Narasi Perjuangan - Go Andreas Christopher Gunawan
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Perkenalkan, saya Go, Andreas Christopher Gunawan, biasa dipanggil andreas, seorang maba fakultas kedokteran universitas Indonesia program reguler. saya bersekolah dasar dan menengah pertama di SD/SMP/SMA Karangturi, Semarang, dan saya menyelesaikan pendidikan SMA di SMA Kolese Loyola, Semarang. Saya telah berjuang, bekerja keras demi mendapatkan tempat duduk sebagai mahasiswa FKUI. Saya masuk melalui jalur SBMPTN, seleksi bersama masuk perguruan tinggi. SBMPTN menurut saya adalah cara masuk paling keren dari seluruh pilihan jalur masuk karena setiap orang bisa mendaftar dan kuotanya relatif kecil. Selain itu di SBMPTN seluruh siswa di Indonesia mengerjakan tes UTBK, ujian tertulis berbasis komputer. Untuk mencapainya saya telah berjuang keras. Iniliah narasi perjuangan saya dan sedikit latar belakang saya.
Saya tidak menyangka bisa masuk ke FKUI. Awalnya saya hanya membuka QS, sebuah website pemerangkingan universitas di dunia, untuk tugas sekolah dan di ranking medicine, FKUI mendapat peringkat pertama di Indonesia. Karena FKUI peringkat pertama, sudah jelas universitas mana yang ingin aku masuki. Awalnya saya hanya ingin masuk perguruan tinggi negeri. Saya melihat FKUI sebagai perkumpulan orang-orang pintar, terpilih, dan cukup elit/keren maka saya berusaha untuk masuk ke FKUI. Selain itu, ada faktor pendorong satu lagi, gengsi. Ada beberapa teman saya yang dengan tidak perlu bekerja keras langsung masuk ke perguruan tinggi negeri melalui jalur SNMPTN, seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Bahkan ada beberapa yang masuk FK Undip, salah satu keinginan saya. Saya merasa tidak adil, masak saya bekerja keras mati-matian hanya untuk mendapat apa yang teman-teman saya dapat tanpa bekerja keras. Maka dari itu saya menjadikan jaket kuning sebagai tujuan saya. Sebagai orang awam, melihat orang memakai jaket kuning saja sudah sangat keren apalagi jika ditambah makara warna hijau tua di dada sebelah kiri. Dengan mendapat jaket kuning tersebut, setidaknya saya punya sesuatu di atas teman-teman saya yang masuk FK Undip tersebut. Memang tujuan saya ini tidak mulia, tetapi hal tersebut berhasil saya pakai sebagi motivasi diri sendiri.
Sedikit tentang diri saya sendiri, saya lahir di Semarang dan besar di Semarang. Saya bersekolah dasar di SD Karangturi, salah satu sekolah swasta paling terkenal di Semarang. Sejak SD saya menunjukkan talenta saya dalam bidang akademis. Saya mengikuti olimpiade mat, lomba mat, dan sangat banyak lomba Bahasa Inggris. Saya menikmatinya, ikut lomba, bertanding, menang ataupun kalah. Sejak SD juga saya ingin menjadi seorang dokter, kemungkinan besar karena kedua orang tua saya adalah dokter. Selama SD, nilai raport saya terbilang sangat baik dan tidak jarang saya mencapai peringkat tinggi di kelas. Saya juga merupakan anak yang sangat aktif, mungkin bahkan terlalu aktif. Saya juga ikut sebuah program di SD Karangturi yaitu Bintang Pelajar. Program tersebut adalah program menentukan siswa terbaik satu angkatan berdasarkan kemampuan akademis, non akademis, dan riset. Saya mengikuti program tersebut hingga mencapai tahap final di mana hanya tersisa 6 orang. Di tahap itu kami diwajibkan untuk membuat sebuah riset dengan tema yang telah ditentukan. Sayangnya teman saya yang berhasil menjadi pemenangnya. Namun saya tidak terlalu tersakiti karena buat saya menang atau kalah adalah hal biasa dan saya cukup menikmati perjuangan yang saya lalui tersebut.
