Narasi Perjuangan - Mohamad Akbar Syahadatain
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Pelopor SNMPTN FKUI Setelah Empat Tahun Vakum
Halo! Perkenalkan, nama saya Mohamad Akbar Syahadatain, bisa dipanggil Akbar. Saya berasal dari SMAN 1 Pamekasan dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) program reguler melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Saya adalah putra pertama dari pasangan suami istri dengan nama Moh Muzakki dan Titik Aysiyah. Ayah saya merupakan sosok ayah yang sangat tegas dalam pendidikan dan agama, begitu juga dengan ibu saya. Saya lahir pada tanggal 24 November 2004 di salah satu rumah sakit di Malang. Meskipun saya dilahirkan di Malang, saya dibesarkan di suatu pulau yang suhunya lebih panas dari Malang yaitu Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Pamekasan. Orang tua saya asli Madura, entah kenapa saya dilahirkan di Malang. Pada saat saya dilahirkan, seluruh keluarga besar saya sangat senang karena saya merupakan putra pertama di keluarga saya. Keluarga besar saya menyambut hangat kehadiran saya di dunia. Saya mempunyai tiga orang kakak di mana mereka semua berjenis kelamin perempuan.
Bagi saya, FKUI merupakan universitas dengan fakultas kedokteran terbaik dan unggul di Indonesia. Salah satu survei menunjukkan bahwa Universitas Indonesia berada di peringkat 248 di dunia dan menjadi tiga besar universitas terbaik di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, banyak prestasi dan juga capaian FKUI di dalam negeri maupun di luar negeri yang menjadi salah satu bukti bahwa kualitas FKUI merupakan yang terbaik. Dari sisi fasilitas, FKUI mempunyai banyak fasilitas yang lengkap dan bisa digunakan dalam penunjang pembelajaran. Dari sisi uang kuliah tunggal, FKUI menjadi fakultas kedokteran termurah dan terjangkau di Indonesia. Selain itu, banyak alumni dari FKUI yang sukses berkarir di Indonesia bahkan di kancah internasional.
Motivasi saya masuk FKUI adalah karena kakak saya sendiri. Kakak saya merupakan bagian dari FKUI angkatan 2014. Banyak pertanyaan yang saya ajukan kepada kakak saya seperti, “Masuk FKUI sulit gak kak? Terus tugas-tugas di FKUI banyak ya?”. Saat saya dan kakak saya sedang berdua di ruang tamu, kakak saya memberikan banyak motivasi dan pengalaman dia selama menempuh Pendidikan di FKUI. Saya bersyukur mempunyai sosok kakak yang sangat peduli, sabar, dan baik. Dari sosok kakak saya sendiri, saya menjadi lebih termotivasi dan lebih bersemangat untuk berjuang mendapatkan FKUI. Selain itu, motivasi saya masuk FKUI adalah rasa ingin tahu saya yang tinggi tentang FKUI. Saya melihat bahwa profesi dokter merupakan profesi yang mulia, tidak mudah dijalani, dan tidak sembarang orang sanggup menjadi dokter.
Pada saat saya berumur kurang lebih 7 tahun, saya didaftarkan sekolah dasar swasta yang berlokasi di Jalan Brawijaya, lebih tepatnya adalah Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Munawwarah. Ayah saya mendaftarkan saya di sekolah swasta dikarenakan fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut sangat menunjang pembelajaran dan sekolah tersebut merupakan sekolah favorit yang memiliki prestasi sampai tingkat internasional. Akan tetapi, walaupun sekolah swasta prestasi akademis dan nonakademis tidak kalah dengan sekolah negeri. Saat kelas 3 SD, saya sudah mengikuti banyak les dan bimbingan belajar. Akan tetapi, 6 tahun saya bersekolah di SDI Al-Munawwarah, saya tidak pernah mendapatkan rangking tiga besar, saya selalu mendapatkan rangking paling tinggi empat besar. Belum pernah terbayang dalam pikiran saya cita-cita yang harus diusahakan dan diraih di masa depan. Ketika teman-teman atau guru bertanya perihal cita-cita, saya selalu merasa aneh dan kebingungan.
