top of page
Search

Narasi Perjuangan - Athila Hannadhira

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Perkenalkan nama saya Athila Hannadhira. Sejak kecil, saya dipanggil dengan nama Hanna. Saya lahir di Jakarta, 16 Agustus 2004 dan saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Selama melewati tiga tahun masa SMA, akhirnya sekitar dua bulan yang lalu, saya dinyatakan lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan melanjutkan pendidikan saya menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2022 yang diterima melalui jalur SIMAK Reguler.


Pastinya pandangan saya dan juga teman-teman lainnya kurang lebih sama terkait FKUI. Sejak dahulu, Universitas Indonesia dikenal dengan jurusan Pendidikan Kedokteran yang tertua dan terbaik. Maka, tidak heran begitu banyak orang yang bercita-cita menjadi dokter ingin melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tentunya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki sistem seleksi yang ketat. Banyak sekali jalur yang disediakan Universitas Indonesia yang bisa menjadi peluang untuk saya, tetapi tidak bisa dipungkiri banyak pula peminatnya. Menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hanyalah mimpi yang tidak pernah saya sangka akan terwujud. Bahkan, cita-cita menjadi dokter sempat saya ragukan karena saya kurang percaya diri. Apalagi angan-angan untuk diterima di Fakultas Kedokteran terbaik, yaitu Universitas Indonesia.


Sejak lahir, saya selalu lebih banyak mengalami sakit dibanding saudara saya yang lainnya. Selain itu, dahulu, saya juga punya seorang adik yang dari awal lahir sudah dinyatakan oleh dokter bahwa waktu hidupnya hanya sebulan. Dengan begitu, ia hidup dua pekan di rumah sakit dan dua pekan di rumah. Sebagai anak berusia delapan tahun, saya tidak mengerti akan hal tersebut pada saat itu. Di suatu malam, semua anggota keluarga bangun dan bergesa menuju rumah sakit. Sulit menerima kenyataan yang terjadi, tetapi di pagi itu, saya baru tersadar bahwa ternyata saya tidak akan bertemu adik kecil saya lagi. Maka dari itu, berpergian ke rumah sakit seakan-akan menjadi hal yang biasa bagi saya.

Setelah pulang dari rumah sakit, terlintas di benak remaja untuk membayangkan dirinya memakai jubah putih dan berperilaku sebagai dokter di depan cermin. Tidak bisa dipungkiri bahwa saya dan kakak pertama saya memiliki banyak persamaan karakter. Dilanjut dengan penerimaan kakak saya di FKUI, saya jadi berpikir kalau saya juga bisa mengikuti jejak kakak saya. Ketika saya sempat putus asa, mama saya selalu menyemangati saya dengan memanggil saya “dokter Athila Hannadhira”. Setelah mendengar hal tersebut, saya biasanya tidak merespon dan hanya tersenyum. Tanpa disadari, hal tersebut melekat dan memotivasi diri saya untuk tetap move forward.


