan, bukan yang hanya memikirkan pekerjaan dokter dalam hal materil atau bahkan hanya sekedar ikut-ikutan teman saja. Pada akhirnya, jika semua usaha telah dilakukan dengan penuh perjuangan, seluruh doa dan ibadah telah dipanjatkan, serta telah tiba waktunya untuk pengumuman, yakinlah bahwa apapun hasilnya merupakan takdir yang terbaik untuk kita. Saya pernah berpikiran bahwa jika saat itu saya tidak lulus di SBMPTN, mungkin kedokteran bukanlah bidang yang akan mengantarkan saya menuju kesuksesan, namun ternyata takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya memang sejalan dengan apa yang saya pikirkan. Untuk teman-teman pejuang FKUI, maksimalkanlah waktu yang ada, tinggalkan kegiatan yang tidak bermanfaat, dan kejarlah mimpimu setinggi-tingginya. Saya tunggu Anda semua di FKUI!


Daftar Pustaka

1. Reguler - SIMAK UI [Internet]. Simak.ui.ac.id. 2022 [cited 2022 Aug 09]. Available from: https://simak.ui.ac.id/reguler.html

2. QS world university rankings for medicine 2022 [Internet]. Top Universities. 2022 [cited 2022 Aug 13]. Available from: https://www.topuniversities.com/university-rankings/university-subject-rankings/2022/medicine

3. Purwadianto A, Soetedjo, Gunawan S, Budiningsih Y, Prawiroharjo P, Firmansyah A. Kode etik kedokteran Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2012: 65 halaman.

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page