Narasi Perjuangan - Albeth Kusuma Sanjaya
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 12 min read
Updated: Aug 15, 2022
Bermimpi Melampaui Ekspektasi
Halo semua! Perkenalkan nama saya Albeth Kusuma Sanjaya, biasa dipanggil Albeth. Saya berasal dari SMA Pius Tegal. Saya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter program reguler di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan tahun 2022 dengan jalur masuk SBMPTN.
Salah satu hal yang terlintas di pikiran saya ketika mendengar kata "FKUI" adalah fakta bahwa FKUI merupakan fakultas kedokteran yang tertua dan juga yang terbaik di Indonesia. Selain itu, FKUI juga memiliki relasi yang cukup luas dengan berbagai lembaga pendidikan nasional maupun internasional serta mampu mengembangkan mahasiswanya menjadi dokter yang hebat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal-hal tersebut juga menjadi motivasi saya dalam memilih FKUI sebagai tempat bagi saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siapa yang tidak mau menjadi dokter lulusan dari fakuktas kedokteran terbaik di Indonesia? Itulah yang membuat saya ingin menjadi salah satu bagian dari keluarga besar FKUI.
Sejak kecil, saya sangat tertarik terhadap banyak hal. Sejujurnya, kecintaan saya pada beragam bidang ini justru membuat saya menjadi bingung ketika diharuskan untuk memiliki cita-cita. Waktu berlalu dan saya mulai bersekolah di SD Pius Tegal. Selama SD, saya dapat dikatakan sebagai siswa yang biasa-biasa saja. Saya belajar secukupnya dan juga bermain secukupnya. Saya tidak terlalu sering berinisiatif untuk mengikuti perlombaan ataupun kompetisi, kecuali guru saya yang meminta atau menunjuk saya untuk mengikuti perlombaan atau kompetisi tersebut. Perlombaan yang saya ikuti selama SD tidak ada yang bersifat akademik, melainkan bersifat nonakademik. Meskipun tidak terlalu mengejar prestasi pada perlombaan, saya tetap berusaha untuk meraih peringkat satu di kelas. Masa-masa SD saya jalani dengan cukup mengalir sambil mengeksplorasi banyak hal, mulai dari bermain game, bermain alat musik, menonton film, membaca komik, mendengarkan musik, berselancar di internet, dan melakukan hal-hal lain yang umum dilakukan anak SD seumuran saya pada waktu itu. Akhirnya, perjalanan masa SD saya tutup dengan menjadi peringkat 1 paralel pada saat wisuda kelulusan.
Setelah lulus dari SD, saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Pius Tegal. Saat masih di kelas 7, saya mulai terhipnotis dengan satu bidang keilmuan dalam sains, yaitu matematika. Hal tersebut dikarenakan saya mulai mendapatkan pelajaran aljabar yang mulai memperkenalkan saya pada unsur variabel yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah perhitungan matematis. Mengetahui hal tersebut seolah meledakkan isi pikiran saya atau istilahnya di zaman sekarang adalah mindblowing. Di SMP saya mulai mengikuti banyak perlombaan pada bidang matematika, salah satu perlombaan terbesar yang pernah saya ikuti adalah Kompetisi Sains Nasional (KSN) pada saat kelas 8. Pada saat itu, saya dibimbing oleh dua orang guru matematika hebat yang dapat dikatakan telah membentuk dan mengembangkan kemampuan bermatematika saya dengan cara yang inovatif dan juga menyenangkan. Meskipun hanya berhasil lolos sampai ke tingkat provinsi, tetapi saya merasa bahwa pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan selama KSN jauh lebih berharga dari pencapaian saya pada kompetisi tersebut. Akhirnya, kehidupan masa SMP saya tutup kembali dengan menjadi peringkat 1 paralel pada saat wisuda kelulusan. Sejujurnya, masa-masa SMP masih saya jalani sambil mengalir. Saya tidak terlalu memikirkan akan melanjutkan SMA di mana dan juga tidak terlalu ingin bersekolah di SMA yang menurut orang-orang merupakan sekolah top karena saya berpikir bahwa pada akhirnya yang menentukan kita akan menjadi siswa yang hebat atau tidak adalah diri kita sendiri dan bukan sekolah kita. Jadi, pada saat itu saya memutuskan untuk masuk ke SMA Pius Tegal yang menurut orang-orang bukan merupakan sekolah top dan merupakan sekolah yang biasa-biasa saja. Sejujurnya, tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih SMA tersebut, selain lokasinya yang ada di dekat rumah saya, saya juga hanya mengikuti jejak keempat kakak saya yang semuanya merupakan alumni dari sekolah tersebut.
