top of page

Narasi Perjuangan - Jessica Madeline Aprilia Gautami

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

To know even one life has breathed easier because you have lived. This is to have succeeded.” Kutipan dari Ralph Waldo Emerson tersebut adalah salah satu definisi sukses yang paling membekas di benak saya. Saya yang sempat sangsi mengenai karier dan masa depan saya diingatkan kembali bahwa pada akhirnya, saya ingin bekerja bukan hanya untuk uang, melainkan juga untuk menyebarkan kebajikan dan dampak positif bagi sekitar. Quote tersebut memantapkan saya untuk berusaha mengejar pendidikan di Fakultas Kedokteran, terutama di Universitas Indonesia, melalui perjuangan yang akan saya narasikan berikut ini.


Perkenalkan, nama saya Jessica Madeline Aprilia Gautami. Saya bisa dipanggil Madeline. Saya adalah alumnus SMAS IPEKA Grand Wisata, Kabupaten Bekasi yang diterima sebagai mahasiswi baru program studi Pendidikan Dokter kelas reguler, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, angkatan Brilian 2022 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Merupakan sebuah kebanggaan untuk bisa menjadi bagian dari universitas penyandang QS ranking 248 di dunia, 56 di Asia, dan 1 di Indonesia untuk bidang Kedokteran. Saya selalu memandang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai dream school saya karena merupakan FK terbaik dan tertua di Indonesia. Kualitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sudah tersohor sejak menjadi STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Selain menjadi pilihan terbaik secara kualitas, sebagai FK PTN yang dekat dengan domisili saya di Bekasi, FKUI pun menjadi pilihan terbaik berkaitan dengan kondisi finansial keluarga saya.


Seperti yang sempat saya singgung, motivasi saya memilih FKUI yaitu saya ingin karier yang bukan hanya sebagai pijakan finansial, melainkan terlebih lagi sebagai pijakan spiritual saya untuk menaburkan kebaikan untuk sekitar. Saya percaya semua dokter yang bekerja dengan tulus dan sepenuh hati memiliki unsur yang sama, yaitu contentment (rasa “terisi” oleh kepuasan). Saya ingin merasakan hal tersebut dengan menjadi seorang dokter yang membantu dan melayani setiap pasien secara individu serta turut berpartisipasi meningkatkan taraf hidup komunitas melalui pengetahuan dan pengalaman saya nantinya. Saya percaya sebagai FK terbaik di Indonesia, UI bisa membantu dan mendidik saya untuk mencapai goal tersebut.


Sejak kecil di bangku sekolah dasar, sains selalu menjadi passion dan ketertarikan saya. Bersekolah di SDS IPEKA Grand Wisata, orang tua dan guru saya mendorong saya untuk menuangkan ketertarikan saya tersebut melalui lomba-lomba secara akademis. Di antara lomba-lomba yang saya ikuti, saya mendapatkan Juara Harapan II Lomba OSN Matematika tingkat gugus III Kecamatan Tambun Selatan di kelas 4 dan Juara I Lomba OSN Matematika tingkat Kabupaten Bekasi di kelas 5. Rasa senang dan bangga yang saya rasakan oleh pencapaian akademis menjadikan saya seorang yang ambisius dan fokus belajar.


Saya melanjutkan bangku putih biru di sekolah yang sama, yaitu SMPS IPEKA Grand Wisata. Saya memperoleh beasiswa akademis penuh selama SMP. Di bangku SMP, saya selalu antusias dan penasaran ketika pelajaran IPA. Sering dicap sebagai nerd, saya mulai gemar melihat dunia dari kacamata sains. Saya selalu terpukau dengan bagaimana dan mengapa setiap komponen semesta bisa bekerja. Di SMP, saya juga mengikuti OSN IPA, tetapi tidak lolos untuk mewakili kabupaten di provinsi. Pandangan saya mengenai sains membuat saya memilih peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di SMA.


