top of page
Search

Narasi Perjuangan - Bayu Satrio Putra

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

BANGKIT MENGGAPAI ASA


Halo! Perkenalkan, nama saya Bayu Satrio Putra. Orang sekitar saya kerap memanggil saya dengan nama Bayu. Sebelum diterima di Universitas Indonesia, saya menempuh pendidikan di SMAN 39 Jakarta, Cijantung, Jakarta Timur. Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan program reguler yang diterima melalui jalur SNMPTN.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau disingkat FKUI merupakan salah satu sekolah kedokteran terbaik di Indonesia. FKUI digadang-gadang menjadi sekolah kedokteran yang melahirkan lulusan-lulusan dokter terbaik dalam keahlian, bidang, dan spesialisasinya masing-masing. Menjadi mahasiswa maupun alumni FKUI menjadi inspirasi dan teladan bagi orang-orang yang ingin menjadi dokter. Selain itu, saya memiliki pandangan bahwa mahasiswa FKUI memiliki ambisi untuk belajar dan mengabdikan diri agar kesehatan masyarakat kota hingga desa pelosok negeri memiliki kualitas hidup yang sangat baik.


Dokter merupakan profesi terbaik menurut saya. Ia yang berusaha mementingkan kesehatan masyarakat sehingga menciptakan lingkungan hidup yang terjamin. Seorang dokter juga akan mengabdikan dirinya untuk masyarakat selama hidupnya, tugas yang mulia itulah yang menjadi motivasi saya menjadi seorang dokter. Terlebih, sekitar tahun 2018 saya menemukan sosok inspiratif saya, seorang dokter terkenal, yaitu dr. Anton Tanjung. Ketika itu Ia sedang membantu masyarakat di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat yang terkena bencana gempa bumi. Ia dengan senang hati merawat korban bencana gempa bumi hingga merawat masyarakat yang memiliki penyakit lain yang belum diperiksa sebelumnya. Lalu, hati saya tergerak ingin menjadi dokter ketika adik dari nenek saya yang kerap dipanggil “Mbah Ndut” sakit. Malam itu saya hanyalah orang awam yang tidak mengetahui ilmu medis dan saya hanya bisa melihat beliau terbaring lemas di ranjang rumahnya yang berusaha melawan penyakitnya. Takdir berkata lain, “Mbah Ndut” menghembuskan nafas terakhirnya malam itu, ketika keluarga saya memerhatikan dan mencoba merawat di saat terakhirnya. Ketika kami mengetahui bahwa “Mbah Ndut” telah meninggal dunia, kami mencoba menghubungi dokter untuk memastikannya. Namun, dokter yang kami hubungi waktu itu datang dengan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, hati saya tergerak untuk menjadi dokter agar bisa membantu warga di lingkungan saya di saat mereka kesulitan untuk ke klinik ataupun rumah sakit. Mungkin waktu itu saya bermimpi untuk berkuliah di FK UGM, tetapi saya memantapkan diri untuk berkuliah di FKUI karena citra FKUI yang terkenal sebagai fakultas kedokteran terbaik di Indonesia.


