Narasi Perjuangan - Jeconia Aurelia Kartika
- FKUI 2022
- Aug 15, 2022
- 8 min read
Perjuangan yang Sulit Menuju Mimpi yang Rumit
Halo, teman-teman semua! Perkenalkan, nama saya adalah Jeconia Aurelia Kartika mahasiswi baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nama panggilan saya ketika di luar lingkungan rumah yaitu “Jeco” dan “Tika” ketika di lingkungan rumah. Saya berasal dari salah satu SMA swasta di Jakarta yaitu SMA Islam Al Azhar 2 Pejaten. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada tanggal 29 Maret 2022 lalu, saya diberikan kepercayaan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang biasa disingkat FKUI. Saya masuk program reguler melalui jalur SNMPTN. Pastinya hal ini merupakan salah satu berkah tak terduga yang saya dan keluarga saya dapatkan. Berbicara tentang keluarga, saya datang dari keluarga yang sederhana. Saya tidak memiliki latar belakang keluarga dokter, bahkan mungkin saya adalah cucu, anak, ponakan, Kaka, dan adik pertama dalam keluarga saya yang mau dan bisa masuk menjadi bagian dari FKUI.Bagi saya FKUI merupakan salah satu fakultas di Universitas Indonesia yang sangat bergengsi. Saya sangat takjub dan bangga setiap kali melihat para lulusan FKUI, sedari kecil saya selalu ingin menjadi seperti mereka. Banyak opini di luar sana yang mengatakan bahwa untuk masuk menjadi salah satu mahasiswa FKUI perlu melalui perjuangan yang sangat berat. Motivasi utama saya masuk FKUI adalah untuk mencapai cita-cita saya sejak kecil. Saya ingin menunjukkan bahwa, apabila kita memiliki tekat yang kuat dan mau berusaha dengan gigih maka apapun keinginan kita pasti bisa tercapai. Selain itu saya juga ingin menunjukkan bahwa kepintaran, kecerdasan, dan keberhasilan orang tidak dapat dinilai dari di mana dia sekolah dan bagaimana nilai dia ketiga sekolah dari jenjang SD hingga SMA.
Jika melihat kebelakang bagaimana perjuangan saya sampai bisa menjadi mahasiswa FKUI, saya sangat bersyukur karena saya mampu melewati semua rintangan sampai saya bisa ada di titik ini. Saya pun masih tidak menyangka bisa menjadi bagian dari FKUI di tahun 2022 ini, karena saya tahu bahwa masih banyak orang-orang di luar saya yang ingin masuk ke FKUI dengan nilai yang lebih bagus dan prestasi yang jauh lebih banyak daripada saya. Hal itu juga tidak luput dari hasil perjuangan saya selama berajar dari jenjang SD hingga SMA. Semuanya dimulai ketika saya berumur lima tahun. Saat itu saya mendaftar untuk masuk Sekolah Dasar, yang di mana pada saat itu untuk masuk SD menggunakan sistem seleksi. Sistem seleksi yang dimaksud meliputi mengancingkan kemeja, mengikat tali sepatu, mewarnai, dll. Dan pada saat itu saya merupakan salah satu calon peserta didik yang bisa melalui serangkaian seleksi tersebut dengan baik, sehingga saya bisa masuk menjadi siswa di SDN Rawajati 08 Pagi. Ketika kelas 1 dan 2 SD saya mendapatkan nilai yang bagus sehingga saya bisa masuk dalam ranking lima besar di kelas saya. Lalu, mulai kelas 3 SD nilai saya menurun. Hingga puncaknya ketika kelas 5 SD nilai saya tidak kunjung membaik, yang membuat orang tua saya memutuskan untuk mendaftarkan saya les seluruh mata pelajaran. Hari-hari yang saya lalui dari kelas 5 sampai kelas 6 SD dipenuhi dengan kegiatan di luar rumah, mulai dari pagi hingga siang saya menghabiskan waktu di sekolah lalu dilanjutkan dengan les dari siang sampai sore. Ketika kelas 6 SD kegiatan saya ditambah dengan Pendalaman Materi (PM) yang diadakan oleh sekolah dan wajib diikuti oleh seluruh murid kelas 6. Namun, perjuangan saya saat itu tidaklah sia-sia karena dengan les tersebut ternyata nilai saya bisa membaik dari sebelumnya. Di awal kelas 5 SD saya di nyatakan memiliki masalah penglihatan yang mengharuskan saya menggunakan kacamata. Hal itu yang membuat cita-cita awal saya untuk menjadi seorang polisi wanita harus sirna dan disaat itu pula saya berubah haluan untuk menjadi seorang dokter.
