Narasi Perjuangan - Fatima Nadine
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Halo semua! nama saya Fatima Nadine tetapi saya biasanya dipanggil Nadine. Saya merupakan mahasiswa baru FKUI reguler 2022. Saya lolos ke FKUI lewat jalur SBMPTN. Saya merupakan alumni SMA Negeri 28 Jakarta.
Pandangan saya terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan sekolah kedokteran pertama dan terbaik di Indonesia. Berkuliah di FK UI merupakan impian saya sejak kecil karena FK UI mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas. Setiap saya mendengar kata FK UI di benak saya langsung muncul kata-kata “keren, susah, nomor 1.”
Motivasi saya ingin masuk ke FK UI adalah karena selain FK UI adalah sekolah kedokteran terbaik di Indonesia, UI juga kampus terdekat dari rumah saya, hanya 20 menit jika naik mobil dan bahkan saya bisa naik kereta. Saya tidak harus mengekost jika saya kuliah di sana. Selain itu, FK UI reguler juga merupakan fakultas kedokteran dengan UKT termurah di Indonesia. Saya berpikir bahwa alangkah senangnya orang tua saya jika saya bisa lolos FK UI reguler dan mendapat UKT yang murah dibandingkan sekolah kedokteran lainnya.
Saat semester 1 SMA, saya merupakan ranking 114 dari 180 anak IPA. Ya, saya bahkan tidak percaya ranking saya bisa sejelek itu, karena sejak SD hingga SMP saya selalu ranking 1-3. Namun memang saat kelas 10 saya belum memiliki tujuan hidup. Ibu saya pernah berkata “Jika kita tidak memiliki tujuan, bagaimana kita akan mendapatkan motivasi?” Dan saya sangat setuju kepadanya, motivasi hanya akan datang jika kita punya tujuan untuk dicapai. Saat semester 2 saya berusaha lebih giat lagi, saya juga mengikuti bimbel BTA. Baru 2 minggu di semester kedua, corona virus menerjang seluruh bagian dunia. Akhirnya sekolahku meliburkan muridnya selama 2 minggu, “katanya” yang nyatanya menjadi 2 tahun. PJJ tidak membuatku patah semangat atau demotivasi, aku tetap berusaha untuk belajar, tetapi lama-kelamaan melihat teman-temanku menyontek semua aku jadi ikut menyontek dan terlanjur nyaman menyontek. Saat pembagian rapor semester 2 ranking ku naik, namun sangat belum cukup untuk SNMPTN FKUI. Setiap semester aku mencoba untuk menaikkan nilaiku, tetapi dengan cara yang salah, yaitu mencari contekan yang lebih bagus. Sebenarnya saat kelas 10 dan 11 saya tidak begitu malas, saya mengikuti OSN Matematika & Informatika, namun saya tidak lolos sampai tingkat nasional. Tibalah akhir semester 4, ranking saya tetap belum cukup untuk lolos SNMPTN FKUI. Dari situ saya tertampar realita bahwa bulan depan saya akan menjadi murid kelas 12, yang tentunya akan menghadapi berbagai seleksi penerimaan universitas. Saya mulai daftar bimbingan belajar dan juga bimbingan untuk apply kuliah ke luar negeri. Saya mengikuti bimbel TDS 3x seminggu dan itu mulai saat libur kenaikan kelas 11 ke 12. Saya merasa sedikit menyesal, mengapa dari dulu saya tidak mencoba untuk mempelajari pelajaran sekolah, padahal saat saya coba mempelajarinya ternyata tidak begitu sulit. Tetapi tidak ada waktu untuk menyesal, saya tetap menjalani hari dengan bimbel. Setelah 2 minggu mengikuti TDS, saya mulai merasa bahwa belajar 3x seminggu kurang cukup bagi saya untuk mengejar ketinggalan pelajaran, jadi saya meminta orangtua saya untuk mendaftarkan saya ke bimbel 1 lagi, yaitu Tesla. Tesla juga hanya 3x seminggu, jadi senin rabu jumat saya TDS, selasa kamis sabtu saya Tesla. Saya merasa lumayan produktif. Setelah 3 bulan, Tesla mengganti jadwalnya menjadi setiap hari, senin-sabtu belajar dan minggunya try