Narasi Perjuangan - Javier Hugo Farrell Adhika
- FKUI 2022
- Aug 15, 2022
- 10 min read
Perkenalkan nama saya Javier Hugo Farrell Adhika. Saya memiliki beberapa panggilan semasa saya hidup. Sejak saya belum punya akte kelahiran sampai sampai sekarang, saya dipanggil dhika. Namun, saat, sma saya dipanggil joni oleh beberapa teman saya karena ada 2 orang yang namanya dhika sehingga ada satu yang harus mengalah untuk mengganti namanya. Pada saat kuliah, saya dipanggil Hugo oleh para penduduk twitter dan saya pun menggunakan panggilan tersebut untuk memperkenalkan diri saya pada setiap zoom ataupun pertemuan luring. Saya masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK UI Reguler. Sekolah saya SMA dulu adalah SMAN 61 Jakarta di daerah Duren sawit.
Menurut saya, Fakultas kedokteran universitas Indonesia merupakan salah satu fakultas kedokteran yang terhormat di Indonesia karena FK UI merupakan sekolah kedokteran tertua yang ada di Indonesia. Banyak referensi dari tetangga ataupun teman yang mengatakan bahwa FK UI merupakan fakultas terbaik di Indonesia dari segi fasilitas, biaya, dan pendidikannya. Dari segi biaya, saya pun sudah membuktikan sendiri. Di universitas Indonesia, saya hanya membayar sepuluh juta Rupiah per semester untuk menempuh Pendidikan kedokteran. Namun, saya membayar dua puluh juta untuk menempuh Pendidikan kedokteran di universitas Diponegoro. Selain itu, universitas Indonesia menempati peringkat 248 Universitas terbaik di dunia versi QS World university ranking. Hal ini membuktikan bahwa dari universitas nya saja sudah terbukti kualitasnya apalagi dengan fakultas kedokterannya.
Himpunan dari pandangan saya terhadap FK UI merupakan motivasi saya untuk memasuki FK UI. Dengan biaya yang murah, saya bisa mendapatkan fasilitas yang memadai dan Pendidikan yang berkualitas di FK UI. saya pun tidak ragu untuk langsung memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai impian di dalam hidup saya.
Pada saat umur saya masuk TK A, saya sudah masuk TK B sehingg umur saya lebih muda 1 tahun daripada anak-anak lainnya pada saat memasuki SD. Lalu ada peraturan untuk memasuki SD negeri harus berusia 7 tahun. Pada akhirnya, karena saya tidak bisa memasuki SD negeri, saya memasuki SD swasta yang hanya memiliki sedikit siswa dibandingan dengan SD negeri. Jika pada umumnya SD negeri memiliki dua ratus lebih siswa dalam satu angkatan, SD saya hanya memiliki 40 siswa dalam satu Angkatan. Bisa dibilang SD saya merupakan SD yang kecil. Namun, di dalam SD tersebut, saya menemukan banyak hal menarik , seperti guru yang asyik, teman-teman yang plural, dan lain sebagainya. Sejak dahulu (saat SD), saya memilki rasa keingintahuan yang tinggi. Saya selalu menanyakan hal-hal yang membingungkan diri saya, seperti kenapa langit menjadi menjadi biru Ketika pagi menjelang siang hari padahal angkasa berwarna hitam. Mungkin, bagi orang seusia saya, pertanyaan itu jarang ditanyakan ataupun tidak dipedulikan. Lagipula, untuk apa anak SD berfikir tentang astronomi. Tetapi, bagi saya, mendapatkan jawaban atas keingintahuan saya tentang bagaimana hal tersebut bisa terjadi merupakan penghasil kebahagian yang luar biasa. Saat saya mendapatkan jawaban tersebut, saya merasa lega karena telah mempelajari bahwa langit berubah menjadi biru karena ada partikel di luar angkasa yang memancarkan warna biru Ketika disinari matahari. Setelah itu, saat pelajaran ilmu pengetahuan alam, saya mendapatkan materi tentang adaptasi unta. Guru saya pun menjelaskan fungsi bulu mata, dimana fungsi bulu mata ialah menyaring debu, pasir, dan kotoran. Selanjutnya ia pun menjelaskan bahwa unta hidup di padang pasir dan terkena banyak pasir sehingga unta memiliki bulu mata yang lebih tebal daripada hewan pada umumya. Seiring berjalannya waktu, saya pun mulai menyadari bahwa saya memiliki ketertarikan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, terutama pelajaran biologi. Oleh karena itu, saya pun mencoba mengikuti beberapa lomba sains yang diadakan pada tingkat SD. Pertama, saya mencoba mengikuti Olimpiade Sains Kuark. Olimpiade ini diselenggarakan oleh salah satu perusahaan pembuat komik seperti pada umumnya. Namun, komik ini memiliki kelebihan, yaitu di setiap cerita yang berada di dalam komik ini disisipkan materi tentang