top of page

Narasi Perjuangan - Haliza Dita Jannatia

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Perjuangan Meraih Cita


Nama saya Haliza Dita Jannatia. Orang-orang memanggil saya dengan sebutan Haliza atau Dita. Saya tidak mempermasalahkan hal itu karena menurut saya kedua sebutan itu memang bagian dari nama saya. Saya berasal dari SMAN 1 Sampit, Kalimantan Tengah. Saya diterima lewat jalur SBMPTN di program reguler Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia angkatan 2022. Saya lahir di Jakarta, 11 November 2003, tetapi pada tahun 2008 kedua orang tua saya mendapatkan tugas bekerja di kota Sampit, Kalimantan Tengah sehingga saya dan kedua adik saya juga harus ikut pindah.


Ketika saya mendengar nama Universitas Indonesia yang terbesit dalam pikiran saya adalah sebuah kampus ternama yang terlihat modern dengan fasilitas yang terbaik. Universitas Indonesia telah menjadi tujuan saya sejak kecil. Bahkan, ketika sekolah dasar saya sudah memimpikan menjadi mahasiswi Universitas Indonesia, meskipun saya belum tahu akan memilih jurusan apa. Kehidupan di ibu kota menjadi motivasi saya untuk berkuliah di Universitas Indonesia. Sudah 14 tahun saya bersekolah di daerah. Ingin sekali saya untuk merasakan pendidikan di kota. Kedua orang tua saya yang merupakan dokter pun tak luput menjadi semangat saya dalam mengejar mimpi saya.


Semasa sekolah dasar saya merupakan seorang siswi yang aktif, saya mengikuti banyak lomba dan olimpiade sains saat itu. Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah Olimpiade Sains Nasional atau yang orang lebih kenal dengan sebutan OSN pada tahun 2015. Sebuah awal dari jiwa ambisi saya saat itu. Nilai matematika saya yang selalu bagus membuat saya memilih mata pelajaran itu sebagai bidang lomba. Namun, hal inilah yang menyebabkan tanpa sengaja saya menanamkan pada diri saya bahwa saya hanya pintar ilmu hitungan dan tidak bisa ilmu hafalan.


Semua rangkaian kompetisi saya ikuti hingga sampailah saya pada tingkat nasional. Pada saat itu, saya belum bisa menorehkan tinta emas untuk provinsi saya. Selanjutnya, tak lama sejak OSN itu saya mengikuti lomba Kuis Kihajar 2015 sampai ke tingkat nasional. Saya juga belum menorehkan prestasi apa-apa. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak akan saya lupakan, saya mendapatkan kesempatan untuk berfoto dengan Bapak Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Setelah itu, saya yang masih duduk di bangku SD saat itu tidak ambil pusing atas kekalahan saya pada lomba-lomba tersebut dan tetap menjalani hidup saya seperti biasa.


Setelah enam tahun memakai seragam putih merah, tibalah saat saya harus mengenakan seragam putih biru. Saya resmi masuk SMP. Saya diterima di SMPN 1 Sampit. Salah satu sekolah favorit di Kota Sampit. Selain itu, saya juga lolos diterima di kelas unggulan. Di mana di sana dikumpulkan orang-orang dengan nilai terbaik seleksi masuk angkatan saya. Awalnya saya bingung karena ini merupakan pengalaman pertama bagi saya. Saya khawatir apabila saya tidak mampu bersaing dengan mereka. Akan tetapi, tidak menunggu waktu lama saya akhirnya bisa beradaptasi dengan mereka.


Masa SMP saya diwarnai dengan kompetisi dan organisasi. Saya mengikuti OSN di bidang matematika dan salah satu lomba baru bernama LME (Lomba Menulis Esai) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud pada tahun 2018. Perjuangan diawali dengan mempersiapkan OSN 2018. Saat itu saya berpikir kalau saya tidak boleh kalah karena pada tahun sebelumnya saya belum dipilih menjadi perwakilan sekolah. Akan tetapi, perjalanan saya harus terhenti di tingkat provinsi. Saya sangat sedih saat itu. Kemudian, guru saya menghibur saya dengan menawarkan saya untuk ikut LME 2018. Saya bingung saat itu. Saya selalu ikut lomba di bidang sains, tetapi guru saya malah merekomendasikan saya untuk ikut lomba esai.