Kesempatan menerima beasiswa akademis penuh selama bangku putih abu menyebabkan saya menjadi pengabdi IPEKA Grand Wisata dari TK hingga SMA. Ketika saya belajar MIPA di SMA, saya selalu menemukan diri saya takjub dengan kompleksitas fungsi tubuh manusia. Sebanyak 37,2 juta sel tubuh bekerja keras setiap saat untuk menjalankan kerja rumit untuk mengontrol keseimbangan dan memelihara kehidupan individu. Setiap bagian tubuh memungkinkan saya untuk memiliki pikiran, perasaan, tindakan, dan pengalaman hidup.


Ketika saya mulai memikirkan jurusan kuliah di kelas 10 semester 1, saya mendapatkan tiket giveaway Bedah Kampus UI 2019. Di acara tersebut, saya mengunjungi Balairung UI secara langsung dan menyaksikan tokoh-tokoh hebat alumni UI berbicara mengenai pengalaman mereka berkuliah di kampus perjuangan. Ketika sesi booth jurusan, saya langsung jatuh hati kepada prodi Pendidikan Dokter, mengingat jurusan tersebut linear dengan ketertarikan saya di bidang kesehatan dan keinginan saya untuk menebar karma baik melalui pekerjaan saya. Setelah acara tersebut selesai, saya berfoto dengan latar belakang Rektorat, Balairung, dan Danau Kenanga. Pada saat itulah saya memutuskan saya ingin memperjuangkan FKUI.


Saya berusaha mempersiapkan diri saya untuk jalur masuk FKUI reguler: SNMPTN, SBMPTN, dan SIMAK UI. Untuk SNMPTN, saya aktif mengikuti lomba-lomba akademis agar sertifikatnya bisa dicantumkan serta untuk mengasah pola pikir saya menjadi analitis dan kritis. Di antara lomba yang saya ikuti, saya memperoleh Juara I Lomba Kimia Perorangan Tingkat Nasional Pekan Ilmiah Kimia XXVI Universitas Negeri Padang (2021), Medali Perak Olimpiade Kimia Indonesia Tingkat Nasional oleh Indonesia Scientific Society (2021), Juara III Lomba Menulis Artikel Pekan Sejarah UM Metro Lampung (2021), dan Juara III Bidang Sains Matematika Kompetisi Sains Nasional Tingkat Kabupaten (2020). Saya juga mempertahankan nilai saya agar tinggi dan stabil meningkat.


Sembari menunggu pengumuman SNMPTN, sejak kelas 12 awal, saya mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengerjakan UTBK. Saya selalu berusaha memperhatikan dan memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru-guru serta tidak ragu menanyakan kembali soal yang saya tetap tidak paham. Untuk menambah kecakapan saya mengerjakan soal-soal tipikal UTBK, saya membeli buku latihan soal dan rutin mengerjakannya. Saya rajin mengulang materi yang mungkin terlewat atau tidak dimengerti di masa sekolah daring serta mengikuti tryout secara berkala.


Walaupun saya sudah melakukan persiapan SNMPTN, saya tetap disambut kata “semangat” dengan latar belakang merah pada tanggal 29 Maret 2022. Saya berusaha untuk berpikir objektif dengan tidak terlarut pada kekecewaan dan fokus untuk UTBK. Usaha saya mempelajari materi UTBK menjadi dua kali lipat lebih keras ketika sudah ditolak SNMPTN karena rasa khawatir turut berperan di otak saya. Tidak lupa, saya berdoa dan didoakan oleh orang-orang terdekat saya (terutama orang tua).


Setelah hari-H pengerjaan UTBK, saya tetap melanjutkan belajar di bimbel untuk persiapan ujian-ujian mandiri PTN. Saya sudah belajar untuk ujian-ujian mandiri selama kurang lebih tiga minggu hingga di hari pengumuman SBMPTN. Di hari pengumuman, saya sebenarnya tidak terlalu yakin saya akan mendapat “selamat” dari LTMPT karena saya merasa kurang maksimal ketika mengerjakan UTBK, terutama di subtes Fisika dan Matematika Saintek. Namun demikian, Mama saya berkata kepada saya bahwa dia mendapat firasat ketika berdoa bahwa saya diterima di SBMPTN, entah di pilihan pertama atau kedua. Ternyata, feeling mama saya benar terjadi. Saya disambut kode QR dan “selamat” oleh LTMPT ketika membuka pengumuman SBMPTN. Saya merasa sangat senang, bersyukur, dan bangga karena setiap perjuangan dan kesulitan yang saya hadapi untuk memperjuangkan UI terbayar.