Sedari Sekolah Dasar, menjadi dokter adalah cita-cita saya. Ya, cita-cita seorang anak kecil yang tidak tahu apakah itu adalah angan-angan belaka atau impian yang sebenarnya. Saat SD saya seorang siswa yang bersekolah hanya untuk belajar dan bersenang-senang. Walaupun begitu, alhamdulillah saya selalu mendapat peringkat 10 besar selama enam tahun sekolah dasar. Kesenangan itu berakhir cukup pahit. Saya mendapatkan peringkat 4 kelas tetapi NEM yang saya dapatkan hanya dengan jumlah 26,05. Dahulu saya sangat iri dengan teman-teman saya yang mendapatkan NEM 27 maupun lebih dan mendapatkan sekolah negeri yang mereka inginkan. Saat masa SMP saya mencoba bangkit dengan belajar lebih giat dan memahami pelajaran dengan baik. Tujuan saya kala itu adalah mendapatkan nilai yang bagus dan masuk SMA favorit. Segala rintangan saya lalui, naik-turun, susah-mudah, saya rasakan ketika saya SMP. Dengan persaingan yang sangat ketat dalam kelas unggulan, membuat saya semakin berusaha meraih nilai sebaik mungkin seperti dalam tugas maupun ulangan. Ketika kelas 9 dan mendekati ujian nasional, saya mengikuti bimbel, pendalaman materi, hingga try out sesering mungkin sehingga saya dengan mudah memahami jenis atau tipe soal yang mirip pada ujian nasional. Ujian nasional pun tiba, saya dengan percaya diri menanamkan pikiran pada diri saya bahwa ujian nasional itu mudah. Selain itu saya berserah diri kepada Allah agar saya dengan tenang mengerjakan ujian nasional tersebut. Tak disangka, saya meraih NEM yang tinggi melewati target saya saat awal kelas 9. Tidak hanya NEM yang bagus, saya juga mendapatkan penghargaan juara umum, peringkat 1 kelas dan nilai ujian sekolah terbaik.


Masa SMA tiba, saya perlu beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru. Pada tahun pertama SMA rasanya berat bagi saya. Di mana saat semester 1 saya sudah diberi tugas yang relatif banyak dengan guru-guru di SMA. Awalnya saya kewalahan yang membuat saya mengerjakan tugas sampai begadang, bahkan mengerjakannya pada hari pengumpulan tugas tersebut. Memang saat itu saya sering menunda-nunda tugas yang diberikan oleh guru, tetapi saya sadar bahwa semakin cepat tugas yang diselesaikan, semakin banyak waktu saya untuk beristirahat. Saat itu juga saya merasa bingung dengan masa depan saya. Mengapa? Karena saya belum bisa menentukan universitas atau program studi lanjut setelah masa SMA. Saya juga merasa takut akan hal baru. Walaupun saya memiliki kesempatan untuk mengikuti Kompetisi Sains Nasional (KSN), saya tidak mengambil kesempatan tersebut karena saya berpikir tugas-tugas sekolah yang diberikan akan telantar dan saat itu saya belum bisa me-manage waktu saya. Di luar hal itu, satu semester pertama saat SMA adalah masa-masa paling bahagia. Saya mendapatkan pengalaman dan rintangan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Akan tetapi, hal tersebut hanya saya alami pada semester pertama. Tahun 2020, saya dan teman-teman dipaksa untuk belajar di rumah karena pandemi yang melanda. Semua kegiatan belajar-mengajar di sekolah terpaksa berhenti, senda gurau yang terdengar di setiap sudut ruang kelas menjadi hening, serta interaksi antara siswa dengan guru secara tatap muka tidak lagi kami rasakan. Proses belajar-mengajar hanya dapat dilakukan di belakang layar gawai. Siswa dan guru harus beradaptasi dengan hal baru yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut membuat kami, para siswa, harus bahu membahu agar teman-teman kami tidak tertinggal ketika mengalami kesulitan saat PJJ.