Memasuki masa SMA, saya memutuskan untuk mengambil jurusan IPA saat masih berada di kelas 10. Bersamaan dengan keputusan saya itu, kecintaan saya terhadap dunia sains mulai merambah ke bidang-bidang lain seperti fisika, kimia, dan biologi. Hal tersebut juga dikarenakan pelajaran ilmu alam yang saat SD dan SMP digabung dalam mata pelajaran IPA mulai dipisahkan dan menjadi subjek atau mata pelajaran yang berdiri sendiri sehingga materi yang dipelajari pada setiap bidang keilmuan dapat menjadi lebih dalam dan kompleks. Saya pun berusaha mencoba untuk mengasah kemampuan berfisika saya dengan mengikuti KSN di bidang fisika pada kelas 10, meskipun pada akhirnya harus gagal pada tingkat kota. Kelas 10 SMA saya jalani dengan belajar, berkompetisi, dan berorganisasi. Akan tetapi, hal tersebut hanya berlangsung selama kurang lebih setengah semester hingga akhirnya pandemi covid-19 menyerang dan saya terpaksa menikmati masa kelas 11 dan 12 saya dengan belajar secara daring. Kelas 11 saya jalani dengan mengikuti cukup banyak kompetisi secara daring. Saya berkesempatan untuk kembali mengikuti KSN secara daring, tetapi kali ini saya memutuskan untuk ikut pada bidang matematika yang merupakan bidang kesukaan saya sejak dulu. Akan tetapi, saya harus kembali berpuas diri dengan menjadi juara 1 di tingkat kota dan harus terhenti pada tingkat provinsi. Tidak terlalu banyak prestasi yang saya dapatkan dalam skala besar, tetapi saya tetap bersyukur dan bangga atas segala pencapaian yang telah saya dapatkan.
Berakhirlah masa-masa kelas 11 dan sekarang saya mulai memasuki masa-masa kelas 12. Di masa inilah saya mulai bertanya-tanya kepada diri saya sendiri akan berkuliah di mana. Meskipun demikian, sebenarnya saya sudah lama berencana untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan tidak pernah terpikirkan bahwa saya akan mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hal tersebut dikarenakan mayoritas lulusan atau alumni dari SMA saya kebanyakan mendaftarkan diri ke PTS dan hanya sedikit sekali yang mendaftar ke PTN. Bahkan, sejak sekolah saya pertama kali berdiri, jumlah lulusan atau alumni yang mendaftar ke PTN dapat dihitung hanya dengan menggunakan jari. Hal tersebutlah yang membuat saya menjadi cukup pesimis untuk mendaftarkan diri ke PTN, apalagi setelah mendengar bahwa jalur masuk SNMPTN memperhitungkan asal sekolah dan track record alumni sebagai faktor yang memengaruhi kelolosan sehingga saya merasa sudah gagal, bahkan sebelum mulai berjuang. Akan tetapi, saya juga mendengar informasi bahwa masih ada jalur masuk yang lain, yaitu jalur SBMPTN, di mana jalur tersebut hanya berfokus pada nilai yang didapatkan ketika UTBK. Mendengar informasi tersebut, semangat saya mulai berkobar kembali dan saya memutuskan untuk mulai belajar serta mencari informasi lebih tentang apa itu UTBK dan SBMPTN karena sebelumnya saya belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai apa saja jalur masuk yang ada di PTN. Setelah itu, saya baru mengetahui bahwa UTBK sangatlah berbeda dengan ujian-ujian lain. Ujian atau ulangan yang biasanya diadakan di sekolah memang didesain untuk mengevaluasi peserta sehingga semua peserta ujian diharapkan dapat mencapai suatu nilai minimum agar dapat dikatakan lolos ujian, sedangkan UTBK merupakan suatu ujian yang didesain untuk menyeleksi peserta sehingga dapat dipastikan akan ada peserta yang lolos seleksi dan ada yang tidak. Setelah saya memahami apa itu UTBK dan SBMPTN, saya menjadi kaget karena ada banyak sekali materi pelajaran yang akan diujikan pada UTBK, tetapi saya sendiri belum pernah mempelajarinya selama saya sekolah, salah satunya adalah subjek penalaran umum yang ada pada Tes Potensi Skolastik (TPS). Selain itu, saya juga baru menyadari bahwa materi pelajaran yang akan diujikan pada UTBK termasuk ke dalam kategori soal level sulit dan bersifat lebih kompleks sehingga memerlukan kemampuan berpikir yang cukup tinggi.