Lalu setelah tamat sekolah SD dengan raport yang dapat dikatakan sangat baik dan dengan nilai UN yang juga sangat baik, saya masuk ke SMP. Saya tidak terlalu memikirkan SMP dan saya hanya melanjutkan ke SMP Karangturi tanpa berpikir lebih lanjut. Di SMP, secara general tingkah laku saya masih aktif, nilai masih terbilang sangat baik, dan tidak banyak yang berubah. Selama SMP saya lebih sering bermain game, tetapi hal tersebut tidak mengganggu saya di sekolah. Saya juga cukup menikmati masa SMP saya. Pengalaman yang paling saya ingat dari masa SMP adalah saat ada doa bersama untuk UN saya malah tidak ikut dan malah melakukan hal lain bersama teman saya. Tentunya saya dihukum oleh kepala sekolah. Namun justru saat kelulusan di acara wisuda, dibacakan juga nama-nama peraih nilai-nilai UN tertinggi sekolah. Saya tidak berharap apa-apa dan setelah peringkat dua, muncul muka saya di slide power point dan langsung ditutup dan orang yang dipanggil setelah itu nama yang dipanggil sebagai peringkat satu bukan nama saya. Saya tertawa bersama teman-teman saya karena kita mengira bahwa hal tersebut merupakan kesalahan teknis. Akan tetapi, kenyataanya ada 2 orang peringkat 1 nilai tertinggi UN dan orang kedua itu aku. Orang pertamanya adalah bintang pelajar saat SD.
SMP selesai, saatnya mencari SMA. Saya memilih SMA lain, tepatnya SMA Kolese Loyola. SMA Loyola terkenal cukup sulit, bisa dibilang mirip dengan SMA Kanisius dan Don Bosco. Tujuan saya masuk SMA Loyola adalah untuk mencari teman dan suasana baru. Di SMA seharusnya saya bisa menikmati keseharian saya, tetapi, COVID tidak berkata demikian. Tak lama setelah masuk dan penjurusan, kita harus memulai pembelajaran secara online karena COVID-19. Jujur saya agak tidak senang di awal, tetapi saya merasa sekolah dari rumah jauh lebih mudah dan santai daripada sekolah offline. Sepanjang hari bisa main game, bisa nonton youtube, dsb. jujur hal tersebut cukup menyenangkan. Namun, karena daring, saya tidak bisa terlalu dekat dengan teman-teman saya. Kita hanya bisa berhubungan secara daring melalui media sosial.
Tak terasa sudah saatnya saya masuk ke perguruan tinggi. Keinginan saya menjadi dokter masih tinggi dan justru semakin kuat. Saya menargetkan masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN. Untuk mencapainya saya memilih untuk mengikuti kursus dan belajar dengan sangat giat, lebih giat dari sebelum-sebelumnya. Saya mengikuti les dengan biaya yang sangat tinggi, untungnya, saya punya sebuah prinsip untuk tidak membuang-buang uang maka saya menggunakan kesempatan bimbingan ini dengan sebaik mungkin.
Selama perjuangan saya demi UTBK, di tempat les, saya juga masih sangat aktif, sering bercanda, dan cukup cerewet. Saya juga sering membantu teman-teman saya jika ada yang tidak paham. Saya cukup menikmati keseharian saya itu walau yang saya lakukan hanya belajar. Namun, teman-teman yang ada di sekitarku itu membuat belajar menjadi cukup menyenangkan. Lalu tiba saatnya UTBK. Jujur sangat mengejutkan saat soal UTBK bertambah 33% walau waktunya tetap. Soal UTBK juga tidak membantu sama sekali. Hingga datang saatnya pengumuman. Kebanyakan orang pada beberapa hari sebelum pengumuman biasanya pada down, tetapi saya sebaliknya, saya justru sangat happy dan sangat ingin tahu hasilnya. Hingga pada hari-H, saya dengan cueknya membuka pengumuman UTBK di pc front desk tempat les. Hasilnya, saya masuk pilihan pertama saya, FKUI. Saya mengalami euforia saat membuka pengumuman tersebut, sayangnya tidak semua orang bisa menikmati hasil SBMPTN. Justru lebih banyak orang yang tidak diterima daripada diterima.
