top of page

Narasi Perjuangan - Gabriela Elizabeth Wahyunin

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Perkenalkan, nama saya Gabriela Elizabeth Wahyunin, akrab dipanggil Gaby. Saya seorang lulusan SMAK Penabur Gading Serpong dan merupakan seorang mahasiswi baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Program Studi Pendidikan Dokter Kelas Khusus Internasional angkatan 2022. Setelah melalui perjuangan yang panjang, saya akhirnya berhasil diterima menjadi mahasiswi baru Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK KKI.

Kisah perjalanan saya menjadi seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bisa dibilang tidak singkat. Jika menilik ke belakang, ambisi saya untuk berkecimpung di dunia medis sudah muncul sejak saya berumur kira-kira tiga tahun. Ayah saya adalah seseorang yang bekerja sebagai seorang dokter dan melihat beliau dalam pekerjaannya sejak saya masih sangat muda menumbuhkan rasa hormat dan kagum terhadap profesi yang mulia ini. Salah satu memori masa kanak-kanak saya yang menurut saya cukup mengesankan adalah pekan cita-cita di taman kanak-kanak saya dimana saya bercerita kepada teman-teman, guru-guru, dan orang tua murid lainnya akan keinginan saya menjadi seorang dokter anak. Ya, cita-cita tersebut sudah lama ada dalam diri saya.

Sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah bercita-cita untuk berkuliah di sebuah universitas ternama. Karena saya tinggal di wilayah dimana ada banyak perguruan tinggi swasta, pengetahuan awal saya mengenai perkuliahan hanyalah sebatas universitas-universitas yang berada di dekat rumah tempat tinggal saya. Saya pertama kali mendengar tentang Universitas Indonesia ketika saya berada di kelas 4 SD dan hampir langsung jatuh cinta dengan universitas jaket kuning kita ini. Saat itu, keinginan saya untuk dapat menempuh pendidikan di Universitas Indonesia mungkin hanya sebatas karena hal-hal baik yang diceritakan oleh guru-guru dan anggota keluarga saya yang lainnya, atau bisa dibilang karena Universitas Indonesia adalah salah satu universitas yang dianggap bergengsi. Namun dengan seiring berjalannya waktu, saya lebih yakin akan keputusan saya untuk mendaftarkan diri ke Universitas Indonesia.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tentunya sudah diakui sebagai fakultas kedokteran terbaik yang sangat dihormati di Indonesia bukan hanya karena sejarahnya yang panjang, namun juga karena telah menghasilkan lulusan-lulusan dokter yang telah berpengaruh besar dalam memajukan layanan kesehatan di Indonesia. Selain itu, tekad saya diteguhkan lagi setelah mengikuti Open House FKUI 2021 dimana saya merasa takjub melihat wilayah kampus dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga akan keramahan kakak-kakak fasilitator acara waktu itu. Menurut saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bukan hanya sebuah lembaga yang mendidik calon-calon dokter secara akademik, namun juga menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman dan penuh kekeluargaan bagi para mahasiswanya. Oleh karena itu, walaupun saya mengetahui betapa sulitnya jalan untuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia, saya merasa lebih siap untuk berusaha keras demi mencapai cita-cita saya itu.

Pada masa SMP, saya sempat kehilangan minat untuk menempuh pendidikan dokter. Secara umum, saya sebenarnya seseorang yang sangat menyukai pelajaran hitungan sehingga mata pelajaran matematika dan fisika justru lebih menarik bagi saya dan pada saat itu, saya sempat ingin mengambil jurusan teknik ketika nanti berkuliah. Rencana saya untuk masuk jurusan teknik berlanjut hingga saya naik ke SMA namun ketika saya duduk di kelas 11 dan sedang bersiap untuk memilih jurusan kuliah, muncul kembali kerinduan hati saya untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan dan saya pun teringat akan ambisi masa kecil saya. Akhirnya, walaupun saya mengetahui kalau jalan pendidikan yang harus ditempuh oleh seorang calon dokter dapat dikatakan sangat berat, namun saya berkomitmen kepada Tuhan dan diri saya sendiri bahwa saya tidak akan menyerah hingga saya dapat berhasil menjadi seorang dokter yang dapat mengabdi kepada orang-orang disekeliling saya.

Pada masa SMA saya, saya disekolahkan di sebuah sekolah yang bisa dibilang memiliki murid-murid yang cukup kompetitif, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Selayaknya setiap orang yang bersiap untuk berjuang masuk ke perguruan tinggi negeri, langkah awal yang saya persiapkan adalah nilai rapor untuk SNMPTN. Sejak sekolah dasar, saya sudah dibiasakan untuk belajar dengan tekun sehingga nilai-nilai rapor saya bisa dibilang cukup memuaskan dan hal tersebut saya pertahankan hingga sekolah menengah atas. Bahkan di masa pandemi Covid-19 dimana pembelajaran di sekolah harus dilaksanakan secara daring, hal tersebut tidak mematahkan semangat belajar saya dan saya tetap berusaha keras selayaknya pembelajaran luring seperti sebelum masa pandemi. Belum lagi, saya juga cukup aktif dalam kegiatan berorganisasi dengan menjabat menjadi bendahara OSIS selama dua periode dan saya juga ikut ambil bagian dalam kegiatan pengembangan seni berupa orkestra. Walaupun akhirnya pengalaman OSIS saya tidak dapat disertakan ketika mendaftar jalur SNMPTN akibat perubahan peraturan, namun pengalaman-pengalaman saya di OSIS dan orkestra sekolah telah menolong saya menjadi seseorang yang lebih bertanggung jawab dan saya mendapatkan banyak pengalaman berharga selama saya menjabat sebagai bendahara OSIS serta arranger orkestra sekolah.