Sejak saat itu, saya mulai belajar ilmu bahasa. Setelah persiapan yang cukup panjang, saya berhasil membawa predikat juara harapan 1 di tingkat nasional dalam lomba itu. Saya sangat bahagia karena itu merupakan capaian tertinggi saya dalam berkompetisi. Selain itu, saya juga menjadi pengurus OSIS seksi bidang karya ilmiah remaja pada tahun 2018 setelah pada tahun sebelumnya saya hanya menjadi anggota.


Masa SMP saya ditutup dengan sangat indah. Pada saat itu, pemerintah masih mewajibkan adanya Ujian Nasional pada akhir masa belajar anak kelas 9. Guru saya selalu mengungkit tentang delapan orang angkatan di atas saya yang masuk dalam sepuluh besar nilai UN tertinggi se-Provinsi Kalimantan Tengah. Saat itu, saya tidak ambil pusing karena saya merasa tidak butuh validasi dari orang. Saya pun mengerjakan soal UN dengan santai dan sebisa saya. Tidak disangka-sangka ternyata saya berada di urutan kedua nilai UN tertinggi seprovinsi.


Tibalah saatnya saya harus mengenakan seragam putih abu-abu. Karena saat itu saya meminta untuk sekolah di Jabodetabek kepada orang tua saya, mereka pun memasukkan saya di salah satu SMA yang dekat dengan rumah nenek saya. Masa awal SMA ini saya mengalami culture shock terhadap budaya kota. Itu juga pengalaman pertama saya jauh dari orang tua sehingga saya yang pada saat itu masih sulit beradaptasi memutuskan untuk kembali ke Sampit bersama orang tua saya. Saya akhirnya masuk di SMAN 1 Sampit pada semester 2 kelas 10.


Saat itu, saya merasa berada di zona nyaman saya. Akan tetapi, saya hanya merasakan sekolah luring selama 3 bulan di sekolah baru saya akibat dari pandemi Covid-19. Saya sangat frustrasi karena pertama kalinya saya harus belajar dari rumah.


Masa pandemi pun membuat saya banyak merenung tentang hidup saya, seperti cara hidup, cara berpikir, dan tujuan hidup. Masa SD dan SMP saya jalani seperti mengikuti arus. Saya berpikir saya harus mengubah cara hidup saya. Saya harus memiliki tujuan. Sejak saat itu, saya menentukan arah kehidupan saya selanjutnya. Pada awal kelas 10, saya ingin sekali menjadi seorang pebisnis atau aktuaris sehingga saya mengikuti Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 di bidang ekonomi. Namun, langkah saya terhenti di tingkat provinsi. Setelah kejadian itu, saya masih mengikuti beberapa lomba. Akan tetapi, saya berpikir piala lomba bukanlah tujuan yang harus saya capai. Saya harus mengejar perguruan tinggi yang saya impikan. Saya sangat memimpikan untuk kuliah di Universitas Indonesia, tetapi saat itu saya belum tahu ingin kuliah jurusan apa. Oleh karena itu, saya hanya belajar tanpa target.


Suatu hari saat kelas 12, saya merenungi sebuah kata mutiara dari Les Brown "Tembak bulan, bahkan jika kamu meleset, kamu akan mendarat di antara bintang-bintang." Saat itu saya berpikir untuk mengganti cara saya belajar. Saya harus belajar seolah-olah mengejar impian saya yang paling mustahil. Saat itu, saya mencari universitas apa yang memegang kasta tertinggi di bidang kedokteran dan saya menemukan bahwa universitas itu adalah Universitas Indonesia, cita-cita pertama saya. Sejak saat itu, saya selalu belajar dengan target Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki tingkat keketatan tertinggi di Universitas Indonesia. Masalah nanti akan memilih jurusan atau universitas lain itu urusan nanti.