sains, baik dari materi fisika, kimia, maupun biologi. Oleh karena itu, anak-anak yang membaca komik ini akan terhibur serta terpapar materi pembelajaran. Dalam kata lain, anak-anak akan bermain sambil belajar. Tetapi, setelah saya mulai belajar dari komik-komik kuark yang saya beli dan mulai mengikuti olimpiade tersebut, saya pun sama sekali belum memenangkannya. Pada saat itu, saya bingung. Apakah kegagalan saya karena saya kurang giat belajarnya atau memang saya kurang cocok dengan gaya belajarnya. Kedua, saya mengikuti olimpiade sains yang diselenggarakan oleh SMP Labschool Ramawangun. Di lomba tersebut, saya pun berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan olimpiade tersebut. Pada seleksi awal, saya lolos dan langsung masuk ke babak final. Namun, Nahasnya, pada babak final, materi yang diuji merupakan pembelajaran yang baru saya temukan pada saat saya SMP, seperti frekuensi getaran, percobaan menaruh kecoa di dalam tabung kecil, dan percobaan asam basa menggunakan kertas lakmus. Pada akhirnya, saya pun berhenti di tahap tersebut saja dan belum berhasil memenangkan olimpiade tersebut. Waktu pun berlalu dan saya pun telah sampai pada kelas 6 SD. Karena saya telah mendapat masukan dari orang-orang di sekitar saya, seperti ibu saya, tetangga, dan teman dari orang tua saya tentang pentingnya masuk Sekolah Negeri, saya belajar lebih awal untuk mempersiapkan Ujian Negara. Mulai dari masuk kelas 6 SD, saya sudah mulai mengerjakan soal-soal Latihan Ujian Negara. Hingga pada akhirnya, saya pun mendapat nilai Ujian Negara yang tinggi sehingga saya bisa memasuki Sekolah Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Bekasi yang merupakan salah satu SMP Negeri terbaik di Kota Bekasi. Transisi dari SD Swasta ke SMP Negeri membuat saya terkena culture shock. Biasanya, saat SD, saya sangat merasakan kasih sayang dari guru- sekolah saya. Tetapi, saat baru masuk SMP, saya sudah bermasalah dengan guru sains saya. Pada saat di SD Swasta, berdikusi dengan guru merupakan hal yang lumrah. Namun, pada saat masuk SMP Negeri, berdiskusi dengan guru bukanlah hal yang biasa. Pada suatu waktu, saya sedang berdiskusi dengan guru sains saya. Lalu, karena guru saya tidak terima dengan apa yang saya sampaikan, tiba tiba ia mengatakan “bajingan kamu”. Saya pun terkejut mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulut seorang guru, seseorang yang seharusnya berpendidikan dalam mendidik. Setelah itu, saya langsung lapor kepada guru BK. Tetapi, respon guru BK hanyalah “pasal satu, guru tidak pernah salah. Pasal dua, jika guru salah, kembali ke pasal 1”. Rumpunan peristiwa tersebut membuat saya memiliki sentiment yang buruk terhadap pelajaran sains sehingga saya lebih menyukai mata pelajaran matematika daripada ilmu pengetahuan alam. Bahkan, saya pernah menggantikan guru saya mengajarkan matematika karena guru saya berhalangan hadir saat jam sekolah. Hingga kelas 9, saya pun masih memiliki ketertarikan kepada pelajaran matematika daripada sains. Pada kelas 9, saya pun berusaha lagi semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang terbaik pada UN. sama seperti saat saya SD, saya pun belajar lebih awal daripada teman-teman saya sehingga saya mendapatkan nilai yang maksimal pada hasil Ujian Nasional. Setelah mengetahui sisi gelap dari sekolah di daerah Bekasi, seperti nilai rapot yang bisa dibeli dengan uang, banyak biaya yang dikeluarkan saat baru memasuki sekolah (uang pembangunan), dan kualitas Pendidikan yang kurang, saya memilih untuk SMA di luar provinsi daerah saya, Jawa Barat, yaitu Jakarta. Saat pendaftaran PPDB SMA, saya mencoba daftar di SMA Negeri 8 Jakarta, sekolah dengan rangking ke-3 dalam urutan nilai rata-rata UTBK tingkat nasional. Namun, karena kuota penerimaan siswa baru luar Jakarta hanya sedikit, nama saya di Web PPDB langsung hilang selang beberapa jam setelah mendaftar. Setelah itu, saya mencoba mendaftar di SMA Negeri 81 Jakarta, sekolah dengan rangking ke-11 dalam urutan nilai rata-rata UTBK tingkat nasional. Namun, selang 1 hari saya pun terpental dari SMA tersebut. Pada akhirnya, pilihan saya yang terakhir yaitu, SMA 61 Jakarta, sekolah dengan rangking ke-31 dalam urutan nilai rata-rata UTBK tingkat nasional, menerima saya setelah “terpental” dari 2 sekolah sebelumnya.