Pada tahun 2017, walaupun Nilai Ebtanas Murni (NEM) saya tidak terlalu tinggi namun,saya bisa masuk SMP favorit yang saya inginkan melalui jalur lokal. Diawal pembelajaran kelas 7 nilai saya tidak terlalu bagus dikarenakan belum bisa beradaptasi dengan lingkungan di SMP yang sangat berbeda dengan di lingkungan SD. Di saat itu pula kami siswa SMP Negeri 41 Jakarta di haruskan untuk memilih dan mengikuti minimal 1 ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang saya pilih pada saat itu adalah drumband. Awalnya saya memilih drumband hanya karena saya suka melihat penampilan dari drumband di SMP saya tersebut, tetapi saat saya sudah tergabung menjadi anggota drumband hal itu sangat menyenangkan dan saya bisa meraih banyak prestasi. Prestasi yang saya dapatkan mulai dari tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Prestasi tersebut meliputi Juara 1 JungleLand March Battle pada tahun 2019, Juara 1 Batavia Marching Band Competition pada tahun 2019, dan Juara harapan 1 Grand Prix Junior Band pada tahun 2019. Pastinya prestasi-prestasi yang saya dapatkan tersebut tidak lepas dari perjuangan latihan yang cukup berat. Selain ikut serta dalam ekstrakurikuler Drumband, saya juga sempat ikut tergabung kedalam struktur kepanitiaan Pentas Seni (PenSi) tahunan sekolah. Saat itu saya tergabung dalam seksi dana atau yang kita ketahui pekerjaannya sebagai pencari dana dari sponsor maupun donatur. Dua tahun berturut-turut saya tergabung ke dalam struktur kepanitiaan acara tersebut dan banyak orang awam serta penonton yang sangat mengapresiasi PenSi meriah yang kami adakan. Meskipun banyak prestasi non-akademik yang saya raih hal itu lantas tidak sebanding dengan prestasi akademik saya. Karena hal inilah yang membuat saya kembali menjalani hari-hari saya yang di penuhi dengan les tambahan di luar sekolah untuk seluruh mata pelajaran. Mulai dari pertengahan SMP saya sudah dipadatkan dengan kegiatan persiapan ujian kelulusan yaitu meliputi Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN), bahkan sampai hari Sabtu dan Minggu pun waktu saya terpakai untuk kegiatan itu tersebut. Namun, diakhir masa SMP saya ternyata muncullah pandemi Covid-19, hal ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghapus Ujian Nasional (UN) yang sekarang diganti menjadi Asesmen Nasional (AN) dan menjadikan umur sebagai salah satu aspek seleksi masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Pada awalnya saya mendaftar melalui jalur prestasi dengan melampirkan seluruh sertifikat yang telah saya raih semasa SMP, tetapi ternyata masih banyak peserta seleksi yang memiliki prestasi lebih tinggi dari saya. Dan dikarenakan umur saya saat itu masih di bawah umur peserta seleksi yang lain dan nilai rapor saya yang tidak begitu bagus, maka saya tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan saya selanjutnya di sekolah negeri. Saya sempat merasa sedikit kecewa, sedih, bahkan pasrah dengan keadaan yang saya terima saat itu. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk daftar ke sekolah swasta yang cukup terkenal di lingkungan saya yaitu SMA Islam Al Azhar 2 Pejaten.
Awalnya saya merasa takut dengan lingkungan yang baru, malu dan tidak ikhlas karena tidak di terima di sekolah negeri yang saya inginkan, tetapi setelah berjalan setengah semester saya mengetahui bahwa di sekolah saya ada program akselerasi atau yang biasa disebut “aksel”. Saat itu saya merasa tertarik untuk ikut program tersebut dan ternyata nilai rata-rata rapor saya pun mencukupi syarat rata-rata nilai yang harus di lampirkan. Setelah melewati seleksi rata-rata rapor saya masih harus menjalani seleksi psikotes, saya menjalani psikotes dua kali karena pada tes yang pertama ada beberapa data yang mungkin kurang valid bagi pihak penyelenggara. Saya harus menjalani psikotes kedua di daerah Bogor yang di mana itu cukup jauh dari rumah saya, namun perjuangan itu tidak sia-sia karena saya bisa menjadi salah satu murid aksel di SMA Islam Al Azhar 2 Pejaten. Selama 1,5 tahun saya menjalani sekolah sebagai siswi aksel, saya merasa sangat lelah karena banyaknya tugas, padatnya waktu, serta banyaknya materi yang harus dikejar. Disaat teman-teman seumuran saya yang berada di kelas reguler setiap hari selesai belajar jam 12 siang, tetapi saya dan teman-teman saya di kelas aksel harus lanjut belajar sampai jam 3 sore. Di akhir kelas 12 pun kegiatan kami ditambah dengan adanya Pemdalaman Materi (PM) baik untuk persiapan Ujian Sekolah (US) maupun persiapan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK). Bahkan saat SMA saya sampai tidak memiliki teman dekat satupun karena padatnya kegiatan yang harus saya jalankan.