Pada awalnya, saya ragu karena masih tertanam di kepala saya kalau saya hanya bisa ilmu hitungan. Saya mulai membuka pikiran dan hati saya untuk mempelajari ilmu hafalan, seperti pelajaran biologi dan kimia. Saya juga merasa enjoy dalam mempelajarinya dan tak disangka-sangka saya lebih minat di ilmu hafalan sejak saat itu. Saya pun menyadari bahwa setiap afirmasi yang kita berikan pada diri kita akan mempengaruhi pola pikir kita ke depannya. Saya juga mengikuti bimbingan online untuk persiapan SBMPTN saya. Saya belajar tanpa kenal waktu dan tidak peduli dengan sekitar. Hal ini disebabkan saya sudah merasa tidak mungkin lolos di jalur SNMPTN melihat nilai saya yang fluktuatif akibat pindah sekolah.


Bulan Februari tahun 2022 adalah masa pengumuman siswa eligible SNMPTN. Ternyata nama saya berada di pengumuman itu. Saya pun dengan percaya dirinya memilih Universitas Indonesia di SNMPTN ini. Namun, semuanya berubah ketika saya mulai berpikir rasional. Status saya sebagai anak pindahan sangat saya khawatirkan sebab hal tersebut menyebabkan nilai saya turun drastis. Saya juga melihat data alumni dan belum ada alumni SMA saya yang diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jalur SNMPTN. Setelah semua pikiran kalut saya mereda, saya memutuskan memilih PTN lain sebagai pilihan saya karena saya merasa tidak layak dan tidak mampu untuk masuk Universitas Indonesia. Pada akhirnya, saya mendapatkan penolakan di PTN tersebut. Suasana hati saya saat itu tidak sedih karena itu memang bukan perguruan tinggi tujuan saya.


Saya pun mulai mempersiapkan UTBK di tengah kemelutnya Ujian Sekolah. Saat itu, saya dengan yakin memilih Prodi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia di pilihan pertama. Saya terus belajar tanpa tahu waktu sampai saya sedikit kehilangan berat badan.


Karena saya tinggal di kota kecil yang bukan merupakan ibu kota, tiga hari sebelum UTBK saya harus menempuh perjalanan panjang menuju Universitas Palangka Raya selama 4 jam dengan jalur darat untuk ujian karena itu adalah pusat UTBK terdekat saya. Salah satu kesalahan yang saya lakukan sebelum UTBK adalah saya melakukan try out malam hari sebelum hari ujian. Saya terkejut melihat nilai saya yang belum masuk ke passing grade Prodi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Saya kehilangan motivasi dan hampir tidak ikut UTBK saat itu. Namun, ibu saya selalu menyemangati saya hingga akhirnya saya tetap melaksanakan UTBK.


Karena rasa minder saya terhadap hasil UTBK, saya langsung belajar untuk ujian mandiri. Waktu menunggu pengumuman pun tidak berasa bagi saya. Hari-hari saya diisi dengan belajar soal SIMAK UI karena orang bilang soal SIMAK UI memiliki tingkat kesulitan tertinggi untuk soal seleksi mandiri.


Hari pengumuman SBMPTN sudah tiba. Saat itu, saya sudah berada di rumah nenek saya di Tangerang Selatan. Namun, ibu saya masih dalam perjalanan dari Sampit sehingga saya baru membuka pengumumannya 4 jam setelah web dibuka. Saya membuka pengumumannya bersama ibu saya. Setelah membuka pengumuman dan dinyatakan lolos di pilihan pertama. Saya langsung menangis. Ibu saya langsung menangis dan memeluk saya dengan erat. Ayah saya yang pada saat itu sedang berada di Yogyakarta menelepon saya sambil menangis bahagia. Itu adalah kali pertama saya melihat ayah saya menangis. Akhirnya, saya bisa diterima di kampus impian saya.