Saat memasuki SMA, saya pun masih memiliki ketertarikan dengan mata pelajaran matematika. Apalagi, guru matematika saya sangat asyik. Guru matematika saya memiliki gaya mengajar yang unik, mungkin karena usianya yang masih muda. Jadi, setiap belajar bersama gurunya itu terasa seperti mengobrol bersama teman. Belajarnya sambil mengobrol, bercanda, dan bermain. Salah satu gaya mengajarnya yang unik adalah setiap minggu gurunya akan mengadakan permainan tebak gambar. Jika kita berhasil menebaknya, kita tidak akan mendapatkan PR selama satu minggu. Selain itu, ia juga pernah membuat kuis matematika yang diselingi dengan tebak gambar menggunakan akun bot line. Bahkan, guru saya pernah membuat aplikasi sendiri yang berisi permainan yang digabungkan dengan pertanyan matematika. Hal ini membuat diri saya tertarik sekali belajar matematika. Untuk mata pelajaran seperti biologi, fisika, dan kimia, berbanding terbalik dengan guru matematika saya. Untuk mata pelajaran biologi, cara gurunya mengajar seperti guru pada umumnya. Untuk mata pelajaran fisika, gurunya sangat killer. Saya pun takut bertanya tentang materi ke gurunya. Hal ini dimulai sejak saya pernah bertanya kepada guru fisika saya tentang materi yang baru saja dijelaskan. Lalu, guru fisika saya berkata “emangnya kamu tidak mendengarkan apa yang baru saja saya jelaskan?”. Untuk mata pelajaran kimia, Pelajaran kimia berasa seperti pelajaran agama karena setiap pelajarannya diisi dengan isu-isu agama, seperti kiamat, bidadari di surga, dan peran ibu dalam kehidupan. Perbedaan antara pembelajaran matematika dengan pelajaran saintek lainnya membuat saya makin tertarik dengan matematika. Hal ini dibuktikan dengan nilai ujian matematika saya yang seringkali mendapat nilai 100. Pada saat memasuki SMA, orang tua saya sudah mulai menanyakan mau jadi apa nanti saat nanti besar. Saya pun bingung untuk memilih profesi apa yang akan menjadi penunjang masa depan saya. Saat SD, karena keingintahuan yang tingi, saya memiliki ketertarikan kepada profesi peneliti. Namun, orang tua saya menjelaskan bahwa peneliti, jika bekerja di Indonesia, tidak akan sukses karena di Indonesia banyak sekali penemuan-penemuan baru yang ditemukan oleh peneliti tidak diakui di Indonesia tapi dipakai di luar negeri. Salah satu contohnya adalah alat yang bisa digunakan untuk terapi kanker. Alat yang di temukan oleh Wasito Purwo Taruno ini, ECCT (Electrical Capacitive Cancer Treatment), seringkali digunakan di jepang untuk terapi kanker. Tetapi, alat tersebut ditolak oleh Menteri Kesehatan Indonesia pada saat itu. Setelah itu, Saya berfikir untuk menjadi dokter karena, kata ibu saya, uang yang dimiliki seorang dokter sangat banyak. Untuk satu kali operasi, bisa mendapatkan puluhan juta rupiah. Di masa saya SD, tentunya, hati saya tergiur dengan yang biasa kita sebut dengan uang. Saya pun bercerita kepada teman-teman dan guru-guru saya di SD bahwa saya ingin menjadi dokter. Namun, seperti yang saya ceritakan, saat SMP, saya memiliki sentiment yang negatif tentang mata pelajaran sains sehinnga saya pun berpindah haluan ke jurusan yang lebih banyak berhitung, seperti jurusan tehnik dan statistika. Tetapi, setelah saya renungi, saya