Narasi Perjuangan - James Junior Hans
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
"A journey of a thousand miles begins with a single step" adalah sebuah pribahasa yang berarti segala perjuangan panjang dimulai dengan langkah pertama, dan bagiku langkah pertama itu adalah sebuah mimpi untuk menjadi dokter.
Perkenalkan nama saya James Junior Hans, biasa dipanggil Jeje oleh keluargaku dan dipanggil James oleh teman temanku. Lahir pada tanggal 19 Februari 2005, sebagai anak termuda dari tiga bersaudara. Saya masuk FK UI regular melalui jalur SBMPTN, setelah gagal pada SMNPTN.
Saya lulus dari SMA Sutomo 1, sebuah sekolah swasta di daerah Medan. Saya Pindah ke Sutomo Pada masa SMA, dimana sebelumnya pada masa SMP dan SD saya bersekolah di Methodist Binjai. Pilihan saya untuk pindah ke Sutomo merupakan pilihan yang saya buat untuk mendapatkan peluang terbaik untuk memasuki Universitas yang saya inginkan, pilihan itu juga dipengaruhi oleh kedua kakak saya yang juga mengalami masa SMA di Sutomo juga.
Sejak duduk di bangku TK sampai dengan SMA, Ketika ditanya oleh guru, orang dewasa, ataupun teman- teman tentang cita- citaku, saya akan selalu menjawab dokter. Akan tetapi, sebenarnya saya tidak pernah yakin aka apa cita citsaya. Jawaban saya untuk menjadi dokter didasarkan oleh profesi dokter yang dianggap noble, merupakan sebuah pilihan yang masuk akal, dan juga dianggap ambis.
Terkadang saya ingin mempunyai alasan yang lebih konkrit mengapa saya ingin menjadi dokter, seperti memiliki anggota keluarga yang menjadi dokterataupun mempunyai orang yang kukagumi yang profesinya dokter. Yang saya punya hanyalah adalah keingininan untuk menolong orang, seperti semua dokter yang kulihat pada masa COVID ini, dari TikTok ataupun Youtube, berbagai dokter yang capek dan kewalahan di rumah sakit yang harus bekerja keras, meresikokan dirinya untuk terkena COVID demi menolong orang lain.
Disisi lain dari semua dokter yang menolong orang juga ada beberapa dokter yang menghianati sumpah hipokrates yang telah diambil mereka, dari misinformasi tentang vaksin, masker, dan “obat” untuk COVID. Anehnya semua dokter dokter yang berbohong itu membuat saya lebih ingin untuk menjadi dokter, membantu melawan misinformasi yang dapat meresikokan hidup orang banyak. Saya ingin menjadi dokter untuk membantu keluarga saya, memberikan mereka kepastian apabila mereka tsayat. Untungnya di keluarga saya dari nenek dan tante saya tidak ada seorangpun yang antivaxxer mereka semua langsung mendapatkan vaksin dan booster pada saat available bagi mereka. Akan tetapi kemungkinan bahwa keluarga saya dapat menjadi korban misinformasi, memberikan saya semangat dan rasa tsayat yang membuat saya ingin menjadi seorang dokter.
Saya bukanlah tipe orang yang plan ahead saya lebih sering melsayakan segala sesuatu Last minute dan itu adalah kebiasaan buruk yang saya sedang berusaha untuk ubah. Kebiasaan ini paling kelihatan pada saat pemilihan SMNPTN dimana saya merupakan salah satu murid beruntung yang eligible di sekolah saya. Saya melsayakan registrasi sayan mendekati hari terakhir dan pada saat itu saya bahkan tidak memiliki ide apapun untuk mau daftar ke Universitas mana. Akhirnya saya pun mendaftarkan diri ke Universitas Indonesia, yang termasuk salah satu Universitas terbaik di Indonesia.
Pada saat pengunguman SMNPTN dan saya melihat warna merah di halaman pengunguman, saya tidak begitu terkejut, apalagi dengan nilai saya yang tidak begitu bagus khususnya pada Semester 5 dimana nilai matematika saya hanya 70-an. Saya juga tidak pernah mengikuti Olimpiade ataupun lomba apapun. Lomba yang saya pernah ikut hanyalah English Debate, dan itupun saya tidak pernah mendapatkan penghargaan.