Pada tahun 2017, saya mendaftar ke salah satu Sekolah Menegah Pertama (SMP) favorit di Kabupaten Pamekasan. SMP Negeri 2 Pamekasan, sekolah terbaik dalam pandangan masyarakat Pamekasan adalah tempat di mana saya memilih melanjutkan dari jenjang sebelumnya. Ketika sebelumnya saya SD swasta lalu masuk SMP negeri, banyak hal baru yang memaksa saya untuk beraptasi dengan baik seperti pola belajar, cara bergaul, cara bertingkah laku, dan lain-lain. Saat kelas 7 SMP, saya mulai mengubah pola belajar saya dan lebih banyak belajar untuk mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah dan di tempat bimbingan belajar saya. Ketika pulang dari tempat bimbingan belajar pukul 9 malam, saya selalu menyempatkan untuk mengulang kembali materi dan soal yang telah saya pelajari dan kerjakan. Berkat perubahan pola belajar saya, semester satu sampai dengan semester enam di SMP, saya selalu ada di peringkat satu sampai tiga. Selain itu, saat SMP saya juga memenangkan beberapa perlombaan di bidang akademis seperti juara matematika tingkat nasional.
Saat di semester enam, terdapat ujian sekolah, ujian praktik, dan ujian nasional. Banyak hal yang saya persiapkan untuk menghadapi itu semua, diantaranya adalah bekerja sama dengan teman sekelas, mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, mengikuti bimbingan belajar dari sekolah, mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan ujian sekolah dan ujian nasional, dan mengikuti beberapa tempat bimbingan belajar. Akan tetapi, saat pelaksanaan ujian sekolah hari keempat, guru saya memberikan informasi bahwa sekolah akan diliburkan dua minggu terlebih dahulu dan pelaksanaan ujian sekolah saat itu akan diundur. Bukan tanpa sebab sekolah meliburkan peserta didiknya, melainkan virus Covid-19 sudah masuk di Indonesia. Pada saat itu saya merasa sangat gembira karena saya bisa lebih banyak belajar dan lebih banyak mempersiapkan semua ujian. Dua minggu berlalu, akan tetapi, ada pemberitahuan bahwa pelaksanaan ujian sekolah, ujian praktik, dan ujian nasional akan ditiadakan karena penyebaran virus Covid-19 di kabupaten saya meningkat tajam. Pada saat itu saya kecewa dengan keputusan sekolah saya, semua perjuangan yang saya lakukan untuk mempersiapkan ujian sekolah, ujian praktik, dan ujian nasional terasa sia-sia. Akan tetapi, ibu saya berkata bahwa tidak ada usaha dan ilmu yang sia-sia, suatu saat ilmu itu akan pasti dibutuhkan di masa mendatang. Setelah mendengar perkataan ibu saya, saya langsung kembali merasa semangat.
Waktu berlalu dan saya akan mendaftar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. 15 Juni 2020 saya memutuskan untuk mendaftar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pamekasan melalui jalur prestasi akademis yang telah saya dapatkan di SMP. Sejujurnya saya sangat berharap bisa diterima di jalur ini karena prestasi akademis yang saya dapatkan di SMP adalah prestasi tingkat nasional. Setelah menunggu beberapa hari, alhamdulillah saya resmi menjadi siswa di SMAN 1 Pamekasan melalui jalur prestasi akademis. Alasan saya memilih SMAN 1 Pamekasan sebagai tempat belajar saya karena SMAN 1 Pamekasan merupakan sekolah favorit dan sekolah bergengsi di Madura yang telah banyak memenangkan berbagai perlombaan baik di bidang akademis maupun nonakademis di tingkat nasional sampai tingkat internasional. Selain itu, berdasarkan top 1000 sekolah tahun 2021 nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), SMAN 1 Pamekasan berada diperingkat 330 dan satu-satunya SMA di Madura yang berhasil masuk dalam top 500 sekolah di Indonesia.
