Narasi Perjuangan - Fatimah Adzra Khairunnisa
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 9 min read
Perjalanan Menggapai Tujuan Hidup
Perkenalkan, nama saya Fatimah Adzra Khairunnisa, biasa dipanggil Adzra. Seorang pelajar dari SMA Negeri 8 Jakarta yang sangat bersyukur karena diberikan kesempatan untuk mengisahkan narasi perjuangannya dalam tulisan ini. Saya meyakini bahwa setiap manusia memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Saat usia kita telah mencapai penghujungnya, akan terlintas sebuah pertanyaan, “apa yang telah saya lakukan dengan kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah SWT kepada saya selama ini?”. Berangkat dari pertanyaan tersebut, saya yakin bahwa panggilan jiwa saya adalah untuk menjadi seseorang yang senantiasa memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional melalui jalur Talent Scouting merupakan titik nol perjuangan dalam menggapai mimpi saya. Langkah awal proses memantaskan diri, hingga suatu hari nanti dapat menjadi seorang dokter, sosok yang mendedikasikan hidupnya guna meningkatkan kualitas hidup banyak insan.
Gedung putih bertuliskan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berlokasi di Jalan Salemba Raya merupakan tempat impian banyak orang untuk dapat menimba ilmu. Tak terkecuali dengan saya. Ilustrasi gambar jas lab FKUI berhiaskan makara hijau di bagian dada kanan yang saya tambahkan nama 'Fatimah Adzra' pada bagian dada kiri menjadi latar telepon genggam saya selama 3 tahun ke belakang sebagai pengingat akan mimpi tinggi yang harus saya raih. Saya merasa sangat bersyukur karena telah dilahirkan dari kedua orang tua yang selalu memberi dukungan penuh terhadap apa yang menjadi mimpi saya, termasuk salah satu cita-cita terbesar saya, untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dulu, saya sering diajak oleh Ayah dan Mama saya untuk sekadar melintas di depan gedung putih tersebut untuk 'memotivasi diri'. Rasa haru mengalir pada diri saya saat melihat pagar-pagar tinggi berhiaskan makara Universitas Indonesia sepanjang Jalan Salemba Raya. Haru yang bercampur dengan perasaan bahwa menginjakkan kaki di FKUI sebagai seorang mahasiswa hanyalah angan-angan belaka. Mengapa tidak? Reputasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia diakui secara nasional dan internasional sebagai sekolah kedokteran terbaik bangsa. Dokter-dokter lulusan FKUI pun merupakan tokoh-tokoh luar biasa yang senantiasa berkontribusi untuk kesehatan masyarakat di Indonesia Indonesia. Meskipun demikian, kedua orang tua saya selalu memotivasi saya untuk tetap optimis dalam bekerja keras, percaya pada kemampuan yang saya miliki, dan terus berharap kepada rida Allah SWT. Untuk menjadi dokter terbaik versi diri saya, belajar dari tempat yang terbaik pula adalah hal yang penting. Selain itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga memiliki program Kelas Khusus Internasional yang memungkinkan lulusan-lulusannya untuk memperoleh kompetensi berskala internasional sehingga mampu bersaing secara global. Beberapa hal yang telah saya sebutkan di atas meyakinkan diri saya untuk terus berjuang dalam mewujudkan mimpi saya, untuk dapat memasuki gedung putih tersebut dengan menyandang status mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Alasan penuh makna yang mendasari keputusan saya untuk menjadi seorang dokter bermula dari kisah yang sangat sederhana. Sosok kakak-kakak dokter kecil berseragam serba putih dilengkapi dengan atribut topi biru yang siap siaga berdiri di belakang barisan untuk membantu siswa yang jatuh sakit saat upacara membuat saya, yang kala itu menduduki bangku sekolah dasar, terkagum. Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi salah satu lokasi favorit saya di tempat saya menimba ilmu selama 6 tahun itu. Manekin anatomi, lemari penuh dengan alat pertolongan pertama, dan berbagai poster kesehatan yang terdapat di ruangan UKS sangat menarik perhatian saya. Ketika pendaftaran dokter kecil dibuka, saya pun mendaftarkan diri dan menjalankan tugas saya sebagai dokter kecil dengan antusias dan penuh semangat. Disamping itu, buku komik berbasis sains berjudul Why? The Human Body merupakan buku bacaan yang memunculkan ketertarikan saya terhadap bagaimana tubuh manusia dapat bekerja, di mana hal ini kaitannya sangat erat dengan dunia kedokteran. Dari membaca buku tersebut, saya mengetahui bahwa setiap komponen tubuh kita saling berkomunikasi dengan cara yang luar biasa dalam mendukung kehidupan manusia. Pada kala itu, bagi saya tidak ada hal yang lebih menarik dari keindahan dan kerumitan tubuh seorang manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pengalaman saya sebagai anggota dokter kecil dan ketertarikan saya pada bidang kesehatan mendorong saya untuk mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja. Kali ini, saya diberikan kepercayaan untuk menjadi Ketua Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di sekolah saya, SMP Negeri 41 Jakarta. Sebagai bagian dari Palang Merah Remaja, saya banyak dibekali ilmu mengenai tubuh manusia, pertolongan pertama, hingga kesehatan remaja. Saya pun seringkali membantu teman-teman saya yang sakit atau terluka dengan pengetahuan yang saya miliki. Mengedukasi mereka tentang cara merawat berbagai macam luka, memberikan pertolongan pertama kepada teman yang sesak napas, hingga membantu menghentikan perdarahan pada mimisan. Berkesempatan untuk dapat hadir dan memberikan pertolongan bagi orang lain yang sedang kesulitan adalah suatu hal yang sangat bermakna bagi saya. Selain itu, saya pun merasakan rasa bahagia dan kepuasan tersendiri ketika orang yang saya bantu dapat pulih seperti sedia kala. Namun, tak jarang pula kondisi teman-teman saya yang dilarikan ke UKS terlalu gawat sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat seperti itulah saya merasa tak berdaya karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mampu membantu mereka. Hal ini menjadi titik di mana saya yakin untuk mempelajari ilmu kedokteran lebih jauh lagi agar mampu membantu lebih banyak orang dengan kondisi yang jauh lebih rumit di masa depan.
Mengetahui keinginan besar anak mereka untuk menjadi seorang dokter di masa depan, kedua orang tua saya selalu berpesan agar saya belajar dengan sungguh-sungguh karena meraih mimpi yang saya cita-citakan itu tidaklah mudah. Selama menimba ilmu di tingkat Sekolah Menengah Pertama, saya selalu berusaha semaksimal mungkin dalam mempertahankan performa akademik saya. Saya juga menyadari bahwa saya sangat tertarik dengan pelajaran berbasis sains yang sejalan dengan ilmu kedokteran. Langkah yang saya ambil selanjutnya adalah mempersiapkan diri saya sebaik mungkin dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) agar dapat melanjutkan studi di salah satu Sekolah Menengah Atas terbaik di Indonesia, SMA Negeri 8 Jakarta. Usaha, malam-malam panjang yang saya luangkan untuk belajar, serta doa-doa yang senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT pun berbuah manis. Alhamdulillah, saya berhasil memperoleh rata-rata skor UNBK dengan presentase 99% untuk 4 mata pelajaran yang diujikan. Pencapaian ini menjadikan nilai saya mendapat predikat skor UNBK tertinggi se-DKI Jakarta dan harapan saya untuk dapat melanjutkan studi di SMA Negeri 8 Jakarta pun tercapai.
'Bukit Duri', julukan untuk SMA Negeri 8 Jakarta dirasa cocok dengan keadaan yang sebenarnya. Menempuh 3 tahun masa studi di sana bagaikan melakukan pendakian di bukit yang penuh dengan duri dan rintangannya tersendiri. Namun, keputusan saya untuk memilih SMA Negeri 8 Jakarta sebagai tempat tempa diri adalah kesempatan yang sangat saya syukuri. SMA Negeri 8 Jakarta bukan hanya menempa diri saya delam segi akademik saja, proses panjang kaderisasi yang harus kami lalui dan perkenalan diri dengan berbagai organisasi ternyata merupakan hal yang sangat saya minati. Keinginan yang tinggi untuk senantiasa bermanfaat bagi orang lain mendorong saya untuk bergabung dengan organisasi sosial bernama Ekstrakurikuler Kemasyarakatan. Dari Kemasyarakatan, banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan mengenai empati dan ketulusan, seperti bagaimana caranya untuk memanusiakan manusia lain. Pada waktu yang bersamaan, saya juga diberikan kepercayaan yang sangat besar untuk mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Pengurus OSIS SMA Negeri 8 Jakarta. Membantu untuk mengordinasikan 15 Ekstrakurikuler beserta seluruh komponen SMA Negeri 8 Jakarta memberikan saya banyak pengalaman yang sangat berharga. Tujuh belas anggota Pengurus OSIS lainnya pun menjadi sosok 'keluarga' yang mengiringi pendakian saya di Bukit Duri. Tentu tanggung jawab yang besar datang beriringan dengan pengorbanan yang harus dilakukan. Mengorbankan waktu istirahat saya untuk belajar merupakan cara saya untuk tetap menyeimbangkan performa akademik saya dengan tanggung jawab yang saya miliki di organisasi. Memang sulit rasanya, tetapi itu sudah menjadi konsekuensi dari tingginya mimpi yang telah saya tetapkan. Selain dari kehidupan akademik dan organisasi, saya juga beberapa kali berkesempatan untuk berpartisipasi dan memenangkan berbagai macam lomba olimpiade berskala nasional di bidang biologi dan juga kedokteran.
