top of page

Narasi Perjuangan - Mitsalia Budi Ghaniem

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Perjalanan Menuju Lembaran Baru


Perkenalkan, saya Mitsalia Budi Ghaniem, biasa dipanggil Lili. Namun, ada juga keluarga dan teman-teman saya yang memanggil saya Lilia. Sebelum menjadi bagian dari Universitas Indonesia, saya menempuh pendidikan di salah satu sekolah menengah swasta di Bekasi tepatnya di SMAS Korpri Bekasi. Sekarang, saya merupakan mahasiswa baru Pendidikan Dokter S1 Reguler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2022. Warna biru di laman pengumuman SNMPTN pada tanggal 29 Maret 2022 mengantarkan saya ke Universitas Indonesia.


Sejak kecil, setiap menjawab pertanyaan tentang cita-cita, kata ‘Dokter’ tidak pernah tertinggal. Mungkin ini terdengar klise karena hampir seluruh anak-anak di Indonesia pernah menjawab pertanyaan cita-cita dengan kata ‘Dokter’. Namun, entah kenapa sedari kecil saya konsisten menjawab itu dengan percaya diri. Sepertinya, hampir semua orang yang bercita-cita sebagai dokter mendambakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Siapa juga yang tidak pernah memandang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan mata berbinar-binar? Fakultas kedokteran tertua di Indonesia, yang juga sering kali disebut fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Berakreditasi A dan tentu saja FKUI telah melahirkan ribuan alumni yang kompeten yang tersebar baik berkiprah di Indonesia maupun di luar negeri. Oleh karena itu, setiap tahunnya, ribuan orang belajar, berusaha, dan berjuang agar dapat melanjutkan studi di FKUI. Dan saya merupakan salah satu dari orang-orang tersebut. Salah satu siswi yang ingin sekali dapat menimba ilmu di FKUI.


Kenapa selalu menjawab cita-cita dengan jawaban template anak kecil di Indonesia? Apa yang dipikirkan anak perempuan ini? Sebetulnya, saya tidak memiliki satu cerita yang tiba-tiba membuat saya ingin menjadi dokter. Keinginan dan keyakinan itu bertambah pelan-pelan, seiring berjalannya waktu. Tetapi, ada satu kalimat yang saya percaya itu benar adanya dan memotivasi saya untuk menjadi dokter. Dokter adalah pekerjaan yang mulia. Mulia karena pekerjaannya juga bernilai ibadah dan bermanfaat bagi orang banyak dengan cara menolong. Keinginan saya untuk menjadi dokter itu dapat saya wujudkan dengan menimba ilmu di FKUI. Seperti yang sudah saya jelaskan pada paragraf sebelumnya, FKUI melahirkan ribuan dokter yang kompeten dengan dosen-dosen dan tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman. Oleh karenanya, hal ini menjadi motivasi saya untuk masuk dan menimba ilmu di FKUI.


Sekarang, waktunya saya menceritakan perjalanan saya sampai akhirnya menjadi mahasiswi FKUI. Mitsalia kecil, dulu lebih sering dipanggil Lilia, sering sekali menangis di sekolah. Satu cerita yang saya ingat, eyang ibu, sebutan untuk nenek saya, pernah menemani saya di dalam kelas karena saya terus menangis. Walaupun begitu, saya termasuk anak yang berprestasi dan selalu mendapat ranking di sekolah. Saat SD ini juga, saya mulai mengenal dan mencoba mengikuti berbagai perlombaan, seperti story telling, pidato bahasa inggris, serta kompetisi siswa berprestasi. Enam tahun berjalan, akhirnya saya lulus dan Alhamdulillah menjadi lulusan siswi terbaik. Saat SD inilah jawaban ‘Dokter’ di setiap pertanyaan tentang cita-cita mulai muncul.


Melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Bekasi, saya belajar menjadi pribadi yang jauh lebih mandiri. Selain mengikuti pembelajaran akademik, saya juga cukup aktif dengan menjadi ketua di ekstrakulikuler yang saya ikuti. Setengah masa SMP saya dipenuhi kegiatan ekskul dan juga perlombaan.