Saat semester 3, saya mulai terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh. Tugas-tugas saya selesaikan lebih awal, saya aktif dalam pembelajaran seperti menjawab pertanyaan guru, bahkan saya mencicil materi H-1 sebelum pelajaran tersebut diberikan. Dengan semangat dan doa, saya mendapatkan nilai yang cukup untuk berharap diterima di FKUI. Selama lima semester saya didukung oleh teman-teman sejawat untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya cukup percaya diri untuk lolos SNMPTN. Waktu berlalu, semester 6 dimulai. Daftar siswa eligible untuk mendaftar SNMPTN diberikan. Dengan kuasa Allah SWT, saya mendapatkan peringkat 1 dari 101 siswa MIPA yang terdaftar. Dengan itu, saat pendaftaran SNMPTN, saya memilih FKUI yang menjadi pendidikan saya setelah SMA. Beberapa bulan sampai beberapa jam sebelum pengumuman, saya selalu belajar dan mempersiapkan diri untuk SBMPTN. SBMTPN merupakan ujian terbesar dan serentak untuk masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia. Hari demi hari saya belajar dengan mengikuti bimbel dan try out SBMPTN sebagai fokus utama sebagai siswa kelas 12 yang ingin memasuki perguruan tinggi negeri. Tak terasa hari pengumuman SNMPTN tiba. Saya beraktivitas seperti biasa, belajar di bimbel selama kurang lebih tiga jam. Setelah bimbel saya pulang dan berusaha tidak memikirkan pengumuman SNMPTN. Ketika jam pengumuman tiba, saya berdoa tiada henti agar diterima di FKUI, fakultas yang saya impikan. Deg, deg, deg saya memasukkan nomor peserta dan tanggal lahir saya, sembari memanjatkan doa kepada Allah agar hasil yang saya terima memuaskan. Benar saja, berkat doa yang terus mengalir, terpampang warna biru di layar dengan ucapan, “SELAMAT! ANDA LULUS SELEKSI SNMPTN 2022”. Pikiran saya terdiam, tidak menyangka lolos di universitas dan fakultas impian, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Ketika saya di FKUI saya berkomitmen untuk belajar lebih giat setiap harinya, karena kuliah merupakan hal yang sangat beda daripada masa SMA. Akan lebih banyak rintangan dan tantangan yang saya akan lewati di masa perkuliahan. Selain itu, saya menginginkan perubahan dalam diri saya untuk lebih sedikit bermain game online yang membuat saya lupa waktu akan belajar dan lainnya. Sehingga, kegiatan di dunia perkuliahan akan menjadi lebih efektif dan saya tidak kehilangan banyak waktu yang seharusnya berguna untuk hal yang lebih penting daripada kesenangan saya belaka. Banyak komitmen lainnya yang saya akan perjuangkan yang saya tidak bisa sebutkan satu-satu, agar saya menjadi pribadi yang lebih baik di FKUI.


Saya berharap untuk diri saya agar mengikuti perkuliahan di FKUI dengan giat sehingga saya bisa mendapat Indeks Prestasi (IP) yang memuaskan. Tidak hanya untuk mendapatkan nilai yang baik, saya berharap ilmu yang saya dapatkan nanti akan berguna untuk orang lain, masyarakat, bangsa, dan negara. Kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu juga saya akan tingkatkan, sehingga saya bisa menambah relasi dengan teman, kakak tingkat satu jurusan, maupun teman fakultas lainnya. Untuk angkatan saya, semoga kita menjadi angkatan yang solid, tidak ada yang malu untuk berteman, dan kita menjadi angkatan yang memberikan prestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik untuk FKUI. Menjadi angkatan yang memiliki mutu dan daya saing yang tinggi adalah hal yang sangat baik untuk angkatan saya. Brilian, tangguh, dan bersatu adalah kata-kata sekaligus doa bagi angkatan 2022 yang kami pegang selama hidup kami.


Seperti harapan dan komitmen saya, rencana jangka pendek saya adalah mengikuti perkuliahan semaksimal mungkin dan belajar dengan giat sehingga saya mendapatkan pemahaman ilmu berguna. Dalam jangka pendek ini, saya akan membuktikan bahwa saya bisa bertahan dan beradaptasi dalam masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa. Berprestasi dalam bidang akademik, mengembangkan hard skill dan soft skill saya dalam semester pertama, dan berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik. Selain itu, menjadi siswa teladan, mendapatkan IPK semaksimal mungkin, dan lulus tepat waktu menjadi rencana saya. Mengerjakan skripsi yang dipercaya menjadi hal tersulit dan terlama dalam masa perkuliahan dengan lancar menjadi hal yang tidak kalah penting untuk saya. Tentunya hal-hal yang saya sebutkan tidak akan saya dapatkan dengan mudah. Oleh karena itu, saya akan berusaha menjaga arah rencana jangka pendek saya dengan cara memenuhi komitmen agar tercapai sebaik-baiknya.