Sebelum masuk FKUI, yaitu ketika SMA, saya tidak aktif mengikuti organisasi apa pun dan hanya berfokus akademis. Sekarang, sebagai mahasiswi FKUI, saya bertekad untuk mengubah hal tersebut. Ketika berkuliah di FKUI ke depannya, saya berkomitmen untuk menjadi mahasiswi yang aktif dan unggul secara akademis dan nonakademis. Secara akademis, saya berniat untuk mengikuti pelatihan dan kompetisi untuk melatih hard-skills, diiringi dengan usaha untuk mempertahankan nilai yang memuaskan. Secara nonakademis, saya berniat untuk berpartisipasi dalam organisasi yang sesuai dengan minat saya untuk melatih soft-skills. Menurut saya, komitmen saya realistis untuk dicapai dengan manajemen waktu yang baik dan semangat belajar yang mumpuni.


Harapannya, sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya bisa bertumbuh di masa perkuliahan, baik secara intelektual, sosial, maupun emosional. Saya ingin dibentuk menjadi pribadi yang semakin berkualitas dan kompeten. Saya juga berharap bisa berada di lingkungan pertemanan di angkatan Brilian 2022 yang suportif, konstruktif, positif, dan solid. Adalah suatu rahasia umum bahwa pertemanan angkatan yang demikian sangat penting selama menempuh pendidikan di FK, mengingat durasinya yang tidak singkat dan materinya yang tidak mudah.


Sedari awal, saya sadar bahwa perjalanan menjadi dokter dan mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) dari Konsil Kedokteran Indonesia bukanlah hal yang mudah dan akan semakin menantang seiring berjalannya waktu. Saya juga sudah sering mendengar ungkapan bahwa individu yang ingin menjadi dokter akan membayar mimpi tersebut dengan masa mudanya. Namun demikian, saya percaya menjadi dokter adalah panggilan hidup saya. Saya ingin menjadi bagian dari profesi mulia yang memadukan unsur ilmiah dan hati kemanusiaan.


Saya tidak tahu apa yang akan disingkapkan oleh hari depan kepada saya, tetapi saya teringat bahwa semasa SMA, saya dan beberapa teman sering berbincang mengenai future plans sambil duduk-duduk di selasar kelas ketika jam istirahat. Rencana dan tujuan dapat sedikit meredam kekhawatiran terhadap masa depan serta memfokuskan usaha untuk mewujudkannya. Jujur, saya belum memiliki rencana terperinci untuk masa preklinik dan klinik di FKUI. Akan tetapi, saya sudah terbayang gambaran besarnya.


Selama pendidikan preklinik untuk mengejar gelar Sarjana Kedokteran, saya ingin mengembangkan kualitas dan kemampuan berpikir analitis dengan mengikuti lomba-lomba akademis, terutama yang berhubungan dengan paper dan penelitian. Ketika saya melihat unggahan di akun Instagram BEM IKM FKUI atau akun Instagram angkatan-angkatan FKUI sebelumnya yang memberi selamat kepada seorang atau lebih anggotanya yang berhasil memperoleh pencapaian nasional atau internasional dari lomba berkaitan paper atau penelitian, saya selalu terkagum dan bertanya-tanya apakah saya bisa menjadi seperti demikian. Menurut saya, mengikuti lomba-lomba akan melatih saya untuk menjadi pribadi yang berpikir secara kritis dan evidence-based. Selain itu, atmosfer kompetisi dalam konteks positif bisa memacu saya untuk konsisten belajar dan memperdalam ilmu saya sebagai seorang mahasiswi calon dokter.


Selain itu, saya juga ingin mengembangkan kemampuan bersosialisasi saya dengan memiliki pengalaman memegang jabatan prominen di organisasi IKM FKUI. Adapun organisasi yang saya berniat untuk ikuti dan menjadi bagian di dalamnya yaitu CIMSA UI (Center for Indonesian Medical Students' Activities Universitas Indonesia). Saya tertarik mengikuti CIMSA karena saya merasa program kerja CIMSA sejalan dengan minat saya dan dapat memperluas wawasan saya mengenai bidang medis.