Saya memilih dokter sebagai cita-cita saya sejak saya di bangku SMP, tetapi itu masih khayalan belaka. Pada saat itu, saya merasa memiliki daily life yang baik dari segi akademis dan aktif juga di bidang keorganisasian. Berkat usaha dan ibadah saya diterima di SMA Negeri 8 Jakarta. Padahal, dapat kita ketahui Bersama bahwa tidak mudah untuk dapat diterima menjadi peserta didik di sekolah tersebut, terlebih saya yang dari sekolah swasta. Ketika SMA, saya merasakan banyaknya perbedaan dan membuat saya perlu banyak beradaptasi. Hal tersebut tentu saja bukan menjadi hal yang mudah untuk saya jalani. Mulai dari perbedaan cara belajar, pertemanan, dan organisasi. Saya senang sekali mencoba hal-hal baru, maka di SMA, saya jadikan masa tersebut sebagai masa diri yang berani dan bebas mencoba. Maka dari itu, saya mencoba mengikuti Ekstrakurikuler Paskibra (SIERA) ketika SMA sebagai bentuk pengabdian saya pada negara walaupun belum pernah memiliki pengalaman sebelumnya. Di SIERA sendiri, saya banyak belajar hal baru terkait soft skills serta hard skills yang masih saya gunakan sampai saat ini. Saya juga mengikuti kegiatan Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) yang diadakan oleh Pengurus OSIS LV. Kegiatan tersebut memberikan saya kesempatan untuk mengembangkan diri saya serta membuka pandangan-pandangan baru dalam hidup. Setelah delapan bulan lamanya menerima banyak pelajaran dari kegiatan tersebut, saya diamanahkan menjadi salah satu bagian dari Pengurus OSIS LVI. Dengan tangan terbuka, saya menerima tanggung jawab tersebut dan menjadi bagian dari banyaknya kegiatan serta program kerja yang bermanfaat. Hari demi hari, waktu senggang semakin sedikit dan semakin sulit hal-hal yang harus dihadapi. Tidak sedikit pun saya menyesal mengorbankan waktu, pikiran, dan raga saya untuk dapat berkembang melalui partisipasi dalam keorganisasian. Namun, keaktifan saya dalam organisasi belum bisa diseimbangkan dengan keaktifan saya di kelas. Hal itu sempat menjadi kekhawatiran bagi diri saya, tetapi saya berusaha untuk selalu mengerjakan kewajiban saya sebagai seorang peserta didik.


Setelah masa jabat saya di organisasi selesai, saya fokuskan diri hanya untuk belajar dengan mengikuti berbagai lembaga kursus. Akan tetapi, saya masih belum bisa menjawab dengan serius ketika ditanya jurusan serta universitas apa yang ingin saya ambil. Satu-satunya jawaban yang bisa saya berikan, yaitu saya ingin mengambil jurusan kedokteran di Universitas Indonesia. Terasa malu awalnya karena merasa bahwa mimpi tersebut dimiliki oleh banyak orang dan saya belum yakin bahwa saya bisa. Sesungguhnya, saya masih belum tahu apa yang saya inginkan, maka saya mencoba untuk bertanya-tanya dan melakukan pencarian di internet terkait jurusan yang menarik untuk saya. Setelah lama meminta petunjuk kepada Allah SWT dan juga melakukan pencarian, ternyata tetap berujung pula pada jawaban yang awal, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, melihat ketertinggalan saya, mengejar pembelajar adalah suatu hal yang harus saya lakukan. Pembelajaran di bimbel menunjukkan kekurangan saya pada mata pelajaran Kimia yang mana menjadi salah satu mata pelajaran utama yang dilihat nilainya sebagai salah satu aspek penerimaan Fakultas Kedokteran. Maka dari itu, saya mengikuti privat kimia. Walaupun dapat dikatakan sangat tertinggal jauh dari materi-materi basic, saya tidak berhenti. Justru, hal tersebut membuat saya semangat untuk mempelajarinya. Tanpa bisa dipungkiri, tentu aja keseharian saya duduk di depan laptop itu sangat melelahkan. Seiring belajar, berbagai pengumuman penerimaan mahasiswa baru PTN dimulai. Dimulai dari pengumuman SNMPTN yang kesempatan berpartisipasinya tidak saya miliki, dilanjut dengan pengumuman PPKB dan juga TS. Begitu senang hari-hari itu mendengar kabar gembira dari saudara kembar saya dan juga teman-teman dekat saya. Rasa bangga tersebut tak lama berjumpa dengan rasa takut, gelisah, dan rasa tertinggal. Akhirnya, saya membuat kesepakatan dengan orang tua saya bahwa saya akan mencoba masuk Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK dan memilih universitas lain untuk dicantumkan pada tahap SBMPTN. Keseharian saya diwarnai dengan mengejar ketertinggalan dengan belajar mandiri dari YouTube dan juga Twitter serta ditemani oleh teman-teman seperjuangan saya. Hari UTBK pun tiba, menjelang sesi siang tersebut, badan saya pun mulai gemetar karena kegugupan dan kepanikan yang sangat tidak menjadi kebiasaan saya. Saya saat itu panik berlebihan. Setelah itu, saya memberikan diri saya imbalan atas kerja keras saya dengan istirahat dan melakukan me time. Saya yang mengetahui kalau saya tidak lolos UTBK mengerti bahwa SBMPTN bukanlah jalan untuk saya. Setelah fase tersebut, saya meyakini diri saya kalau saya bisa dan terus melanjutkan pembelajaran saya dengan fokus tambahan les privat untuk mencoba ujian mandiri yang diadakan berbagai universitas. Sempat dibuat pusing dengan ujian mandiri yang jadwalnya bentrok, tetapi saya tetap memilih mengikuti SIMAK karena pembelajaran mandiri saya berdasarkan latihan-latihan soal SIMAK. Lalu, saya disibukkan pula dengan mendaftar hampir semua ujian mandiri yang dibuka, dari melalui nilai rapot, nilai UTBK, dan juga ujian. Total mandiri yang saya ikuti ialah sepuluh jalur mandiri. Empat hari berturut-turut saya melakukan ujian mandiri dari berbagai universitas. Setelah hari itu, saya sempat pingsan karena kelelahan. Jadi, saya beristirahat yang cukup serta makan yang teratur selama dua hari dan setelah itu, saya melanjutkan persiapan ujian mandiri di hari selanjutnya. Selama menunggu hasil pengumuman, pastinya yang saya lakukan adalah banyak melakukan ibadah wajib dan menambahkan ibadah sunnah lainnya. Tibalah pada tanggal-tanggal pengumuman hasil ujian mandiri, saya pun selalu mempersiapkan mental saya dengan membuat worst case scenario, seperti yang ayah saya ajarkan kepada saya. Terasa sudah biasa dan juga kesal melihat layar dengan tulisan “Maaf Anda belum lolos, tetap semangat.” Sebanyak enam kali saya tertolak di mana-mana. Rasa malu dengan orang tua karena belum bisa memberikan kabar gembira melebihi rasa malu terhadap diri sendiri. Habis sudah air mata saya, bahkan saya tak mampu untuk menatap mata orang tua. Setiap fase yang telah saya lalui bukanlan jalan yang mulus. Fase ini adalah fase pembentukan diri bagi saya di mana banyaknya rintangan yang perlu saya hadapi, bahkan membuat saya menjadi sosok yang saya tidak kenal dengan cepat sekali reaktif sehingga mudah marah.

