Narasi Perjuangan - Josh Melvern Arelian
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 9 min read
"Yang membuatku terus berkembang adalah tujuan-tujuan hidupku." - Muhammad Ali. Halo semuanya!! Dalam tulisan ini saya akan menceritakan mengenai hal dan kisah menarik yang telah saya alami secara personal dalam perjuangan panjang saya untuk diterima oleh Universitas Indonesia, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Perkenalkan nama saya Josh Melvern Arelian kerap dipanggil Josh oleh teman-teman semasa sekolah saya. Saya berusia 18 tahun dan berasal dari SMA Kolese Kanisius Jakarta yang terletak di Menteng Jakarta Pusat. Saya diterima Fakultas kedokteran Universtias Indonesia melalui jalur SIMAK KKI 2022.
Saya selalu terpsesona oleh bagaimana makhluk hidup khususnya manusia seperti saya bisa memiliki kinerja dan metabolisme tubuh yang begitu indah dan rumit. Saya selalu bersyukur kepada Tuhan karena Dia bisa menciptakan manusia yang secitra dengan diriNya dengan segala kelebihan yang bisa dimiliki oleh manusia seperti akal budi dan hati nurani. Melihat ketertarikan saya terhadap hal tersebut ditambah dengan tempat lahir dan tanah air saya yaitu Indonesia, saya bertekad dalam membentuk minat saya untuk memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat menggali ilmu saya berikutnya. Saya memilih Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia tentunya karena reputasi FKUI yang sudah dikenal luas di seluruh pelosok Indonesia dan merupakan universitas dengan fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Saya melihat Universitas Indonesia sebagai tujuan saya dan saya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih impian saya sehingga diperlukan banyak sekali usaha yang saya lakukan selama masa pendidikan saya di sekolah. Ditambah dengan lulusan-lulusan FKUI yang bisa menjadi contoh bagi saya yaitu dokter yang menangani berbagai penyakit saya pada saat saya masih anak-anak yang merupakan dokter anak lulusan FKUI yaitu Dr. dr. Hartono gunardi, Sp.A(K). Saya melihat sosok beliau sebagai seseorang yang sangat dihormati karena keramahan, keahlian, dan profesionalismenya dalam pekerjaan. Watak beliau yang sangat ramah dan baik hati untuk menjelaskan berbagai pertanyaan ibu saya mengenai penyakit yang saya derita saat itu merupakan sesuatu yang sangat saya kagumi. Saya termotivasi olehnya untuk melanjutkan pendidikan kuliah di Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia.
Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah sesuatu yang tidak pernah ada di dalam benak saya sebelumnya. Sejak saya sekolah dasar di St. Kristoforus I Jakarta Barat saya belum menentukan ingin jadi apa pada saat saya dewasa tentunya karena saya belum berpikir ke arah sana, tetapi karena kedua orangtua saya adalah wirausahawan, sejak kecil saya selalu berpikir bahwa mungkin suatu saat saya akan menjadi seperti orangtua saya saja. Semasa saya sekolah dasar, saya adalah anak yang aktif dalam berteman dan memiliki banyak teman, tetapi saya belum terlalu fokus dalam belajar sehingga nilai-nilai saya selama sekolah dasar hanya dalam kondisi cukup bagus, lulus dari sekolah dasar saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di Canisius Junior Highschool Jakarta. Untuk masuk ke dalam sekolah yang bisa dibilang cukup bergengsi dan bagus di Jakarta menurut saya adalah perjuangan yang cukup panjang karena saya harus mengambil kursus pelajaran untuk mengerjakan soal tes masuk yang saya belum pernah pelajari di sekolah dasar saya sebelumnya, setelah lulus tes tertulis saya diharuskan untuk tes wawancara juga dan di titik ini saya belum pernah mengalami apa itu tes wawancara dan saya sangat gugup oleh karena itu saya perlu belajar banyak dari berbagai sumber mengenai tata krama wawancara dan cara menjawab yang baik.