Mekkah, 2018. “Ya Allah berikanlah petunjuk dan mudahkanlah saya Mitsalia Budi Ghaniem agar dapat menjadi dokter, terimalah saya menjadi mahasiswi di Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri Akreditasi A di Pulau Jawa lewat jalur undangan”. Salah satu kalimat doa yang tertulis di catatan doa 2018 di handphone saya untuk dipanjatkan setiap harinya. Catatan doa yang pada awalnya dibuat agar tidak lupa dipanjatkan di depan rumah Allah, akhirnya menjadi doa rutin saya. Memang betul nama universitas belum berani saya tulis, namun sejak saat itu, kalimat tersebut menjadi salah satu doa rutin saya setiap selesai sholat.


Memasuki tahun terakhir di SMP, kelas 9, saya mengikuti bimbingan belajar untuk membantu saya belajar Ujian Nasional yang akan saya jalani nanti. Dari siang sampai malam bahkan tak jarang dari pagi sampai malam, saya dan teman-teman belajar di tempat tersebut. Mengerjakan soal setiap harinya, mempelajari dan membahas materi.


Lulus dari SMPN 1 Bekasi, saya tidak dapat melanjutkan pendidikan di SMA yang saya inginkan. Nilai Ujian Nasional bukan menjadi satu-satunya tolak ukur pendaftaran SMA negeri pada tahun saya, namun jarak rumah yang menjadi perhitungan utamanya. Akhirnya orangtua saya memutuskan agar saya masuk di SMA swasta yaitu SMAS Korpri Bekasi.


Pada awalnya, saya merasa sulit beradaptasi di sekolah baru saya. Menangis setiap pulang sekolah karena merasa tidak ada bedanya saya belajar dengan tekun atau tidak di tahun terakhir saya SMP. Namun saya tetap mengikuti sekolah dengan baik, belajar dengan tekun agar nilai saya terus meningkat. Seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa belajar itu tidak ada yang sia-sia. Kebiasaan belajar saya yang terbentuk waktu itu juga berguna secara tidak langsung dan tentunya harus yakin jika Allah sudah menyiapkan jalan yang terbaik untuk saya.


Memulai masa SMA dan berusaha untuk beradaptasi, akhirnya saya memutuskan untuk mengisi waktu saya dengan berbagai aktivitas selepas sekolah. Mengikuti les musik kembali, bahasa inggris, serta mengikuti berbagai kegiatan di sekolah. Saya belajar untuk mengubah rasa sedih saya menjadi hal yang positif. Selain itu, untuk pertama kalinya saya mencoba mengikuti KSN Fisika. Pengalaman-pengalaman yang pada akhirnya juga dapat menambah pengetahuan serta relasi saya. Satu pengalaman yang juga masih saya ingat, suatu ketika saya pernah dipanggil oleh seorang guru untuk mengajar di kelasnya. Bagi saya yang baru belajar beberapa bulan di sekolah tersebut, hal itu membuat saya gemetar. Namun setelah dilewati, itu menjadi pengalaman yang menarik.


Setelah berjalan satu semester di SMA, sekolah diadakan online karena adanya covid19. Banyak hal yang saya pelajari dari sistem belajar yang baru, namun ada dua hal utama yang saya dapat, adaptif dan terjadwal. Bagi saya adaptif sangat diperlukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Selain itu, terjadwal karena dengan sistem pembelajaran jarak jauh, kita harus mengikuti jadwal dengan kesadaran kita sendiri. Saya juga sangat berterima kasih karena guru-guru di sekolah saya pun dapat membantu saya semaksimal mungkin saat saya kurang mengerti sehingga saya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selama tiga tahun belajar di tingkat SMA, saya berusaha mempertahankan nilai saya agar terus meningkat dari satu semester ke semester lainnya untuk mendapat grafik naik.