Pada tahun ajaran 2020/2021, SMAN 1 Pamekasan untuk pertama kalinya menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS), di mana peserta didik yang mempunyai kecepatan belajar cepat bisa lulus dalam waktu 2 tahun dengan satu semester ditempuh hanya dalam waktu 3-4 bulan. Saat pertama kali mengetahui hal tersebut, saya langsung mencari tahu apa saja persyaratan agar bisa masuk dalam proyeksi peserta didik lulus 2 tahun. Saya langsung mempersiapkan diri lebih awal dengan cara mempelajari setiap materi pelajaran sebelum guru saya menerangkan di kelas, belajar sungguh-sungguh, mengumpulkan tugas lebih awal, mengerjakan ulangan harian dengan nilai minimal 85. Pada Bulan Agustus 2022 guru-guru sekolah saya mulai mengadakan rapat pleno sebanyak tiga sampai lima kali untuk menentukan siapa saja peserta didik kelas 10 yang pantas untuk lulus dalam waktu 2 tahun. Setelah menunggu beberapa minggu, saya mendapatkan surat dari kepala sekolah yang mana perihal suratnya adalah “Sosialisasi Peserta Didik Proyeksi Lulus 2 Tahun”. Ketika pulang dari sekolah, saya langsung memberikan surat itu kepada orang tua saya, betapa bahagianya orang tua saya saat mereka membaca surat itu, ayah dan ibu saya memeluk saya dengan rasa bangga dan bersyukur.
Saat saya mulai menjadi peserta didik proyeksi lulus 2 tahun, berbagai konflik baru bermunculan seperti kondisi mental yang tidak baik, tidur menjadi lebih malam, demotivasi, stres meningkat, dan lain-lain. Saat itu saya baru sadar bahwa menjadi peserta didik proyeksi lulus 2 tahun tidaklah mudah, banyak tugas dan ulangan harian yang diberikan oleh guru pengajar setiap harinya. Melihat kondisi saya yang tidak baik-baik saja, saya mendapat dukungan besar dari keluarga saya dan pengajar bimbingan belajar saya.
Sejalan dengan waktu, guru Bimbingan dan Konseling (BK) saya mulai bertanya tentang rencana dan keinginan saya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Saya bercerita kepada guru BK saya bahwa saya memiliki keinginan untuk melanjutkan di FKUI. Beliau lalu memberikan sedikit gambaran bahwa untuk masuk di FKUI melalui jalur SNMPTN tidak mudah dan kemungkinan diterima sangat kecil. Berdasarkan data guru BK saya, sekolah saya tidak mempunyai alumni yang diterima di FKUI pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2021, itu artinya sudah empat tahun lamanya sekolah saya belum bisa tembus. Meskipun demikian, saya tidak putus asa dan tetap percaya diri karena masih ada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Mandiri (UM). Saya yakin dengan saya belajar sungguh-sungguh, sering mengerjakan dan berlatih soal-soal, mengikuti try out di berbagai aplikasi belajar, saya bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui SBMPTN ataupun UM.
Tiba saatnya saya memasuki semester enam. Meskipun saya mendapatkan kesempatan mengikuti SNMPTN dan saya mendapatkan rangking satu paralel di sekolah, saya sudah tidak berharap akan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Saya merasa tidak akan lulus di jalur SNMPTN. 24 Februari 2022 merupakan tanggal di mana saya melakukan finalisasi SNMPTN, saya memilih FKUI sebagai pilihan pertama dan mengosongi pilihan kedua. Beberapa guru dan teman-teman saya menyarankan agar mengisi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di pilihan kedua. Akan tetapi, saya tetap memperjuangkan jurusan dan universitas yang saya impikan. Setelah melakukan finalisasi, saya terus belajar dan mengerjakan berbagai macam tipe soal di buku yang saya beli. Bahkan, terkadang saya mencoba membuat soal sendiri dengan topik yang sama.
Tanggal 29 Maret 2022 merupakan hari pengumuman SNMPTN. Saya yang sebelumnya tidak berharap, pada hari pengumuman saya sangat berharap bisa diterima melalui jalur SNMPTN. Saya ingin menjadi alumni pertama dari sekolah saya yang diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN setelah empat tahun lamanya. Sebelum pulang sekolah, saya datang ke ruangan bimbingan dan konseling untuk meminta doa dan restu kepada tiga guru BK saya. 30 menit sebelum pengumuman, saya salat asar terlebih dahulu dan meminta doa kepada yang di atas. Setelah itu saya membawa laptop saya ke ruang tamu untuk dibuka bersama orang tua saya, akan tetapi, ibu saya tidak berani mendampingi saya, ibu saya berada di tempat salat mendoakan saya. Ayah saya mendampingi saya ketika saya menulis nomor pendaftaran dan tanggal lahir.