Saya dan teman-teman akselerasi saya selalu dituntut untuk mencapai nilai yang tinggi di setiap tugas dan ujian yang diberikan oleh guru-guru kami. Hal itu terjadi karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kami lebih tinggi dibandingkan murid reguler dan kami juga mendapat prioritas sebagai siswa yang dapat ikut mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN. Jalur SNMPTN sendiri merupakan salah satu jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang menggunakan nilai rapor jadi nilai rapor kita harus meningkat setiap semesternya atau minimal stabil dan tidak menurun. Hingga di akhir kelas 12 saya menjalankan bimbingan konseling untuk menghadapi pendaftaran masuk perguruan tinggi. Selama menjalani masa bimbingan konseling banyak sekali adanya masukan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di luar pulau Jawa, menanyakan keyakinan saya untuk masuk FKUI, dan meragukan saya apakah bisa masuk menjadi salah satu mahasiswa FKUI. Namun, karena saya memiliki niat yang kuat dan tekat yang bulat, saya tetap pada pendirian saya yang di mana saya ingin berusaha keras untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Selain ingin masuk ke FKUI saya juga memiliki beberapa alternatif antara lain, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Dan pada akhirnya di tanggal 29 Maret 2022 tepatnya pukul 3 sore saya mendapat kabar yang sangat membahagiakan, yaitu saya di terima di FKUI melalui jalur SNMPTN. Saya merasa bersyukur karena disaat teman-teman seperjuangan saya masih harus belajar untuk mengikuti jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang selanjutnya, saya sudah libur dan merasa sedikit lebih tenang. Walaupun saya sudah diterima di perguruan tinggi yang saya inginkan tetapi saya belum lulus dari SMA, karena sekolah saya baru melangsungkan upacara kelulusan pada tanggal 26 Mei 2022. Namun, perjuangan saya belum selesai sampai di sini. Karena ini baru awalan dari perjuangan-perjuangan selanjutnya.
Dengan diterimanya saya di FKUI saya berkomitmen akan meningkatkan kualitas diri saya dan akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya yang semasa SD sampai SMP sering menunda untuk mengerjakan segala sesuatu, akan berusaha agar tidak menunda untuk mengerjakan segala sesuatu terutama dalam mengerjakan setiap tugas yang nantinya akan diberikan oleh dosen. Saya berjanji akan berusaha sebisa saya untuk mengatur waktu sebaik mungkin dan memperbaiki pola hidup dan waktu tidur saya. Dan saya berkomitmen untuk selalu mematuhi seluruh peraturan yang ada baik di lingkungan FKUI maupun lingkungan keseluruhan UI. Harapan saya untuk diri saya sendiri semoga saya dapat menjalankan hari-hari sebagai mahasiswi FKUI dengan baik. Selalu diberikan kelancaran dalam mengikuti setiap pembelajaran dan diberikan kemudahan dalam menerima setiap materi yang diberikan. Dapat bekerjasama dengan teman-teman seperjuangan agar dapat saling membantu dalam meningkatkan kemampuan akademik maupun non-akademik. Dan harapan saya untuk FKUI 2022, semoga kita menjadi angkatan yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan solidaritas. Dapat menghargai setiap perbedaan yang ada, mulai dari latar belakang suku, budaya, agama, hingga kemampuan akademik dan non-akademik. Dapat saling menguatkan satu sama lain ketika sedang berada di bawah dan saling berbagi ketika memiliki keunggulan dalam hal apapun.
Rencana saya untuk tiga sampai empat tahun ke depan adalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mandiri, dan lebih kuat. Saya ingin menjadi mahasiswa yang teladan, aktif, dan berprestasi. Ingin selalu mendapat nilai IP terbaik di setiap semesternya dan lulus dengan nilai IPK yang sempurna dengan gelar cumlaude. Semua itu dapat saya capai dengan tekun dan bersungguh-bersungguh dalam menjalankan perkuliakan. Selain di bidang akademik saya juga ingin aktif dalam bidang non-akademik, seperti ikut serta dalam organisasi bidang sosial maupun organisasi di bidang lainnya. Dan rencana saya untuk 5 sampai 10 tahun ke depan adalah untuk menjadi pribadi yang disiplin, berintegritas tinggi, dapat diteladani oleh banyak orang, dan dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat , agama, dan negara. Serta menjadi dokter yang dikenal cerdas, ramah, profesional, dan terpercaya. Saya tidak ingin menjadi dokter yang membuat pasien saya tidak nyaman, takut, dan merasa tertekan ketika sedang berobat. Dengan adanya rencana jangka panjang yang saya sebutkan di atas, saya berharap masyarakat bisa lebih nyaman saat berobat, tidak takut untuk memeriksa seluruh kesehatan tubuhnya, tidak takut untuk mengkonsultasikan apa keluhan yang dirasakan, dan bisa lebih memperhatikan kesehatan badannya masing-masing.
Dan yang terakhir, pesan saya bagi adik-adik kelas yang ingin masuk FKUI kuatkanlah niat kalian dan bulatkanlah tekat kalian. Karena dengan niat dan tekat itulah kita bisa lebih semangat dalam berusaha meraih apapun yang kita inginkan. Jangan pantang menyerah seperti pepatah “banyak jalan menuju Roma” maka banyak pula jalan untuk masuk menjadi salah satu mahasiswa FKUI. Terus semangat, jangan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar terima apa yang menurut kita baik dan buang apa yang menurut kita tidak baik. Namun, selain berusaha kita juga harus selalu melibatkan Tuhan di setiap langkah yang kita ambil. Kita harus selalu berdoa untuk meminta dan bersyukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Comments