Saya telah berjuang dan saya telah diterima di FKUI, tetapi perjuangan saya belum selesai, saatnya memulai chapter baru yaitu perguruan tinggi. Selama SMA saya kurang aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi, kemungkinan besar hak tersebut terjadi karena pandemi virus corona. Di FKUI sayan ingin lebih aktif dalam organisasi dan dengan itu sayang ingin mengikuti UKM dan BEM. Namun, saya belum tahu bagaimana nantinya nasib saya di FKUI. Jika memang memungkinkan saya akan mengikuti BEM dan UKM, tetapi jika memang tidak memungkinkan, saya tidak akan mengikutinya. Tujuan utama saya di FKUI adalah untuk menjadi dokter yang baik, lainnya adalah tujuan sampingan.
Sebelum masuk FKUI saya punya tujuan untuk masuk ke FKUI dan sekarang setelah saya masuk di FKUI saya ingin lulus dengan setidaknya cum laude. Memang agak mimpi untuk sekarang, terutama karena saya belum merasakan bagaimana rasanya menjadi siswa FKUI dan belum tahu apa tantangan kedepannya. Namun, tidak ada salahnya bermimpi, saya bermimpi untuk masuk FKUI dan saya berhasil menjadikannya kenyataan. Saatnya saya menjadikan mimpiku saat ini sebuah kenyataan.
Saya juga memiliki beberapa harapan untuk angkatan saya, angkatan Brilian. Saya berharap supaya kita dapat menghidupi nama Brilian yang telah kita tentukan bersama. Semoga seluruh anggota angkatan 22 ini bisa lulus dari pendidikan dokter S1 maupun profesi nantinya. Semoga juga angkatan ini bisa menjadi sebuah keluarga yang solid, tetap satu, utuh, dan tak ada satu pun yang tertinggal. Seleihnya aku berharao kita dapat berteman semua dan tentunya dapat bekerja sama dengan baik dalam menjalani segala rintangan yang mungkin kita hadapi.
Selama pre klinik ini, saya ingin untuk mendapat IPK yang tinggi, tetapi juga menikmati keseharian yang akan saya jalani. Saya perlu belajar supaya kelak saya bisa menjadi dokter dengan kompetensi tinggi. Saya juga perlu untuk menamatkan pendidikan dan tidak kenyerah di tengah jalan. Untuk itu saya akan belajar keras, tetapi tetap meluangkan waktu bersantai bersama teman-teman dan menikmati masa kuliah. Salah satu cara lain yang ingin saya lakukan dalam mencapainya adalah mengikuti UKM dan BEM. Amat sangat pentinglah bagi diri saya untuk istirahat sejenak dan menarik napas. Saya perlu menjaga kesehatan saya baik fisik maupun mental karena saya tahu bahwa kedepannya akan sulit. Saya masih belum tahu apa saja tantangan-tantangan yang akan saya hadapi, tetapi saya akan berusaha untuk mencapai target saya ini dan saya yakin dapat mencapai target saya ini.
Selama jadi dokter baik saat klinik maupun setelah lulus, saya ingin menjadi dokter yang baik dalam hal kompetensi, bermoral dan etika yang luhur, serta mengutamakan kemajuan kesehatan dari pada materi. Saya harus bekerja untuk membantu masyarakat, bukan untuk memeras. Saya ingin setidaknya memiliki beberapa riset yang diakui dunia dan akan sangat keren lagi jika saya sendiri, sebagai seorang dokter, dapat diakui. Sebelum itu saya harus menyelesaikan pendidikan dokter ini dengan setidaknya cum laude. Lalu mengambik spesialisasi dan mungkin konsultan atau mengambil phd. Untuk saat ini saya belum mengetahui spesialisasi apa yang akan saya ambil, alasan terbesarnya adalah bahwa saya sendiri belum mempelajari pelajaran-pelajaran kedokteran. Oleh karena itu, saya belum dapat menemukan bidang spesifik mana yang aku minati. Namun, selama pendidikan ini saya yakin akan menemukan minat saya dan saya akan menekuninya hingga mimpi saya itu tercapai.