Alasan penurunan nilaiku dan dan ketidaksiapan saya dapat diatribusikan ke pandemi dimana pada saat itu aku tidak pedulikan dengan nilai ataupun perhatikan kepada guru. Pada masa itu yang saya lakukan hanya absensi saja dan melakukan tugas pada saat- saat terkhir. Saya juga tidak perlu berusaha terlalu keras untuk ujian dikarenakan adanya jawaban yang tersebar luas. Tetapi aku tidak boleh menyalahkan pandemic untuk segalanya disebabkan saya juga tidak berusaha untuk lebih rajin ataupun mengerjakan ujian dengan jujur.
Setelah pengunguman SMNPTN, waktunya pun tiba untuk pendaftaran SBMPTN, dimana murid murid akan mengikuti UTBK dan mengetes kemampuan masing masing.
Untuk SBMPTN program didik pertama yang saya tetap memilih UI dengan program pendidikan dokter dan untuk program didik kedua saya pilih teknik kimia juga di UI. Walaupun saya memilih salah satu universitas terbaik di Indonesia dan saya sangat ambis memilih program didik yang sangat sukar untuk bisa didapatkan, saya tidak memiliki persiapan yang cukup matang, saya tidak mengikuti kursus yang spesialisasi untuk mengajarkan tentang UTBK, mengikuti TO, ataupun membeli buku untuk mempersiapkan diri, buku yang saya gunakan adalah buku kakak saya untuk UTBK tahun 2019.
Alasan saya tidak mendaftarkan diri untuk TO, mengikuti kursus untuk UTBK, ataupun membeli buku baru, walupun saya yakin jika saya memintanya orang tua saya dengan pasti akan membayarkannya untukku, adalah saya telah memiliki backup plan ke universitas swasta. Saya tidak terlalu tsayat akan hasil SBMPTN karena backup plan itu, Universitas swasta di Medan, dimana beberapa temanku telah terdaftar di sana dan juga berada pada jarak yang relatif dekat dengan rumah saya.
Setelah mendaftarkan diri untuk SBMPTN saya merasakan penyesalan yang sangat kuat, bukan karena saya berpikir bahwa Universitas Indonesia merupakan Universitas yang tidak baik melainkan sebaliknya, saya tsayat saya merasa inferior dengan orang yang di sana, saya tsayat saya di sana akan menjadi orang terbodoh di fakultas, semua insecurity itu membuat saya bahkan tidak ingin mengikuti ujian. Apalagi setelah saya daftar saya baru tahu bahwa diantara teman dekatku hanya saya yang mendaftarkan diri di UI.
Tetapi dengan dukungan dari orang tua saya, Saudarsaya, teman temanku, dan guru lesku, saya tetap berusaha sekeras mungkin. Saya juga merasa bersalah untuk orang tusaya yang sudah sangat bangga dan senang ketika saya memutuskan untuk mencoba menjadi dokter. Saya menyesal karena hanya mulai focus untuk mempersiapkan diri hanya setelah pengunguman SNMPTN, saya juga harus mengejar semua materi yang ketinggalan yang tidak saya pelajari karena pandemi, materi itu termasuk hampir semua materi kelas XI, dan juga kebetulan menurut saya materi itu paling susah untuk dipelajari. Jadi tiap hari saya dating ke lesku, dimana sebenarnya les ini adalah untuk persiapan sekolah, bukan untuk UTBK, akan tetapi guru lesku memperbolehkan kita untuk membahas soal-soal UTBK. Juga sangat membantu dikarenakan di Sutomo topik untuk UAS dan TKA memiliki materi yang mirip. Dari pagi jam 8 sampai jam 3 siang, saya dan beberapa temanku mempersiapkan diri di les untuk UTBK. Tetapi malamnya saya tetap melsayakan refreshing yang mungkin dianggap berlebihan, saya dan temanku yang mendapatkan SMNPTN bermain game dari jam 8 sampai sekitar jam 1 pagi.