Saya merasa cukup sedih ketika hari pengumuman SNMPTN tiba dan saya dinyatakan tidak lulus seleksi. Awalnya, saya memang tidak berharap banyak untuk lulus seleksi SNMPTN karena kuota nya yang jauh lebih sedikit dibandingkan jalur-jalur masuk perguruan tinggi negeri lainnya dan saya juga mengerti bahwa masih ada faktor-faktor lain selain nilai rapor yang dapat menyebabkan saya tidak lulus seleksi, apalagi jika melihat riwayat alumni SMAK Penabur Gading Serpong yang jarang sekali lulus Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN, namun tentunya masih ada rasa kecewa ketika melihat usaha untuk lulus SNMPTN masih belum cukup untuk mengantarkan saya untuk berkuliah di Universitas Indonesia. Ditambah lagi, saya juga sempat mendaftarkan diri melalui jalur Talent Scouting untuk program Kelas Khusus Internasional dan lagi-lagi harus merasakan penolakan kedua kalinya.

Namun, kekecewaan saya itu saya kemudian ubah menjadi sebuah semangat baru untuk tetap melakukan yang terbaik. Menghadapi seleksi SBMPTN, saya belajar jauh lebih keras lagi, mengharapkan hasil yang lebih baik. Walaupun sudah ditolak dua kali, saya memberanikan diri untuk tetap memilih Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya saat seleksi SBMPTN. Saya mengorbankan cukup banyak waktu liburan saya untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian dan tentunya usaha saya ini saya bawa dalam doa terus menerus. Akan tetapi, lagi-lagi saya harus berhadapan dengan pengumuman tidak lulus yang berarti saya masih harus berusaha lagi untuk menghadapi ujian-ujian mandiri.

Layaknya banyak orang, saya juga tiba di suatu titik dimana rasanya sudah terlalu lelah belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi. Banyak orang yang sudah menyarankan saya untuk masuk ke perguruan tinggi swasta saja tetapi dalam hati saya masih ada keinginan untuk mencoba satu kali lagi. Pikir saya yang penting adalah saya sudah berusaha hingga akhir dan jikalau pada akhirnya memang bukan rencana Tuhan untuk saya dapat berkuliah di Universitas Indonesia, maka saya bisa menerima hasil tersebut dengan keadaan hati yang lebih tenteram karena saya tahu saya sudah melakukan usaha saya yang terbaik.

“Hasil tidak pernah mengkhianati usaha”, itulah yang sering dikatakan guru-guru saya sejak saya masih kecil. Awalnya, setelah gagal lulus seleksi untuk masuk Universitas Indonesia berkali-kali, saya sempat mempertanyakan kebenaran akan perkataan tersebut. Kalau saya dari awal tidak punya keinginan yang sangat besar untuk berkuliah di Universitas Indonesia, mungkin saya juga sudah menyerah ketika ditolak di jalur SBMPTN. Saya sungguh bersyukur saya memutuskan untuk berjuang hingga jalur SIMAK UI dimana saya mengikuti ujian program regular dan program KKI, dan akhirnya berhasil diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2022.

Melihat perjuangan panjang saya untuk akhirnya dapat sampai di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya sadar bahwa ini baru merupakan langkah awal saya menempuh pendidikan untuk menjadi seorang dokter. Tentunya masih banyak tantangan di masa depan yang jauh lebih berat daripada perjuangan masuk universitas tetapi saya percaya dengan pertolongan Tuhan dan usaha yang maksimal, saya dapat menghadapi segala tantangan tersebut.

Mengingat seberapa keras saya berjuang untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tentunya saya harus senantiasa berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri saya. Selama bersekolah, saya dikenal sebagai seseorang yang cukup introvert dan karena kepribadian saya itu, terkadang saya justru menimbulkan kesan tertutup dan sulit bersosialisasi dengan orang-orang baru. Saya juga kerap merasa canggung ketika saya diharuskan untuk menghampiri dan berbicara dengan seseorang yang tidak saya kenal. Akan tetapi, saya sadar bahwa profesi seorang dokter merupakan profesi yang sosial, yang akan banyak melibatkan interaksi dengan pasien, anggota keluarga pasien, dokter-dokter yang lain, maupun tenaga kerja lainnya, sehingga selama saya menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya bertekad untuk belajar dapat bersosialisasi lebih baik lagi dan menjadi orang yang lebih hangat dan terbuka bagi orang lain.