Selama pendidikan klinik (koas), saya ingin menggunakan waktu saya untuk sungguh-sungguh belajar menjadi praktisi klinis bisa berhadapan dengan pasien secara baik dan tepat. Mengingat rencana jangka panjang saya adalah menjadi seorang dokter spesialis, saya ingin benar-benar mencari tahu kira-kira spesialisasi apa yang cocok dengan minat dan kemampuan saya. Selain itu, saya juga ingin memiliki pengalaman sebagai seorang ketua stase. Intinya, saya berharap masa koas dapat mempersiapkan saya untuk memiliki kualitas dan kompetensi yang diharapkan dari seorang dokter.


Saya melihat dokter sebagai pemelajar dan pembelajar seumur hidup yang tangguh, yakni penekun disiplin ilmu perpaduan sains dan kemanusiaan. Oleh karena itu, saya ingin menjadi dokter berkualitas dan berkompeten yang dirinya digerakkan oleh kepedulian, empati, dan welas asih. Saya berharap bisa menjadi dokter memiliki kecintaan untuk terus belajar serta keinginan untuk berdampak secara positif di lingkungan di mana saya ditempatkan. Selain itu, saya juga ingin menjadi seorang pendengar yang baik dan memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep kompleks dengan bahasa sederhana yang akan sangat mendukung dalam proses analisis dan diagnosis penyakit pasien sebagai seorang dokter.


Dalam jangka panjang, saya berharap masyarakat bisa lebih aware mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Dimulai dari hal-hal kecil, seperti menjaga pola makan dan berolahraga, masyarakat bisa mencegah atau setidaknya mengurangi risiko penyakit-penyakit tertentu. Kesadaran penerapan pola hidup sehat dan higienis dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.


Jika saya boleh menitipkan pesan untuk adik-adik kelas yang juga ingin menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya akan merangkumnya melalui dua kata, yaitu usaha dan doa. Berusahalah dengan sungguh-sungguh dengan belajar, mengulang materi, mengerjakan latihan soal, dan mengikuti tryout. Jika memungkinkan, curi start sedari awal kelas 12 agar persiapan lebih matang. Adik-adik sekalian baiknya memahami materi, bukan sekadar menghafalnya saja karena soal-soal UTBK berada di taraf HOTS (Higher Order Thinking Skills). Kemudian, berdoa dan didoakan juga tidak kalah penting. Imbangi usaha dengan berdoa. Tidak bisa dipungkiri bahwa sedikit banyak, terdapat unsur-unsur di luar kendali diri selama pengerjaan UTBK, misalnya topik atau model soal yang didapat. Dekatkanlah diri dengan Yang Mahakuasa karena Tuhan dapat mendekatkan pribadi kepada tujuan masing-masing. Restu, doa, dan dukungan dari orang-orang terdekat (terutama orang tua) juga merupakan komponen yang esensial selama mempersiapkan diri mengikuti seleksi PTN (dalam konteks ini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).


Sebagai kesimpulan, perjuangan saya sampai di titik ini merupakan sebuah humbling experience yang mengingatkan saya untuk tidak sombong dan tidak mudah puas dengan kemampuan saya sekarang karena saya sadar bahwa di atas langit masih ada langit dan seharusnya tidak ada limit tertentu untuk menimba ilmu. Saya paham bahwa saya masih berada di titik awal dari perjalanan panjang saya untuk menjadi seorang dokter. Saya menyadari bahwa di masa depan, ketika saya melihat ke belakang, kata-kata yang tertuang dalam narasi perjuangan ini hanyalah snippet mula-mula dari langkah saya menggapai mimpi dan tujuan saya. Biarlah narasi perjuangan ini menjadi pengingat dan penyemangat pribadi ketika saya kesulitan di masa menempuh pendidikan bahwa mimpi saya seharusnya tidak dipatahkan oleh rintangan di hadapan. Akhir kata, saya penasaran ke mana hidup akan membawa saya dari titik ini ke depannya dan saya siap untuk mencari tahu.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page