Ketika melihat hasil pengumuman saya, tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN. Pada saat itu saya langsung menangis dan sujud syukur, saya sangat bersyukur bisa diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN. Ayah dan ibu saya langsung memeluk saya dengan tetesan air mata bangga dan terharu. Dua tahun di SMA saya lalui dengan perih dan letih perjuangan agar bisa membuat kedua orang tua saya tersenyum bahagia.
Saya berkomitmen untuk melakukan perubahan setelah saya diterima di FKUI. Saat SMA, saya tidak pernah mengikuti organisasi atau kepanitiaan. Oleh karena itu, setelah saya diterima di FKUI, saya akan mengikuti minimal satu organisasi atau kepanitiaan. Selain itu, saat SMA saya kurang bersosialisasi kepada teman-teman angkatan saya. Oleh karena itu, setelah saya diterima di FKUI, saya akan lebih bersosialisasi kepada teman-teman angkatan saya seperti memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Harapan untuk diri saya sendiri adalah saya berharap bisa terus mewujudkan mimpi-mimpi saya di masa mendatang, meningkatkan sifat menghargai dan sopan santun kepada dosen, kakak tingkat, dan orang lain, meninggalkan sifat buruk yang ada dalam diri saya, terus aktif bertanya dan memberikan respons ketika dosen sedang mengajar, bisa mengatur waktu dengan baik, dan bisa membahagiakan kedua orang tua saya dunia dan akhirat. Lalu, harapan saya untuk FKUI angkatan 2022 adalah saya berharap FKUI angkatan 2022 bisa bekerja sama dengan baik, bisa memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, saling membantu dan menolong, dan menjalin komunikasi atau kolaborasi dengan baik.
Rencana jangka pendek saya selama pre-klinik adalah bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan FKUI, mampu memahami dan menguasai hal-hal dasar mengenai ilmu kedokteran, dan mendapatkan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang bagus. Untuk bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan FKUI, saya harus berani memulai percakapan, ramah dan mudah senyum, dan jangan malu untuk bertanya. Selain itu, untuk mampu memahami dan menguasai hal-hal dasar mengenai ilmu kedokteran, dan mendapatkan nilai IPK yang bagus, saya harus belajar dengan sungguh-sungguh, aktif dan memberikan respons di kelas, dan memperhatikan setiap mata kuliah.
Rencana jangka panjang saya selama klinik atau dokter adalah bisa memberikan kontribusi terbaik saya untuk masyarakat dan lingkungan sekitar, memajukan kesehatan di tempat saya dibesarkan, mengobati pasien saya dengan baik dan benar, dan mendirikan klinik untuk masyarakat yang kurang mampu. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa akses kesehatan di provinsi Jawa Timur lebih mudah dibandingkan rerata keseluruhan provinsi di Indonesia.1 Namun, pulau Madura masih memiliki akses kesehatan yang sedikit sulit. Hal ini dibuktikan dengan tulisan Maryani dkk, bahwa jumlah fasilitas kesehatan masih kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk serta transportasi merupakan faktor utama untuk masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan.
Harapan bagi masyarakat terkait dengan kesehatan terkait dengan rencana jangka panjang adalah dari segi biaya pendidikan kedokteran yang harapannya lebih terjangkau untuk semua kalangan dan pemerataan dokter antara daerah dan kota harus sama besar.
Pesan saya untuk adik kelas yang ingin menjadi bagian dari FKUI teruslah semangat dan berjuang dengan sungguh-sungguh, konsisten dengan komitmen yang dibuat, dan jangan takut untuk gagal karena dari kegagalan kita bisa belajar lebih banyak hal.
Daftar Pustaka
1. Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehat RI. 2018;53(9):1689–99.
2. Maryani H. ( STUDI KASUS DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP , TAHUN 2009 ) ( Health Services at Remote Islands Area in Sumenep District ). Bul Penelit Sist Kesehat. 2013;237–47.
Comments