Selama bersekolah di SMP Kanisius Jakarta saya masih belum menentukan ingin jadi apa saat sudah besar nanti dan masih memiliki satu tujuan yaitu untuk bisa menjadi seperti orangtua saya dimana mereka adalah wirausahawan yang dermawan. Dimasa sekolah menengah pertama saya tergolong masih sering main dibanding belajar tetapi nilai-nilai saya semasa SMP sudah termasuk baik dan saya merasa cukup puas dengan apa yang sudah saya alami dan capai selama SMP. Lulus dengan nilai UN yang cukup tinggi yaitu di 391 saya dijatuhkan kepada sebuah pilihan untuk memilih melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas. Terdapat dua pilihan yang ada di benak saya saat itu yaitu melanjutkan ke SMA Kanisius atau ke Sekolah Negeri. Saya dapat mendapatkan pilhan kedua itu karena saya mendengar kabar desas desus bahwa jika sekolah di Negeri bisa mendapatkan kesempatan lebih untuk masuk ke dalam Perguruan Tinggi Negeri. Dengan banyak pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk melajutkan pendidikan saya di SMA Kanisius Jakarta. Saya memilih untuk tetap berada di sekolah yang sama karena saya sudah nyaman dengan lingkungannya dan bagaimana cara mereka mendidik karakter seorang pelajar agar bisa menjadi pribadi unggul di masa depan.
Selama bersekolah di SMA Kanisius saya sudah mulai menentukan ingin melanjutkan kuliah di jurusan apa pada saat itu yang masih abu-abu khususnya di kelas 10. Terdapat acara yang disebut dengan Edufair di sekolah asal saya dimana terdapat banyak sekali universitas-universitas negeri, swasta, dan luar negeri yang mempromosikan universitas mereka. Pada saat kelas 10 perhatian saya tertuju kepada jurusan teknik khususnya teknik sipil atau pangan karena pada saat itu saya tertarik dengan presentasi mereka mengenai jurusan tersebut. Masa kelas 10 usai dilanjutkan dengan kelas 11, di kelas 11 saya juga masih galau mengenai jurusan apa yang ingin saya pilih pada saat saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sampai suatu titik dimana saya memutuskan bahwa setelah saya berefleksi diri dan bahwa tujuan saya adalah untuk menjadi seseorang yang dermawan dan ingin membantu orang, maka dari itu saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jurusan kedokteran. Dalam hal kedermawanan ini saya melihat pada sosok dokter yaitu dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV. Dia adalah sosok dokter yang membuat Rumah Sakit Apung dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-Cuma kepada masyarakat di daerah miskin dan terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara reguler.
Perjuangan saya selama masa SMA tidaklah mudah, saya harus mendapatkan nilai semaksimal mungkin agar saya bisa menjadi siswa eligible yang dapat mendaftar Perguruan Tinggi Negeri jalur SNMPTN. Dengan seluruh perjuangan saya belajar dan menempuh ilmu selama sekolah menengah atas akhirnya saya bisa menaikan nilai-nilai saya. Banyak pengorbanan yang harus dibuat dalam rangka membuat nilai-nilai di rapot saya bagus, ada pengorbanan waktu, tenaga, dan kesenangan. Selama masa SMA saya sudah bisa membagi waktu saya dalam banyak hal yaitu belajar, berorganisasi, berdoa, dan refreshing. Saya termasuk siswa yang aktif dalam berorganisasi semasa sama SMA, saya bergabung kedalam PASKIBRA KANISIUS dan menjadi pengurus di dalamnya, lalu saya juga menjadi pengurus dalam berbagai organisasi yaitu Komunitas pencinta dan pembuat film CINEMATOGRAPHY, Canisius Altar Boys Community atau organisasi misdinar, ketua kelas selama 5 tahun berturut-turut sejak SMP, Mimbar Kanisius yang merupakan komunitas diskusi mengenai permasalahan di masyarakat, dan ikut berpartisipasi dalam kepanitiaan acara sekolah seperti perlombaan dan sebagainya. Mengikuti banyak kegiatan di sekolah bukan berarti saya harus mengorbankan nilai-nilai saya tetapi disitulah tantangannya berada, dimana saya harus terus mempertahankan akademik saya disaat saya juga sibuk dalam berorganisasi. Tibalah disaat saya masuk sebagai siswa eligible untuk mendaftar SNMPTN dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa saya termasuk siswa yang bisa mendaftar. Saya mendaftar dengan pilhan pertama FKUI. Setelah menunggu pengumuman yang cukup lama saya membuka hasil penerimaan dan sayang sekali saya belum bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jalur SNMPTN. Saya merasa sedikit kecewa dan sedih tidak diterima ditambah teman-teman semasa SMA saya khususnya mereka yang sangat dekat dengan saya kebanyakan diterima di jurusannya masing-masing dari jalur SNMPTN. Tetapi perjuangan saya tidak berhenti sampai di sana, melihat teman-teman saya yang sudah mendapatkan kuliah melalui jalur SNMPTN saya tidak bisa tinggal diam dan saya harus membuat jalan saya sendiri untuk masuk kedalam PTN yang saya inginkan.