Pada hari ujian UTBK-ku saya membuat keputusan untuk tidak tidur agar saya bisa mempersiapkan diri untuk menghapal ulang materi, saat- saat sebelum ujian saya merasa saya sudah siap untuk menghadapi UTBK, ternyata saya sangat salah.
Kesalahan yang saya sadari adalah saya tidak pernah berlatih dengan timer, dan itu saya sadari ketika UTBK dimana saya tidak mempunyai cukup waktu untuk memperiksa kembali jawaban- jawaban saya. Di bagian TKA juga saya mengalami banyak kesulitan, terkhususnya di bagian Matematika dan Fisika. Subtes yang saya yakin hanyalah kimia, dimana soal kimianya sangat mirip dengan soal ujian kimia di Sutomo, dan Subtes Inggris.
Saya sangat pesimis akan hasil UTBK saya, setelah ujian selesai saya mendaftarkan diri untuk banyak PTN untuk ujian mandiri karena saya yakin hasil UTBK saya akan sangat tidak memuaskan. Akan tetapi, ketika pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2022 pukul 15.11 WIB, saya salah akan ekspektasi saya sebab pada saat itu, saya menjadi mahasiswa baru FKUI 2022. Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan kebahagiaan saya pada saat itu, itu adalah ingatan yang akan kuhargai untuk selamanya.
Setelah rasa Bahagia yang kurasai dating juga Insecurites-ku, karena saya sadar bahwa saya akan nanti sendiri di UI, jauh dari teman- temanku dan keluargaku. Ini bukan pengalaman yang sepenuhnya tidak pernah kurasakan, karena pada saat pindah ke SMA Sutomo Medan dari SMP Methodist Binjai, itu juga perpindahan yang cukup besar bagiku kelaskku yang dulunya 30 orang dipenuhi dengan banyak orang yang aku kenal sejak SD, sekarang dipenuhi dengan 50 orang yang saya tidak kenal, orang- orang yang telah mengenali sesama sejak dulu. Walaupun saya orang yang tidak begitu bagus dalam interaksi sosial saya berteman dengan beberapa orang di kelas itu, juga sangat membantu mereka semua sangat menerima aku sebagai murid baru, juga ada beberapa murid baru lainnya. Dan saya berpikir bahwa jika saya bisa melakukannya sebelumnya maka saya bisa melakukannhya lagi.
Walaupun saya akan beradi dikondisi yang berbeda di tempat yang jauh saya memutuskan untuk tetap yakin dan percaya diri, saya telah mendapat bangku di salah satu Universitas terbaik di Indonesia dan saya akan berusaha sebaik- baiknya. Saya sangat takut dan juga semangat akan apa yang ada dihadapan saya berada di FKUI di posisi yang banyak sekali orang inginkan dan hanya beberapa yang bisa dapatkan.
Akan tetapi bukan saya aja yang takut akan berkuliah di UI sendiri, rupanya kedua orang tua saya juga khawatir akan saya. Mereka yang awalnya sangat supportif menanyakan aku akan apakah saya yakin untuk di sini, yakin mau menjalani perkuliahan bertahun- tahun sebelum bisa mendapatkan karrier yang promising. Saya yakin kecemasan itu semua berasal dari tempat yang baik dan aku pun memberikan kepastian kepada mereka lagi bahwa walaupun saya takut, akan tetapi saya yakin dan percaya diri untuk menjalankannya.
Kemudian seminggu kemudian pun saya dan keluarga saya terbang ke sini melakukan pemeriksaan Kesehatan, mengambil jaket kuning, bertemu dengan teman-teman, mengikuti paduan suara, dan mencari kos. Dan berakhir pada saai ini mengetik tentang esai narasi perjuangan, yang diawali dari menjawab dokter hanya karena itu jawaban yang baik dan Langkah Langkah yang kuambil untuk bisa mewujudkannya. Tidak terasa pengunguman hasil UTBK itu sebulan yang lalu, bagiku ini masih terasa seperti sebuah mimpi Panjang. Perjalanan aku belum selesai melainkan masih Panjang dan ini hanyalah bab baru yang saya tidak sabar untuk membacanya.