Sampai akhirnya kelas 12 semester 1, tahun terakhir menjalani wajib belajar dua belas tahun bagi semua siswa/i di Indonesia. Saya kembali mengikuti bimbingan belajar untuk membantu saya belajar, kembali berkutat dengan berbagai soal-soal yang nantinya akan mengantarkan saya ke pendidikan lanjutan yang akan saya jalani. Sejujurnya, Universitas Indonesia pada awalnya memang bukan pilihan pertama yang saya inginkan baik pada SNMPTN maupun SBMPTN. Anak perempuan ini terlalu takut untuk memilihnya, berbagai pikiran kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selalu terlintas di kepala. Tetapi di hati kecilnya tetap ada keinginan untuk menimba ilmu di Universitas Indonesia.


Kelas 12 semester 2, mempertimbangkan segala aspek, seperti kualitas FKUI, fasilitas yang baik, dosen-dosen dan tenaga pengajar yang berkompeten. Akhirnya, saya berani memantapkan pilihan pertama saya yaitu FKUI. Saya belajar untuk berani memilihnya, kenapa kita harus menyerah padahal belum mencoba? Universitas Indonesia, sebuah universitas impian banyak orang untuk menimba ilmu. Segala usaha dan doa saya lakukan, begitu juga dengan kedua orangtua saya, yang saya yakin berkat kalimat yang dipanjatkan itu, anak bungsunya sekarang bisa melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Hingga akhirnya tiba saat pengumuman kuota SNMPTN, Alhamdulillah nama saya ada di daftar nama siswa eligible tersebut. Keinginan saya untuk menimba ilmu di FKUI akhirnya saya sampaikan kepada guru BK saya, namun peluang untuk lulus di Fakultas Kedokteran jalur SNMPTN memang tidak besar. Beliau mengingatkan saya jika memang ingin FKUI, maka saya harus tetap belajar dengan giat untuk SBMPTN dan juga SIMAK UI. Saya menerima hal tersebut, jika memang FKUI jalur SNMPTN bukan rezeki saya, maka saya akan mengikhlaskannya.


Setelah mengisi pilihan pertama SNMPTN saya, semakin tidak henti pula memanjatkan doa. Namun, saya kembali fokus belajar dan berlatih soal untuk SBMPTN. Rasa takut dan ragu juga kadang saya rasakan, tetapi keluarga saya selalu menguatkan dan meyakinkan saya kembali. Entah berapa kali saya mengucapkan sholawat sambil memandang foto gedung FKUI dan RIK setiap harinya. Berbagai kebiasaan baik saya jalani dari bangun tengah malam dan lainnya. Jalur langit, kalau sekarang sepertinya banyak yang menyebutnya jalur langit. Saya percaya bahwa itu benar adanya, tetapi harus diingat bahwa kita tetap harus mengiringinya dengan usaha.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi empat kata yang sangat bermakna bagi saya. 29 Maret 2022 pukul 15.00 WIB, tepat saat perjalanan pulang dari acara 40 hari meninggalnya eyang, tiba hasil pengumuman SNMPTN. Setelah mengisi nomor pendaftaran dan tanggal lahir, warna biru dengan tulisan “SELAMAT! ANDA DINYATAKAN LULUS SELEKSI SNMPTN 2022” muncul di layar handphone saya. Gedung RIK dan makara hijau yang selama ini saya lihat lewat layar handphone sambil mengucapkan sholawat, kini menjadi kenyataan. Alhamdulillah.


Dari kebahagiaan saya diterima di FKUI, saya yakin ini baru awal dari perjuangan saya sebagai seorang dokter. Bab baru dalam buku perjalanan hidup saya dan sedang akan mengisi cerita di setiap lembarnya. Dalam mengisi lembaran baru ini, saya berkomitmen akan terus mengembangkan potensi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi pribadi yang lebih aktif, berdisiplin waktu, serta bertanggung jawab dalam berbagai hal. Saya akan berpegang teguh pada komitmen saya, Insya Allah niat mulia saya akan terus menguatkan saya dalam menjalaninya.


Tiga tahun perjalanan saya di SMA, saya menjalaninya dengan berkomitmen pada diri saya sendiri untuk bertanggung jawab terhadap segala tugas yang ada. Perubahan yang saya lakukan sebelum masuk FKUI yaitu saya menjadi lebih rajin belajar dan berdoa. Setelah diterima FKUI, perubahan yang saya rasakan yaitu saya menjadi pribadi yang lebih terbuka dengan teman-teman baru. Selaras dengan hal tersebut, saya berkomitmen untuk menjaga, memperluas, serta memperkuat relasi.