Perjuangan saya dilanjutkan selama kurang lebih 2 bulan untuk belajar UTBK, masa-masa ini adalah masa-masa tersulit bagi saya karena saya harus belajar lebih dan terus-menerus untuk bisa mengerjakan soal UTBK, di saat teman-teman saya sudah banyak yang berlibur karena sudah mendapatkan kuliah dan banyak godaan bagi saya untuk ikut mereka merayakan. Dengan penuh usaha dan perjuangan tibalah hari tes UTBK, saya mendapatkan hari ke-3 dan sudah banyak kabar berterbangan dimana-mana yang mengatakan soalnya susah sekali dan sedikit mustahil lalu juga ada kabar penjoki dimana-mana, tentu saja hal ini membuat saya sedikit gugup untuk mengerjakan tes, tetapi saya beranggapan bahwa apa yang dialami orang lain belum tentu terjadi di saya. Tes pun telah usai, saya berpasrah kepada hasil dan menunggu waktu dengan terus belajar untuk SIMAK karena saya merasa kurang percaya diri dengan hasil yang mungkin tidak memuaskan. Pengumuman SBMPTN pun keluar dan saya masih belum diterima Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya. Saya merasa sedikit tertekan di sini karena desakan orangtua kepada saya untuk segera menyelesaikan masalah perkuliahan dan mendapatkan hasil pasti akan berkuliah dimana. Akhirnya saya mendaftar kebanyak universitas jalur mandiri dengan jurusan yang tetap sama yaitu jurusan kedokteran. Dari banyaknya universitas yang saya daftar mulai dari negeri sampai swasta, akhirnya saya mendapatkan beberapa pengumuman penerimaan dan saya berhasil masuk kedalam beberapa universitas negeri dan swasta yang ada di Indonesia dengan jurusan kedokteran. Saya merasa cukup lega dengan kejelasan bahwa saya akan kuliah, tetapi perjuangan saya belum selesai karena saya masih menginginkan Universtias Indonesia sebagai tempat saya melanjutkan pendidikan. Akhirnya saya menaruh harapan terakhir kepada SIMAK UI. Saya mendaftar kedua tes yaitu SIMAK UI dan SIMAK UI KKI, saya mendownload soal-soal yang ada di web UI dan mulai berlatih mengerjakan soal dari sana. Hari tes pun tiba dan saya sudah tidak gugup karena saya sudah berpasrah kepada apapun hasilnya nanti. Saya kerjakan soal-soalnya mulai dari yang KKI dahulu lalu di hari berikutnya yang kelas reguler. Setelah test saya merasa cukup percaya diri karena pada akhirnya saya bisa mengerjakan soal-soal yang begitu sulitnya ketika saya hadapi pada saat UTBK. Sembari menunggu hasil saya mulai beristirahat dan refreshing sejenak, mulai berpergian bersama teman-teman dan melakukan hobi-hobi saya. Pada saat saya sedang berada di Bali pada saat itu tanggal 5 Juli saya mendapatkan pesan melalui whatsapp bahwa saya lulus seleksi tes dan diminta melanjutkan ke seleksi selanjutnya yaitu test MMPI dan Wawancara (Multiple Mini Interview). Saya sangat senang dengan pesan ini dan sangat bersemangat untuk melakukan test berikutnya. Test wawancara ini diperuntukan untuk kelas internasional karena menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama wawancara. Pada saat hari interview saya sangat percaya diri dengan kemampuan saya untuk berbicara dan menjelaskan karena saya sudah sering mendapatkan pengalaman interview. Dengan penuh semangat dan percaya diri tinggi saya menyelesaikan tes interview dan saya merasa sangat percaya diri karena respon dosen-dosen penguji yang positif. Saatnya menunggu waktu pengumuman yaitu dalam satu minggu. Pada saat hari pengumuman saya tidak berharap banyak karena saya sudah ditolak dua kali oleh FKUI dan mungkin ini akan menjadi yang ketiga, saya membuka pengumuman ini sendiri dan Puji Tuhan saya diterima FKUI dalam kelas internasional. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk menjadi perpanjangan tangannya dalam membantu sesama dan juga bisa diterima di FKUI.