Saya memiliki banyak harapan untuk bab baru dihidupku ini. Pertama, saya ingin membuat semua orang yang telah mendukungku, seperti keluarga, teman- temanku, dan guru- guruku, bangga dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan menyesal sudah percaya kepadaku. Harapan kedua saya tidak akan menyerah dalam perjuangan untuk menjadi dokter melalui semua masalah dan kepahitan, saya akan tetap bertekad dan pantang menyerah. Terakhirnya, saya berharap saya akan menjadi versi diriku terbaik, semua kebiasaan buruk, semua gaya hidupku yang tidak sehat, akan kuubah demi memperbaik diriku.
Sebelum memasuki FKUI saya merupakkan seseorang yang tidak peduli, merupakkan seseorang yang memiliki gaya pikir whatever happens happens yang berarti saya akan menerima apapun yang akan terjadi di masa depan. Ini adalah gaya berpikir yang sangat tidak baik dan sehat, sayangnya saya baru menyadari ini sekrang. Betapa sedihnya say jika saya tidak pernah bersungguh- sungguh mencoba untuk masuk ke FKUI, betapa sedihnya saya jika gagal hanya ketidakpedulian saya. Gaya pikir ini akan saya usahain untuk kuubah, semua gaya pikir dan kebiasaan, seperti melakukan sesuatu last minute akan kuubah, karena saya yakin semua kebiasaan buruk ini akan memberikan banyak masalah kepadakku kedepannya.
Selain harapan untuk diri sendiri, saya juga amemiliki harapan untuk Angkatan FKUI 2022. Yakni kami semua dapat menjadi lebih dekat dan saling membantu karena kita akan Bersama dalam perjuangan dan penderitaan untuk menjadi seorang dokter. Dalam suka duka, kami akan melalui semuanya Bersama, sehingga saya berharap kita semua dapat saling membantu dapat saling memberikan pendapat dan menunjukkan semua talenta dan prestasi masing masing. Akhirnya, kita semua dapat lulus menjadi dokter dokter baru negara Indonesia.
Ada juga rencana jangka pendek saya sebagai mahasiswa preklinik. Rencana tersebut meliputi memcapai nilai yang memuaskan, mencapai berbagai prestasi, dan bersosialisasi lebih baik. Cara yang saya lakukan untuk rencana itu adalah belajar dengan giat tanpa menunda- nunda, mengikuti berbagai lomba jika lombanya merupakan topik yang saya tertarik, mengikuti berbagai organisasi untuk mengembangkan social circle saya.
Saya berharap waktu koas, saya dapat menjadi dokter yang hebat, saya ingin menolong pasien dari berbagai kondisi dari kondisi yang langka sampai kondisi yang sering dijumpai. Saya berencana waktu koas saya mendapat kejelasan tentang spesialisasi apa yang saya akan masuki. Saat ini saya memiliki ketertarikan terhadap Anestesiologi. Akan tetapi saya masih memiliki keraguan untuk pilihan itu, dan saya berharap waktu koas saya akan mendapat gambaran yang jelas.
Bagi para adik- adik yang ingin memasuki universitas ataupun barusan memulai dalam universitas ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, pastikan jurusan yang dipilih merupakan berdasarkan keinginan sendiri, bukan berdasarkan teman, orang tua, ataupun siapapun. Kedua, selalu bersyukur atas kesempatan bahwa kamu diizinkan untuk kulaih karena tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama dengan kamu. Dan terakhirnya, gunakan waktumu dengan efektif, baik itu untuk mengerjakan tugas, belajar, bermain game, ataupun tidur, pastikan semua waktu itu digunakan dengan baik. Beberapa tips yang saya dapat berikan adalah mulailah untuk berubah, mulailah untuk change for the better, karena ini adalah masa depanmu. Memilih sebuah jurusan merupakan semua komitmen yang kamu harus dengan sabar menjalani, karena perjalanannya tidaklah mudah akan dipenuhi dengan banyak masalah yang kamu harus lalui.
Comments