Hari yang saya, seluruh keluarga, dan juga kerabat tunggu pun tiba. Saya di rumah sendiri dengan perasaan yang campur aduk ketika mendekati waktu pengumuman. Saya sudah merasa siap, percaya diri, gelisah dan takut. Jam dinding pun menunjukan pukul tiga sore, banyak istigfar yang saya lakukan sembari menuliskan nomor ujian. Sekitar sepuluh menit berlalu, tetapi saya masih belum memberanikan diri untuk menekan tombol “lihat” tersebut. Saya tidak menyangka akan melihat layar yang tertulis “Selamat, Anda dinyatakan sebagai calon mahasiswa baru Universitas Indonesia”. Namun, hal tersebut adalah kenyataan. Di pikiran saya, jika diterima di Universitas Indonesia, saya diterima pada pilihan kedua. Ketika melihat saya diterima di Program Studi Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama, pecah air mata saya sampai kedua lengan saya kesemutan dan tidak bisa banyak bergerak. Setelah itu, saya masih tetap membaca berulang-ulang dan menyadarkan diri saya bahwa ini bukan mimpi, tetapi rezeki yang diberikan kepada saya. Alhamdulillah, terjawab sudah doa-doa yang saya panjatkan. Bersyukur sekali karena usaha dan ibadah yang saya lakukan tidaklah sia-sia. Hal ini juga dapat terjadi berkat doa orang tua dan orang-orang terdekat saya. Akhirnya, saya bisa membagikan kabar gembira ini. Begitu senang saya dapat melihat senyuman serta tangisan bahagia dari orang-orang tersayang.