Saya berkomitmen untuk mempertahankan semangat juang yang sama seperti sebelum saya diterima di FKUI. Masuk ke FKUI merupakan perjalanan panjang yang sulit tetapi bagaimana saya bisa survive dan lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan dari FKUI adalah tantangan baru yang lebih sulit dan sangat panjang perjalanannya. Saya dengan sepenuh hati jiwa dan raga akan menjalani masa kuliah dengan serius dan selalu memiliki tujuan jelas untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak hanya secara akademik tetapi juga bersosialisasi serta berorganisasi untuk memperluas pertemanan.
Saya berharap untuk kedepannya saya tidak kehilangan arah ketika memulai kehidupan baru di kampus dan tetap di jalan saya yang sebelumnya dengan tekun dan semangat belajar yang kuat untuk mendapatkan hasil terbaik bagi diri saya sendiri. Bagi angkatan saya berharap bahwa kita semua bisa menjadi satu angkatan yang solid dan saling membantu satu dengan yang lain jika ada yang kesulitan, tidak membeda-bedakan teman dan sedia berteman dengan siapapun. Sebagai pribadi dan angkatan saya harap kita selalu mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yaitu compassion yang berarti kepedulian terhadap sekitar lalu conscience yaitu hati nurani dimana kita bisa menjadi manusia yang berhati nurani dan commitment yaitu komitmen dimana kita sebagai satu angkatan bisa selalu berkomitmen atas apa yang kita ucapkan.
Dalam menjalani masa perkuliahan atau preklinik, saya berencana untuk lulus tepat waktu dan mendapatkan IPK yang memuaskan diawal semester sehingga pada saat saya merasa sangat kesulitan di semester-semester berikutnya saya masih dapat mempertahankan rata-rata IPK saya. Lalu juga selain dari hal akademik saya juga ingin mengembangkan diri saya untuk bersosialisasi dengan berorganisasi secukupnya tetapi bermakna semua, lalu juga selalu mengedepankan kesehatan diri saya dalam hal fisik dan mental karena tentu saja menempuh pendidikan dokter bukanlah hal yang mudah sehingga kesehatan diri saya juga saya sangat perhatikan dengan banyak olahraga sebagai refreshing. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka saya harus berkomitmen untuk selalu mempunyai semangat juang sebagai generasi penerus bangsa yang suatu saat nanti akan menjadi contoh bagi penerus generasi.
Dalam menjalani masa klinikal atau pada saat saya sudah lulus menjadi dokter, saya akan mencari pengalaman dahulu secara langsung menangani pasien dimana pun itu lalu saya akan belajar lebih lanjut lagi ke jenjang spesialis. Untuk mencapai sekolah spesialis saya harus menjadi pribadi yang tekun dan ulet sehingga bisa menyelesaikan segala tugas-tugas saya dengan baik dan saya juga berkomitmen untuk belajar cara berkomunikasi yang baik dengan segala jenis golongan masyarakat sehingga saya dikenal baik.
Saya berharap bahwa masyarakat dapat mengerti bahwa kesehatan merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan setiap manusia, karena tentunya kesehatan adalah hal yang sangat berharga dan mahal harganya. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalimat itu lah yang selalu saya tanamkan dalam diri saya, karena dalam mencegah kita bisa dengan mengubah cara hidup kita untuk hidup lebih sehat mulai dari makanan sampai olahraga rutin.
Untuk adik-adik yang mempunyai keinginan untuk masuk FKUI, belajar lah sekeras mungkin selama masa SMA karena itulah yang nantinya akan menjadi bekal untuk masuk kedalam FKUI, dengan belajar yang giat maka otomatis nilai kalian akan cukup untuk menjadi siswa eligible dan bisa mendaftar SNMPTN, jika kalian gagal dari SNMPTN ingat masih ada jalan lain untuk masuk ke FKUI. Dari kisah saya dapat dipetik hal terpenting yaitu jangan pernah menyerah dan jangan pernah padamkan kobaran api semangat juang seorang anak muda, karena jika bukan anak muda, siapa lagi yang akan meneruskan? “Segala sesuatu yang negatif – tekanan, tantangan – adalah kesempatan bagiku untuk bangkit.” — Kobe Bryant
コメント