out. Jadi saya hanya ikut bimbel Tesla. Karena guru-guru Tesla mengejar bab dengan sangat cepat, terkadang saya merasa tertinggal, namun saya selalu berusaha belajar sendiri mengejar ketertinggalan saya. Saya juga mengikuti camp-camp yang diadakan Tesla, lumayan seru karena sudah lama saya tidak berkegiatan di luar rumah dengan banyak orang. Saat itu camp Tesla diadakan di Hotel Bidakara dan diikuti 200 lebih orang. Saya sekamar berdua dengan teman saya dan disana kita belajar dari pagi sampai jam 10 malam. Setelah beberapa bulan belajar setiap hari, saya mulai menjadikan latihan soal sebagai kebiasaan saya, saat saya merasa jenuh, saya mencari tempat atau suasana baru untuk belajar, seperti belajar di cafe, di taman rumah saya, bahkan terkadang saya belajar di mobil sambil mengantar ibu saya.
Saya juga mengikuti les privat offline di rumah saya karena terkadang saat les online saya kurang bisa bertanya-tanya secara detail, karena 1 kelas ada 30 orang jadi guru-guru bimbel saya kurang bisa memberi perhatian terhadap setiap murid. Saya les privat setiap sabtu dan minggu selama kurang lebih 4 bulan dan itu sangat membantu saya karena setiap ada hal yang saya masih kurang bisa, saya dapat menanyakannya secara detail ke guru les saya.
Tibalah pengumuman SNMPTN pada tanggal 29 maret, saya sebenarnya kurang percaya diri karena saya memilih suatu jurusan yang dimana di atas saya ada 4 orang yang milih jurusan tersebut. Jurusan tersebut bukan merupakan FK UI, melainkan STEI-K ITB. Saya berpikir bahwa pasti ada makna dibalik ketidaklolosan saya ini, mungkin memang jalan terbaik saya adalah fakultas kedokteran. Saya melanjutkan hari-hari saya dengan belajar. Sebenarnya saya juga telah menamatkan semua bab yang keluar di UTBK sebelum pengumuman SNMPTN jadi saya tidak terlalu panik dan sedih. Setelah pengumuman SNMPTN tibalah pengumuman Talent Scouting dan PPKB, saya tidak mendaftar Talent Scouting dan PPKB karena syarat mendaftar Talent Scouting dan PPKB adalah mendaftar SNMPTN di UI. Melihat banyak sekali teman-teman saya yang lolos Talent Scouting dan PPKB saya menjadi sedikit gelisah, sebenarnya saya ikut senang atas kelolosan mereka, tetapi saya FOMO (Fear of Missing Out) karena belum lolos di universitas manapun.
Sehabis pengumuman SNMPTN, TS, dan PPKB tibalah saat untuk mendaftar UTBK. Saya mulai overthinking karena waktu itu terdapat banyak sekali rumor salah satunya bahwa IRT gelombang 1 lebih tinggi daripada IRT gelombang 2. Oleh karena itu waktu itu saya ingin mendaftar UTBK di gelombang 1. Karena pada pendaftaran UTBK yang mendaftar duluan akan mendapat tanggal dan sesi lebih awal, jadi saya terus mencari info kapan waktu yang tepat untuk mendaftar UTBK supaya dapat gelombang pertama hari ke . Saat saya ingin mendaftar, perasaan saya campur-aduk karena saya memiliki 2 opsi yaitu Pendidikan Dokter Universitas Indonesia atau Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Saya bertanya kepada ibu saya dan menelfon guru les saya terlebih dahulu sebelum mendaftar karena saya sangat bimbang dan saya tidak percaya diri untuk mendaftar ke kedua prodi tersebut karena dua-duanya passing grade nya sangat tinggi. Tetapi ibu dan guru les saya, Kak Ican, mengatakan bahwa saya harus percaya diri dan mereka percaya bahwa saya bisa lolos FK UI, dan juga mengingat masih ada 1 bulan untuk belajar UTBK, saya masih memiliki waktu untuk belajar lebih lagi. Jadi saya cepat-cepat mendaftar di website LTMPT dan Alhamdulillah saya mendapatkan jadwal sesuai keinginan saya yaitu gelombang pertama hari ke-7 sesi 1.