SNMPTN merupakan jalur masuk pertama dari berbagai jalan yang bisa saya tempuh untuk diterima di FKUI. Diri saya yang waktu itu masih sangat idealis, mengharapkan jalur ini untuk menjadi rute saya menuju FKUI. Namun kenyataan berkata lain, nilai-nilai ujian yang saya peroleh seringkali ditulis dengan tinta warna merah karena tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah saya. Harapan saya untuk dapat lolos melalui jalur SNMPTN pun perlahan sirna. Ketika memasuki masa kelas 12 SMA, saya pun langsung memfokuskan diri mempersiapkan diri saya untuk menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Walau dirasa belum cukup memuaskan, tetapi nilai-nilai yang saya peroleh selama 5 semester mampu mengantarkan saya untuk menjadi salah satu siswa eligible dari SMA Negeri 8 Jakarta. Saya pun memilih FKUI sebagai satu-satunya pilihan saya dalam jalur SNMPTN. Namun kembali lagi, mengingat banyaknya peminat FKUI dari sekolah saya membuat saya tidak terlalu berharap dengan jalur SNMPTN. Kemudian, saya mendapatkan informasi dari guru bimbingan konseling dan juga kakak-kakak alumni bahwa FKUI memiliki kelas khusus internasional dengan jalur masuk Talent Scouting. Saya pun memutuskan untuk turut mendaftarkan diri. Saya kerap kali bertanya kepada kakak-kakak alumni mengenai pengalaman mereka saat mendaftarkan diri pada jalur Talent Scouting, sangat disyukuri karena mereka berbaik hati dan bersedia untuk berbagi saran mengenai hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan. Nilai rapor, skor IELTS/TOEFL, berbagai sertifikat kejuaraan, dan juga motivation letter menjadi syarat untuk mendaftarkan diri melalui jalur ini. Setelah melakukan konsultasi dengan guru bimbingan konseling, saya diinformasikan bahwa dari aspek nilai rapor, saya menduduki peringkat pertama dari seluruh siswa SMA Negeri 8 Jakarta yang mendaftarkan diri pada jalur Talent Scouting ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada saat itu, guru bimbingan konseling saya pun memberikan semangat kepada saya dan memberikan pesan agar saya selalu berdoa agar lolos ke tahap seleksi berikutnya. Jujur, saya sangat berharap pada jalur masuk Talent Scouting agar dapat menjadi menjadi rezeki saya. Ditambah lagi mengingat faktor alumni SMA Negri 8 Jakarta yang setiap tahunnya banyak yang diterima melalui jalur ini.
Hari demi hari berganti, perasaan harap-harap cemas pun selalu mengisi hati saya, hingga pada suatu malam saya diinformasikan oleh pihak FKUI bahwa saya lolos tahap seleksi berkas dan dapat mengikuti rangkaian tes berikutnya yaitu tes Multiple Mini Interview (MMI) dan Minesotta Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Saya pun langsung menyiapkan diri untuk menghadapi rangkaian kedua dari seleksi penerimaan Talent Scouting. Selain mempersiapkan diri saya untuk mengikuti kedua tes tersebut, doa-doa penuh harapan agar FKUI KKI adalah yang terbaik untuk saya pun tak henti-hentinya saya panjatkan. Hingga akhirnya hari pelaksanaan MMI dan MMPI datang. Alhamdulillah berkat rida Allah SWT, saya dapat melaksanakan kedua tahap ujian tersebut dengan lancar. Beberapa hari setelah ujian tahap kedua Talent Scouting, tibalah hari pengumuman SNMPTN. Saya tidak terlalu berharap akan mendapatkan ucapan selamat dari LTMPT pada hari itu. Benar dugaan saya, latar merah bertuliskan "ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS SELEKSI SNMPTN 2022" muncul setelah saya memasukkan data diri saya. Meskipun begitu, saya tidak berlama-lama larut dalam kesedihan, karena saya masih mengharapkan kelulusan pada jalur Talent Scouting.