Saya menyadari bahwa saya bukan berasal dari sekolah yang terkenal. Sering sekali saya merasa rendah diri di hadapan teman-teman baru saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya juga merasa sulit untuk berteman dengan orang baru. Oleh karena itu, saya harus berubah. Saya berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan tidak takut tantangan. Saya juga harus bisa bergaul dengan teman-teman baru saya dan bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.


Memasuki dunia perkuliahan berarti saya akan memasuki lingkungan yang baru. Di mana saya harus menjadi pribadi yang lebih mandiri. Tinggal jauh dari orang tua mengharuskan saya untuk mampu mengurus keperluan saya sendiri dan mendisiplinkan diri sendiri dalam segala hal, seperti belajar, makan, dan membagi waktu istirahat tanpa pengawasan langsung orang tua. Saya juga harus dapat beradaptasi dengan materi pelajaran baru, teman-teman seangkatan yang berasal dari berbagai daerah, kakak-kakak tingkat, dan dosen-dosen yang akan mengajar saya di sini.


Saya memiliki beberapa harapan selama menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Saya ingin mendapatkan IPK yang tinggi, lulus dengan predikat cum laude, dan mendapatkan beasiswa. Adapun harapan saya untuk angkatan 2022, yakni menjadi angkatan yang kompak dan solid, saling membantu dan bahu membahu satu sama lain, menjunjung tinggi rasa solidaritas, dan maju bersama-sama dalam perjuangan.


Saya memiliki sejumlah rencana selama menjalani masa preklinik. Saya ingin mendapatkan nilai yang memuaskan dengan lebih giat belajar dan mengikuti pelajaran di perkuliahan dengan tekun. Kemudian, saya ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah agar diberikan kemudahan selama menjalani perkuliahan dengan salat lima waktu, mengaji, dan berdoa. Saya juga ingin menambah wawasan dan pengetahuan terbaru dibidang kesehatan dengan mengikuti webinar maupun seminar.


Menjalani masa pendidikan klinik di rumah sakit pendidikan adalah awal saya berinteraksi dengan pasien di bawah pengawasan dan bimbingan dokter konsultan (pembimbing). Saya akan mempraktikkan ilmu yang sudah saya dapat pada masa preklinik dengan baik dan teliti karena di sini setiap stase-nya ada ujian dan penilaiannya


Adapun rencana jangka panjang saya saat sudah menjadi dokter juga sudah saya pikirkan. Saya ingin menjadi dokter yang baik dengan menunjukkan perkataan, perbuatan, dan penampilan yang dapat membangun kepercayaan pasien. Lalu, saya ingin memeriksa pasien dengan baik dan teliti sesuai dengan profesionalisme seorang dokter. Saya juga ingin ilmu saya selalu update terhadap ilmu kedokteran terbaru dengan cara selalu aktif melihat informasi baru melalui internet dan seminar kedokteran. Selain itu, saya ingin menambah keterampilan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan di bidang kedokteran. Terakhir, saya ingin menjadi dokter yang menangani pasien tanpa melihat strata dan status sosial mereka dengan selalu menjunjung tinggi dan melaksanakan kode etik kedokteran.


Untuk jangka panjang, saya menghimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mengubah perilaku dan gaya hidup agar terhindar dari penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Masyarakat saya harapkan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, rajin memeriksakan kesehatan, dan rajin deteksi dini penyakit tidak menular. Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah rajin berolahraga. Dengan melaksanakan hal-hal tersebut, saya berharap akan terciptanya kesehatan masyarakat yang paripurna.


Pesan saya untuk adik kelas yang mau masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Belajar dan berusahalah semaksimal mungkin untuk bisa masuk ke universitas yang kalian inginkan. Jangan mudah menyerah karena kegagalan bisa jadi awal kesuksesan yang lebih besar. Selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk mencapai cita-cita.














 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page