Komitmen saya setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah saya akan mengutamakan memperbaiki diri saya agar menjadi pribadi yang lebih baik dengan manajemen waktu yang baik, disiplin terhadap diri, memperbaiki lifestyle dengan olahraga rutin, makan makanan yang bergizi, bangun pagi, dan tidur yang cukup. Saya juga ingin membangun kepercayaan diri serta keberanian. Memiliki komitmen terhadap diri sendiri sangatlah penting, bagi saya, hal tersebut dapat memberikan dampak baik untuk diri sediri dan lingkungan sekitar.


Atas kesempatan istimewa yang diberikan kepada saya, tentu saya ingin banyak memberi untuk Universitas Indonesia. Harapannya, saya dapat memberikan dampak baik serta kebermanfaatan kepada khalayak dimulai dari lingkungan sekitar saya. Saya ingin berkontribusi secara maksimal dari segi akademis maupun nonakademis. Saya ingin aktif mencoba berbagai hal yang telah tersedia di Universitas Indonesia, mulai dari berpartisipasi pada kegiatan atau acara yang ada atau mengikuti organisasi nantinya. Saya berharap angkatan FKUI 2022 dapat bersatu memberikan semangat serta bantuan kepada satu sama lain.


Rencana saya untuk preklinik adalah saya ingin dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik serta berhasil dalam setiap pengujian yang ada karena saya yakin setiap tugas atau pun ujian yang akan saya hadapi akan bermanfaat untuk saya ke depannya. Cara pencapaian saya ialah selalu hadir di kelas mendengarkan penjelasan materi oleh dosen dan fokus untuk memahami materi tersebut. Lalu, agar semua dapat tercapai, penting bagi saya memiliki manajemen waktu yang baik. Oleh karena itu, saya akan membuat to do list atau jadwal dengan baik agar dapat belajar secara mandiri dengan teratur. Selain itu, saya juga akan mencari study buddy agar dalam proses pembelajaran, kami dapat saling membantu serta proses pembelajaran yang diharapkan lebih efektif.


Ketika masa klinik tiba, tentu saya akan menerapkan semua hal yang telah saya pelajari pada masa preklinik serta tak malu untuk bertanya dan mempelajari ulang materi dahulu sehingga dapat menghindari kesalahan. Saya ingin dapat memberi pelayanan terbaik kepada pasien. Maka dari itu, saya akan berusaha untuk selalu peduli serta peka terhadap hal-hal kecil sehingga dapat memenuhi kenyamanan pasien. Selain itu, pasti banyak pelajaran yang akan saya dapati dari pelaksanaan klinik. Saya bersedia belajar dari kekeliruan saya maupun kekeliruan teman saya agar ke depannya, tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pembelajaran baru yang saya dapati saya akan coba untuk selalu mencatatnya.


Teruntuk adik-adik kelas yang sedang berjuang, jangan menyerah. Fokuskan diri kalian untuk menjadi diri dengan versi lebih baik dari sebelumnya. Saya yakin, kalian sedang berusaha keras untuk menggapai mimpi ini, tetapi jangan lupakan hak diri kita untuk dapat beristirahat. Tak lupa untuk mengutamakan ibadah dengan memperbaiki hubungan baik dengan Yang Mahakuasa, karena sesungguhnya Dialah yang mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Memang kalian sedang melalui proses yang tidak pernah kalian lalui sebelumnya, tetapi dari proses ini kalian akan banyak belajar dan melihat sisi lain dari sebuah perjalanan hidup. Atas izin Allah SWT, insyaAllah masa depan kita sudah ditentukan maka tak perlu khawatir yang berlebihan. Saya izin berbagi motto hidup saya yang sampai saat ini saya pegang, yaitu “Do your best, Allah will do the rest”.


Saya ucapkan terima kasih kepada pembaca. Saya harap kisah ini tidak hanya menjadi pengingat saya dalam meraih cita-cita ini, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca yang sedang berjuang.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page