Mungkin terlalu jauh untuk memikirkan rencana jangka panjang saya dalam dunia klinik atau Co-Ass ketika saya menjadi mahasiswa baru FKUI. Tetapi tidak ada salahnya untuk memikirkannya sekarang agar menjadi lanjutan dari rencana jangka pendek yang saya buat. Saya berencana memutuskan spesialis yang saya akan ambil dalam program spesialis selama rotasi stase yang ada dalam masa klinik. Tidak hanya itu, saya berencana untuk menjadi dokter muda yang disegani banyak pasien karena keterampilan saya dalam menangani seseorang. Mendengar perkataan orang, masa klinik adalah masa yang menyulitkan bagi calon dokter karena harus berjaga selama hampir 24 jam dan banyak tugas yang harus diselesaikan, tidak membuat saya ragu untuk menjadi dokter yang berguna bagi msyarakat, bangsa, dan negara. Setelah melewati fase Co-Ass saya akan mengabdikan diri kepada masyarakat yang membutuhkan. Memiliki hati emas dan menjadi dokter yang bertangan dingin menjadi impian saya pada masa depan. Bagaimana saya menggapainya? Lulus masa klinik dengan nilai memuaskan, belajar setiap ada kesempatan, dan memahami semua materi yang dipelajari dari masa pre-klinik sampai program spesialis membuat rencana saya akan berjalan dengan lancar walaupun terdapat rintangan pada setiap level-nya.


Ketika saya menjadi dokter, dokter umum ataupun sudah menjadi spesialis, saya berharap dapat mengabdikan diri menjadi dokter yang baik kepada masyarakat. Tentu saja dengan mengedukasi masyarakat dalam kesempatan tertentu, akan membuat kualitas hidup mereka lebih baik daripada sebelumnya. Saya tidak akan bekerja sendirian, tetapi dengan dokter-dokter di luar sana yang lebih ahli akan membatu saya dalam menjaga kesehatan masyarakat. Menjadi dokter spesialis memerlukan keterampilan dan pemahaman yang baik yang membuat dokter spesialis itu spesial di mata orang. Perlu kerja sama dalam setiap bidangnya. Ketika saya menjadi dokter spesialis saya berharap berguna bagi masyarakat seperti, ketika saya menjadi spesialis bedah saraf, saya akan sepenuh hati dan berpegang teguh dengan sumpah dokter yang sangat sakral untuk membantu masyarakat tanpa pandang bulu. Terlebih, saya berharap dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat pelosok yang memiliki pengetahuan yang minim tentang kesehatan. Peran aktif seorang dokter dalam kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan, sehingga saya berharap semaksimal mungkin menyalurkan ilmu yang saya dapatkan di sekolah kedokteran pada masa depan nanti.


FKUI mungkin menjadi studi lanjut impian bagi siswa SMA, untuk masuk FKUI memang membutuhkan kerja keras yang lebih karena persaingannya yang sangat ketat. Untuk pembaca, saya ingin membagikan beberapa tips agar kalian bisa eligible dan bisa lolos FKUI melalui jalur SNMPTN. Satu, belajar mengatur waktu antara belajar, mengerjakan tugas, dan aktivitas luang (bermain game, menonton film, dll). Fokuslah ketika belajar, jangan mengerjakan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan pelajaran. Jika kamu merasa sudah suntuk dalam belajar, luangkan lima sampai sepuluh menit untuk istirahat agar kamu lebih merasa tenang. Kedua, aktif dalam pembelajaran. Aktif dalam pembelajaran seperti menjawab soal yang diberikan guru, bertanya jika kamu tidak mengerti, aktif dalam sesi diskusi, akan membuat materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan teringat di kepala. Jangan lupa untuk membantu orang lain jika mereka tidak paham dengan suatu pelajaran. Mengapa? Ketika seseorang membantu dan mengajari orang lain, maka ilmu yang didapatkan akan semakin banyak. Terakhir, jika kamu merasa kesulitan untuk melampaui teman kalian, ingatlah, “If you can’t beat them, join them”, Jika kamu tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka. Maka kamu akan ikut melangkah maju bersama temanmu tanpa tertinggal sedikit pun. Jangan pernah berhenti mewujudkan mimpi, FKUI selalu menunggumu.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page