lebih suka menganalis suatu hal. Saat saya belajar matematika, Hal yang saya suka bukan pada berhitung, melainkan pada menganalisis soal tersebut ataupun asal usul suatu rumus. Hati saya pun mulai goyah. Saya berfikir untuk memilih jurusan tehnik pada untuk memasuki kuliah karena saya merasa saya memiliki keahlian di bidang fisika dan matematika. Setelah befikir Panjang dan berdiskusi dengan banyak orang, saya pun memilih profesi dokter karena, menurut saya, pekerjaan dokter setiap harinya adalah menganalisi penyakit yang diderita oleh pasien. Lalu, seiring berjalannya waktu, saya pun mulai mengikuti olimpiade kedokteran. Di olimpiade tersebut, saya mempelajari salah satu bab di dalam dunia kedokteran, yaitu endokrinologi. Setelah mempelajari materi tersebut, saya pun menemukan keunikan di dalam pembelajarannya. Banyak materi yang dijelaskan asal usulnya, seperti Adrenal. Jika dibahas secara terminologi, Adrenal berasal dari dua kata, yang pertama ad dan yang kedua renal. Ad yang berarti dekat dan renal yang berarti ginjal sehingga bisa kita simpulkan bahwa kelenjar adrenal adalah kelenjar yang berada di dekat ginjal. Hal-hal seperti inilah yang membuat saya semakin tertarik dengan dunia kedokteran. Pada saat SNMPTN, saya pun mencoba mendaftar di UGM karena kalau mendaftar di UI, kata guru BK saya, kemungkinannya kecil untuk diterima. Namun, saya belum di terima di UGM. Akhirnya, saya dengan guru saya berunding kembali untuk menentukan pilihan SBMPTN saya. Setelah berunding, kami menentukan bahwa pilihannya jangan yang terlalu tinggi seperti UI. Pada Akhirnya saya memilih Kedokteran Undip pada pilihan pertama dan Kedokteran UB pada pilihan kedua. Setelah saya mengalami kegagalan, saya pun berusaha lebih keras untuk meraih hasil yang lebih maksimal pada saat SBMPTN. Saya pun belajar dari berbagai buku dan juga video-video youtube. Setelah saya melihat soal-soal biologi di SBMPTN tahun sebelumnya, saya pun tertarik membaca buku Campbell karena banyak sekali soal SBMPTN yang mengambil refrensi dari buku ini. Buku ini memiliki tulisan yang semuanya berbahasa inggris. Pada awalnya, saya pun malas membacanya karena saya tidak terbiasa membaca tulisan berbahasa inggris. Namun, seiring berjalannya waktu, saya pun mulai tertarik dengan isi dari buku ini karena buku ini tidak hanya berisi materi tetapi juga info-info menarik, seperti kenapa makanan asin tidak cepat basi. Karena saya kemaksimalan saya dalam berusaha serta doa dari orang tua saya, Saya lulus di pilihan pertama. Setelah saya lulus di SBMPTN, saya pun mencoba Kembali di CBT-UM UGM dan juga SIMAK UI. Tiba-tiba, Saya lulus di kedua tes tersebut jurusan kedokteran. Karena saya sangat menginginkan kedokteran di Universitas Indonesia, saya pun memilih Universitas Indonesia sebagai tempat menjunjung Pendidikan selama 4 tahun.
Semasa saya sekolah, saya ini orangnya kurang rajin dalam mengerjakan tugas. Seringkali, saya mengumpulkan tugas terlambat, ada yang telat beberapa hari sampai beberapa bulan. Saya sadar bahwa hal ini merupakan kebiasaan yang buruk. Apalagi, jika dibawa sampai ke kuliah. Oleh karena itu, saya akan merubah diri saya untuk menjadi lebih baik setelah saya masuk ke FK UI ini.