Selain harapan untuk diri sendiri dan angjatan saya, kita perlu sadar bahwa dunia saat ini diserang oleh pandemi COVID-19, tetapi bukan itu saja masalah terbesar yang kita hadapi saat ini. Di bidang kesehatan sendiri, ada sangat banyak penyakit terutama penyakit degeneratif yang masih belum dapat disembuhkan. Banyak orang terkena diabetes, kanker, dan masih banyak lagi. Semua penyakit tersebut hingga sekarang masih belum dapat dicegah, tetapi justru kasusnya semakin banyak setiap hari. Selain itu, masih banyak manusia yang belum mendapat fasilitas medis yang mencukupi. Saya ingin dokter di dunia semakin banyak dan setiap orang bisa mendapat fasilitas medis yang mencukupi. Selain itu, saya tidak ingin adanya diskriminasi dalam dunia medis baik itu selama pendidikan maupun kehidupan sehari-hari. Kita semua manusia, walau berbeda, kita tetap sama, berhak sama, bermartabat sama, tetapi di dunia yang sedang dalam krisis sosial, terutama di Indonesia dengan maraknya radikalisme.
Sebelum menutup narasi ini, saya punya pesan bagi adik-adik atau mungkin yang sedang gap year dalam perjuangan mereka masuk FKUI. Percaya diri saja. Akan tetapi tetap perhatikan skill yang ada miliki. Apakah anda pintar, apakah anda mampu masuk FKUI ataupun FK, apakah anda bisa mendapat nilai UTBK/SIMAK yang lebih tinggi dari orang-orang di Indonesia, apakah kedokteran itu passion anda, apakah anda siap untuk sengsara nanti di FK dan UTBK/SIMAK? Tanyakanlah hal-hal tersebut pada diri anda sendiri. Jika memang jawaban Anda untuk semua pertanyaan ini adalah Ya, mulailah dari sekarang. Persiapkan materi UTBK ataupun ikutilah lomba dan siapkan nilai raport yang baik supaya dapat masuk ke FKUI melalui SNMPTN. Setelah itu, percaya dirilah. Pada tahun 2022, 10 peraih nilai tertinggi utbk untuk saintek tidaka da yang UI. Isinya hanya FK UGM, FK UNDIP, ITB, dan FK UNSOED. Jangan sampai anda memilih FKUI sebagai pilihan kedua anda. Jadikanlah FKUI pilihan pertama anda dan jadikan FKUI sebagai tujuan yang harus dicapai. Lakukan segala hal untuk mencapai hal tersebut, segala hal yang legal tentunya. Terakhir, mintalah restu. Berdoalah pada Tuhan yang Anda percayai dan mintai restu orang tua Anda. Jika orang tua anda tidak yakin, buat mereka yakin. Jika orang tua anda tidak ingin Anda masuk FKUI, berilah alasan yang konkrit dan argumen yang kuat dan ubahlah pemikiran orang tua Anda. Akan tetapi ingatlah, jalan yang Anda akan hadapi dalam perjuangan menuju FKUI dan selama FKUI bukanlah jalan beraspal yang mulus. Akan ada amat sangat banyak geronjalan dan lubang. Buatlah pilihan dengan akal sehat, logika, dan nilai-nilai realistis. Sekian pesan saya bagi Anda calon-calon mahasiswa berjaket kuning UI dan bermblem hijau di dada sebelah kiri, lambang FKUI. Akhir kata, bertarunglah, berjuanglah, dan janganlah menyerah.
Namun, jika anda menjawab tidak pada pertanyaan di atas, jangan pilih FK dan jangan pilih FKUI. Tidak worth it untuk bekerja keras mati-matian untuk tidak mendapatkan apa-apa. Tetapi jika anda memang keras kepala, go ahead dan good luck. Tunjukan ke dunia kalau kamu, orang biasa, bisa masuk FKUI.
Comments