Setelah itu saya merasa seperti saya kurang banyak latihan soal, jadi saya mendaftar Inten 1 bulan sebelum UTBK. Tadinya ibu saya tidak membolehkan saya daftar Inten karena ia pikir saya sudah terlalu banyak les, tetapi saya bilang bahwa saya butuh lebih banyak latihan soal dan akhirnya saya dibolehkan. Saya akhirnya pergi ke Inten setiap hari dari jam 8 hingga 11.30. Karena Inten dan Tesla berbentrokan jadwalnya, jadi setiap hari setelah pulang Inten saya menonton recording kelas Tesla sekaligus latihan soal mandiri.
Saya ingat sekali hasil tryout Inten terakhir saya tidak masuk ke kuota FK UI, dari situ saya sebenarnya sedikit down dan itu lumayan mengurangi rasa kepercayaan diri saya, tetapi saya terus belajar dan mencoba mengetahui kekurangan saya.
Tanggal 17 Mei adalah hari pertama UTBK, saat itu juga saya sedang camp Tesla di hotel bidakara, kita belajar dari jam 8 sampai 10 malam bahkan kadang lebih. Camp Tesla berlangsung pada tanggal 17 sampai 19 Mei. Setelah camp, saya sudah tidak ada kegiatan apapun di tempat les, jadi saya belajar sendiri di rumah. Tak disangka ada berita yang mengagetkan seluruh peserta UTBK 2022 yaitu yang tadinya setiap subtes hanya mengandung 15 soal, sekarang jadi 20 soal. Ditambah lagi waktu untuk PBM (Pemahaman Bacaan dan Menulis) hanya 17 menit dan waktu untuk subtes Bahasa Inggris hanya 15 menit dengan 20 soal. Saya sangat kaget, saat tryout saja saya terkadang kekurangan / mepet sekali waktunya, apalagi sekarang dikurangi waktu sekaligus ditambah soalnya. Untuk memastikan berita tersebut saya bertanya kepada teman saya yang sudah selesai UTBK di hari sebelumnya, dan katanya berita itu benar. Saat itu saya langsung latihan soal dengan jumlah waktu dan soal yang berubah. Ayah saya menemani saya mengerjakan soal di sebelah saya dan ia juga menyalakan timer. Setelah latihan beberapa paket soal saya merasa lebih siap untuk UTBK.
Tanggal 23, hari saya akan melaksanakan UTBK, saya bangun subuh dan bersiap-siap untuk ke UI karena saya UTBK di UI. Saya diantar oleh ibu, kakek, dan supir saya ke UI. Sebelum mengerjakan soal saya sebenarnya merasa sangat gugup jadi saya berdoa terlebih dahulu untuk menenangkan diri. Saat mengerjakan saya merasa percaya diri, walaupun saya hanya bisa mengisi 70% tetapi saya tetap berusaha semaksimal mungkin. Setelah selesai mengerjakan saya merasa lega tetapi juga sedikit khawatir.
Sebelum pengumuman UTBK, pendaftaran beberapa jalur-jalur mandiri PTN sudah mulai ditutup, saya izin ke orangtua saya untuk mendaftar UTUL UGM tetapi mereka tidak mengizinkan saya kuliah di luar kota, jadi saya belum ada universitas cadangan sebelum pengumuman UTBK. Tentunya saya merasa sangat takut dan khawatir, tetapi saya selalu berdoa kepada Allah, dan setelah UTBK juga masih banyak PTN yang membuka jalur mandiri.