Semoga kedepannya saya bisa lebih berprestasi dalam bidang akademis, seperti lomba-lomba kedokteran. Selain itu, Semoga saya bisa lebih aktif dalam berorganisasi ataupun mengikuti UKM, seperti BEM ataupun Paduan suara.
Semoga Angkatan kami bisa lebih merangkul satu sama lain, bisa lebih mengenal satu sama lain, dan bisa saling menguatkan satu sama lain. Dengan demikian, Angkatan kami bisa menjadi Angkatan yang “brillian” ,sesuai dengan nama angkatan kami,
semoga semasa saya preklinik saya bisa menambah pengetahuan, menambah relasi, menambah pengalaman, dan mempersiapkan mental agar bisa melewati masa klinik dengan lancar. Hal ini bisa saya capai dengan belajar yang giat, tekun, dan rajin.
Semoga saat saya menjadi dokter nanti, saya bisa memberikan manfaat bagi orang banyak, tidak hanya pasien-pasien yang saya obati, tetapi juga rekan-rekan sebaya yang saya cintai. Hal ini akan saya capai dengan melakukan pekerjaan saya sebagai dokter dengan semaksimal mungkin dan selalu belajar setiap hari meskipun sudah masuk ke dalam professi dokter. Selain itu, semoga saya bisa menjadi dokter yang mempunyai integritas dan tidak tergiur dengan uang. Seperti yang kita tahu, banyak dokter yang memberi resep obat dengan harga yang lebih mahal karena memiliki perjanjian dengan pabrik obat agar dirinya mendapat bagian dari penjualan obat tersebut. Menurut saya, perilaku tersebut merupakan perilaku yang tidak Terpuji karena kita merampas dari orang orang yang sakit dan biasanya orang yang sakit merupakan orang yang berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu, saya tidak mau menjadi dokter yang melanggar etika secara moral. Hal ini akan saya capai dengan meningkatkan pengetahuan tentang moral dan agama. Selain itu, saya juga akan mencari tambahan lain di bisnis yang akan saya buat sendiri di luar dari professi dokter yang saya lakukan.
Mungkin banyak dari kalian yang belum mengetahui bahwa tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia tidak cukup baik. Masih banyak warga negara Indonesia mengalami Stunting, Busung lapar, dan kekurangan gizi. Namun, Ironisnya, lebih banyak lagi yang tidak mengetahui apa itu penyakit tersebut dan bagaimana bahayanya penyakit tersebut. Jika kita ingin Indonesia menjadi negara yang lebih maju, kita harus meningkatkan kesehatan dari masyarakat yang ada di Indonesia terlebih dahulu karena banyak penyakit yang berhubungan dengan kemampuan berfikir kognitif, seperti stunting. Oleh karena itu, semoga warga negara Indonesia ke depannya lebih perhatian terhadap kesehatan agar kita bisa menjadi negara yang lebih maju dibanding negara lainnya.
Untuk para adik kelas yang mau masuk ke FK UI, belajarlah lebih Giat, awal, Tekun, dan konsisten.FK UI bukanlah jurusan yang mudah untuk bisa kalian Masuki. Keketatan untuk masuk ke dalam FK UI itu mencapai hampir 1%. Pada tahun 2021 kemarin, yang mengikuti simak UI untuk jurusan kedokteran itu mencapai 8000 dan kuota yang disediakan oleh UI itu hanya mencapai 90. Banyak yang bilang bahwa masuk FK UI itu mustahil, sulit, perlu orang dalam, dan perlu uang banyak. Namun, nyatanya saya bisa memasuki FK UI yang dianggap mustahil maupun sulit tanpa menggunakan orang dalam pun maupun menghabiskan uang yang banyak dan hanya menggunakan ilmu yang bermanfaat. Oprah Winfrey pernah berkata di dalam bukunya bahwa kamu akan menjadi apa yang kamu minta dari sini bisa kita simpulkan bahwa jika kita ingin mencapai sesuatu maka diperlukan kemauan karena jika ada kemauan yang besar didalam diri kita untuk mendapatkan apa yang kita impikan maka akan ada usaha yang besar dari dalam diri kita.the
Comments