1 April 2022 adalah hari pengumuman kelulusan mahasiswa baru Universitas Indonesia melalui jalur Talent Scouting. Sejak pagi hari, hati saya sangat gelisah mengkhawatirkan hasil pengumuman pukul 13.00 nanti. Saya pun mengisi waktu dengan beribadah dan meminta keikhlasan hati kepada Allah SWT atas apapun yang menjadi takdir saya. Saat waktu menunjukkan tepat pukul satu, kedua orang tua saya pun membuka pengumuman dan membuka situs penerimaan Universitas Indonesia dan langsung melihat hasil akhir seleksi. Alhamdulillah, betapa terkejutnya saya saat melihat tulisan "Congratulations, you have been accepted as a prospective new student at Universitas Indonesia". Saya pun langsung memeluk erat kedua orang tua saya dan melakukan sujud syukur kepada Allah SWT. Rasanya semua usaha yang saya lakukan selama ini terbayar secara penuh pada hari dimana saya resmi diterima menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kelulusan saya di FKUI menjadi momen pembuktian kepada diri saya sendiri, bahwa tidak ada hal yang mustahil selama kita berusaha dan Tuhan berkehendak. Saya berkomitmen untuk terus mempercayai potensi yang saya miliki dan untuk terus berkembang menjadi versi terbaik dari diri saya setiap harinya. Saya akan menjalani setiap proses perkuliahan di FKUI secara optimal guna memberikan pelayanan yang terbaik sebagai dokter di masa depan. Harapan saya ke depannya, semoga saya dapat menemukan metode belajar efektif yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran akademik saya di FKUI sehingga saya bisa menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi. Di samping performa akademik, saya juga berharap untuk dapat memberikan kontribusi dengan berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan di FKUI. Dapat membangun relasi dan menjadi bagian dari angkatan 2022 yang saling merangkul satu sama lain selama menempuh proses panjang lika-liku perjalanan ini. Diharapkan saya senantiasa diberikan kemudahan dalam menyelesaikan masa preklinik hingga memperoleh gelar S.Ked., sama halnya dengan studi yang akan saya tempuh selama setahun di Australia atau Inggris nanti. Semoga kelancaran dan rida Allah SWT selalu mengiringi setiap langkah saya dalam berproses menjadi seorang dokter.
Sebagai koas yang menjalani masa klinik, semoga saya dapat memperoleh banyak ilmu dan pengalaman serta mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien secara langsung. Diharapkan saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya pelajari selama masa preklinik secara maksimal dan lulus tepat pada waktunya hingga memperoleh gelar dr. di depan nama saya. InsyaAllah apabila diberikan kesempatan, saya ingin melanjutkan pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis pada bidang yang saya minati nanti. Mampu melakukan riset untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab sebelumnya, memberikan dampak positif kepada banyak orang, hingga menyelamatkan nyawa orang lain di masa depan.
Kesehatan adalah anugerah paling berharga yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Apabila sakit, seorang individu tidak akan dapat menjalani kehidupannya secara maksimal dan tentunya hal ini akan berdampak ke aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan mereka. Pada masa yang akan datang, diharapkan masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Bukan hanya sadar ketika telah terdampak oleh suatu penyakit, tetapi sadar untuk menjaga diri dan turut mencegah timbulnya penyakit. Saya juga berharap agar ke depannya pelayanan kesehatan di Indonesia dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat tanah air.
Teruntuk adik-adik dan teman-teman, baik yang sedang berjuang untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau bagi para pembaca yang sedang berjuang untuk menggapai tujuan hidup kalian masing-masing, tanamkan keyakinan bahwa saat kita berusaha sepenuh hati untuk mencapai tujuan hidup kita, tidak ada hal yang mustahil untuk kita gapai selama kita selalu mengiringinya dengan doa. Rezeki yang telah diatur oleh Allah SWT sebagai milik kita sudah pasti akan kita dapatkan, niscaya itu adalah hal yang terbaik untuk diri kita. Allah will make a way for us when there seems to be no way. “...whoever relies upon Allah - then He is sufficient for him. Indeed, Allah will accomplish His purpose…” (At-Talaq 65:3).
Comments