Tentu saja ada harapan-harapan yang saya miliki untuk kedepannya. Harapan utama saya untuk diri saya yaitu dapat menjadi dokter yang berkarakter, berintegritas, dan berkompeten sehingga nantinya saya dapat membantu orang banyak. Menjadi dokter yang juga dapat memberikan kebahagiaan dan kebaikan untuk banyak orang. Walaupun perjalanan untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah, tetapi saya akan terus berusaha. Perjuangan ini bukan hanya akan dilewati oleh saya, tetapi juga teman-teman sejawat. Harapan saya untuk angkatan saya, FKUI 2022, yaitu untuk terus kuat berjuang dan bertekad memenuhi tujuan awal menjadi dokter agar kita dapat menjadi tenaga kesehatan yang selalu terdepan untuk menolong orang banyak. Saya berharap kita semua tidak menyerah menggapai cita-cita mulia ini.


Melanjutkan bab baru dalam hidup saya, saya memiliki rencana baik jangka pendek maupun panjang. Rencana jangka pendek ini yaitu saat memasuki tahap preklinik, saya ingin dapat mudah beradaptasi dengan sistem perkuliahan serta lingkungan baru sehingga dapat menjadi mahasiswi yang aktif baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.


Saya ingin mengembangkan potensi diri saya dengan cara selalu bersikap terbuka untuk berbagai kesempatan pengembangan diri yang ada, baik pengembangan hard skill maupun soft skill. Pengembangan diri ini bisa saya dapatkan dengan mengikuti kegiatan seperti seminar, kepanitiaan, dan organisasi. Selain itu, dengan mengikuti berbagai kegiatan tersebut saya juga dapat menggapai rencana saya lainnya yaitu memperluas dan memperkuat relasi. Terakhir, saya ingin menjalani tahap preklinik ini dengan baik agar dapat membanggakan kedua orangtua saya. Oleh karena itu, saya akan berusaha fokus agar tidak terganggu dengan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat.


Sebagai penyandang mahasiswa baru, sejujurnya menulis tentang rencana jangka panjang saat co-ass membuat saya sedikit bingung karena saya belum tahu secara rinci bagaimana atau apa saja yang akan saya hadapi nantinya. Namun, secara garis besar, saya ingin mendapatkan ilmu serta pengalaman berharga yang dapat menjadi bekal saya nanti saat mengabdi di masyarakat. Saya ingin tahap memperoleh gelar ‘dr.’ yang akan menggantikan gelar ‘S.Ked’ berjalan dengan lancar. Saat sudah menjadi dokter nanti, saya akan terus belajar agar dapat berkontribusi dalam bidang kesehatan di berbagai tempat, baik dikancah internasional maupun nasional hingga daerah-daerah terpencil yang mungkin masih kurang akan kualitas kesehatannya. Untuk rencana jangka panjang, saya masih ingin melihat potensi diri saya untuk memilih bidang apa yang akan saya tekuni saat spesialis nanti. Namun sekarang ini, saya tertarik akan Spesialis Obsteri dan Ginekologi.


Sebagai tenaga kesehatan, saya ingin menjadi salah satu agent of change dalam bidang kesehatan. Mengabdi untuk melayani masyarakat, nantinya saya ingin sekali dapat berperan aktif membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Harapan saya untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat ini dapat didukung oleh masyarakatnya sendiri, misalnya di setiap keluarga dibiasakan untuk berperilaku hidup sehat. Oleh karena itu, harapan saya untuk masyarakat yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan akan kesehatan dan berbagai penyakit di sekitar yang dapat menyerang kita.


Pesan saya untuk para pejuang FK UI, kerahkan segala usaha yang kalian bisa, dekatkan diri ke Sang Pencipta, dan berbuat baiklah kepada siapa saja. Bisa jadi, perbuatan baik itu membuat orang tersebut mendoakan kita dan doa tersebut dapat mengantarkan kita ke impian kita.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page