Hari pengumuman UTBK saya tepat 1 bulan setelah saya mengerjakan UTBK yaitu tanggal 23 Juni 2022. Hari itu saya berdoa terus menerus. Saya selalu berdoa kepada Allah untuk memberikan hasil terbaik kepada saya, apapun itu. Di hari itu saya juga ikut pergi keluar bersama ibu saya untuk menenangkan diri dan karena saya bosan di rumah, saat saya pulang, sampai di rumah sudah pukul 15.00, saya belum berani membuka pengumumannya. Tetapi sebelum saya buka ternyata tante saya sudah membukanya dan mengirimkan screenshot kelulusan saya ke whatsapp ibu saya, awalnya saya masih tidak percaya jadi saya memutuskan untuk mengeceknya di laptop saya sendiri, dan ternyata benar… tulisan di layar laptop saya adalah “Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2022 di Pendidikan Dokter Universitas Indonesia.” Saya langsung sujud syukur dan menangis, menangis karena akhirnya semua perjuangan saya selama 7 bulan ini membuahkan hasil yang saya inginkan. Seketika beban yang selama ini ada di punggung saya hilang semua.
Dengan diberikannya kesempatan saya untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya ingin memaksimalkan kesempatan tersebut dengan menjadi mahasiswa yang proaktif, baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Akademik seperti mengikuti lomba-lomba karya ilmiah, bergabung di AMSA (Asian Medical Students’ Association), CIMSA (Center for Indonesian Medical Student Activities), dan lain-lain. Non akademik seperti mengikuti bakti sosial-bakti sosial untuk mengabdi kepada masyarakat dan agar ilmu yang saya dapatkan di FK UI berguna bagi orang lain. Saya juga akan mementingkan prioritas saya sebagai mahasiswa yaitu belajar dengan lebih giat dan serius lagi karena tentunya pelajaran di jenjang kuliah jauh lebih sulit dibandingkan pelajaran SMA.
Rencana saya selama preklinik saya ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan. Saya sebenarnya belum tahu ingin mengambil spesialis apa, untuk sekarang sebenarnya saya tertarik menjadi dokter spesialis bedah plastik atau dokter orthopedi. Tetapi saya masih belum tahu. Namun saya yakin seiring saya melewati blok-blok yang ada di FK, saya akan tahu dimana minat saya.
Rencana saya selama masa klinik saya akan fokus untuk melatih skill saya secara praktek dan mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan saat masa preklinik untuk diterapkan di lapangan.
Selain melatih skill praktek saya, saya juga ingin belajar bagaimana cara interaksi yang baik antara dokter dengan pasien. Di masa klinik kita juga akan mempelajari dan berlatih bagaimana cara menghadapi berbagai situasi termasuk situasi darurat.
Saya ingin menjadi dokter yang ikhlas dan tulus dalam membantu orang. Cita-cita saya adalah membuat rumah sakit di daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya belum memadai.
Pesan dari saya untuk adik-adik yang ingin masuk FK UI atau ingin mencapai mimpi apapun itu, “If there’s a will, there’s a way” semua akan ada jalannya, mau seberapa jauh kalian saat ini, kalian pasti bisa mencapai mimpi kalian jika kalian tekun dan berkomitmen. Jangan peduli dengan progress orang lain, fokus kepada progress diri sendiri. Penyesalan selalu datang di belakang, jadi jangan sampai kalian menyesal jika kurang berusaha. Mimpi yang besar juga harus disertai usaha yang besar. Jangan lupa juga untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Kita hanya bisa berusaha tetapi segala keputusan dan takdir kita ada di tangan Tuhan. Terakhir, selalu berbuat baik kepada siapapun itu karena bisa saja orang tersebut mendoakan kebaikan untuk kita.
Comments