Selain itu, saya juga berencana untuk aktif dalam kegiatan organisasi selama studi saya, sehingga saya pun harus melatih kemampuan time management saya lebih lagi. Saya berharap selama saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya dapat menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi dalam bidang akademik dan non-akademik, memperluas koneksi saya, mendapatkan banyak pengalaman yang berharga, dapat lulus dengan IPK yang memuaskan, serta akhirnya dapat menjadi dokter yang berguna bagi sesama.

Bersama dengan teman-teman seangkatan saya, saya berharap kami dapat menjadi angkatan yang penuh solidaritas dan dapat saling mendukung dalam menjalani studi sebagai mahasiswa kedokteran. Mengingat nama angkatan kami yaitu “Brilian”, saya harap nama tersebut menjadi doa bagi kami semua supaya sesuai dengan artiannya, kami dapat menjadi calon dokter-dokter unggulan yang dapat memajukan Indonesia. Setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya telah bertemu dan berkenalan dengan banyak teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan sejauh ini semuanya sangat ramah terhadap saya. Saya berharap dapat menjadi seseorang yang dapat dipercaya oleh teman-teman seangkatan untuk membantu mereka jika ada kesulitan dan saya juga berharap dapat bersandar kepada teman-teman seangkatan juga ketika saya membutuhkan bantuan.

Untuk ke depannya, saya akan menghabiskan masa studi saya di Universitas Indonesia dengan sebaik-baiknya. Tentunya, seorang mahasiswa kedokteran sudah sepatutnya belajar dengan sungguh-sungguh namun selain belajar, saya percaya bahwa keseimbangan antara studi dan kehidupan sosial juga merupakan hal yang penting. Saat saya masih SMA, saya seringkali belajar dalam kelompok bersama dengan teman-teman dekat saya dan metode ini terbukti membantu saya memahami materi pelajaran lebih baik lagi, sehingga saya berharap dapat menemukan komunitas yang saling mendukung di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dapat belajar dan bertumbuh bersama saya. Selain itu, sebagai seseorang yang cukup tertarik dengan kegiatan organisasi, saya bertekad untuk aktif dalam berbagai kepanitiaan di samping kegiatan akademik saya.

Saya juga berencana untuk mencari berbagai beasiswa untuk membantu orang tua saya menunjang biaya pendidikan saya selama berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, saya akan berusaha keras untuk mempertahankan nilai-nilai yang baik supaya permohonan beasiswa saya tersebut dapat dikabulkan. Hal yang terakhir namun paling terutama, saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk selalu berserah dan mendekatkan diri kepada Tuhan selama masa studi saya karena saya percaya hanya pertolongan Tuhan yang dapat memampukan saya untuk menjalani proses yang panjang dan sulit ini untuk menjadi seorang dokter.

Kelak juga ketika tiba saatnya saya menjalani masa klinik, saya tidak akan mengendurkan semangat saya. Saya akan dengan rendah hati belajar di bawah bimbingan dokter-dokter senior. Walaupun saya banyak mendengar kalau masa klinik pendidikan seorang dokter bisa dikatakan cukup menantang, saya percaya bahwa masa klinik ini adalah sebuah tahapan yang sangat penting untuk saya lalui sehingga saya akan berusaha semaksimal saya supaya dapat menjalani masa klinik saya kelak dengan sebaik-baiknya. Saya pastinya juga akan mempersiapkan keadaan fisik dan mental saya supaya saya lebih sanggup untuk menghadapi masa klinik.

Sebagai seorang calon dokter, saya pastinya menantikan kemajuan dalam bidang kesehatan untuk masyarakat Indonesia. Saya berharap dengan munculnya generasi baru dokter-dokter Indonesia, dimana saya mengambil bagian sebagai seorang mahasiswa baru, kami dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, mengedukasi masyarakat Indonesia lebih lanjut lagi mengenai hal-hal yang berbau kesehatan, dan menyediakan layanan kesehatan kepada masyarakat dengan menjangkau orang-orang yang selama ini belum mendapatkan layanan kesehatan selayaknya.

Saya juga memiliki impian untuk membuka klinik-klinik dan rumah sakit penelitian sendiri di berbagai wilayah di Indonesia yang dapat menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat tanpa harus mengkhawatirkan biaya pengobatan atau asuransi kesehatan. Dengan harapan saya yang sangat besar ini, saya sadar atas tanggung jawab saya untuk berusaha ambil bagian dalam mewujudkan kemajuan tersebut.

Bagi teman-teman semua yang juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya hanya ingin memberi semangat kepada teman-teman semua dan saya mendoakan supaya teman-teman semua dapat meraih impian tersebut. Ketahuilah bahwa proses yang akan teman-teman lalui bukanlah hal yang mudah namun jika teman-teman memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil, tentunya teman-teman semua akan berusaha semaksimal mungkin dan usaha itulah yang dapat menghantarkan teman-teman kepada status sebagai mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Tentunya, jangan lupa banyak berdoa dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan teman-teman semua karena usaha kita akan menjadi sia-sia jika tidak ada campur tangan Tuhan yang mengizinkan kita untuk berhasil. Akhir kata, semangat berjuang dan sampai berjumpa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.







 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page