Dengan melihat waktu pelaksanaan UTBK yang semakin dekat, saya merasa perlu mencari bimbingan belajar. Akhirnya, pada akhir semester 1 kelas 12 saya memutuskan untuk mulai berlangganan di suatu platform bimbingan belajar daring yang untuk selanjutnya akan saya sebut dengan istilah "platform Z". Betapa terkejutnya saya, sebab di platform Z ini saya diajarkan bagaimana caranya belajar dengan lebih efektif dan efisien sehingga saya mampu mengejar materi UTBK hanya dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Pada saat awal saya bergabung di platform Z, saya mulai diajarkan mengenai beberapa kemampuan dasar yang tidak hanya dapat membantu saya dalam mengerjakan soal-soal UTBK, tetapi juga dapat membantu saya dalam menjalani hidup untuk ke depannya. Salah satu contoh kemampuan dasar tersebut adalah tentang bagaimana caranya menerapkan pola pikir logis dan rasional yang dapat digunakan dalam mengambil dan membuat keputusan hidup. Selain itu, saya juga mulai belajar dan menyadari bahwa hidup kita sehari-hari sangat erat kaitannya dengan sains dan segala sesuatu dapat dijelaskan dengan sains sehingga memiliki pola pikir saintifik sebagai salah satu fondasi berpikir dalam hidup sangatlah penting. Setelah belajar bersama platform Z, saya mulai dapat mencari konektivitas dari setiap bidang ilmu sains. Kini saya dapat menemukan koneksi matematika dalam biologi ataupun koneksi fisika dalam kimia. Platform Z juga mengajarkan saya mengenai konsep-konsep dasar dari setiap bidang keilmuan sehingga saya tidak perlu terlalu banyak menghafal dan hanya perlu memahami serta mengelaborasi segala ilmu pengetahuan yang saya dapat hanya dengan berbekal pada konsep-konsep dasarnya saja. Oleh karena itu, saya menjadi sangat terbantu dalam mengerjakan soal-soal UTBK yang memerlukan daya berpikir dan daya konektivitas yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dikerjakan hanya dengan berbekal kemampuan hafalan saja. Selalu mengedepankan berpikir kritis dan mempertanyakan segala sesuatu juga menjadi salah satu komponen berpikir yang baru saya dapatkan setelah mengikuti bimbingan belajar di platform Z ini. Bimbingan belajar platform Z jugalah yang membantu saya dalam memperjelas kembali cita-cita saya, yaitu untuk menjadi seorang dokter. Kini saya dapat melihat bahwa profesi dokter adalah profesi yang menuntut kita untuk dapat berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai macam disiplin ilmu serta harus dapat mengoneksikan berbagai macam bidang keilmuan yang didasari oleh sains dan ilmu pengetahuan dalam membuat keputusan yang dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Fleksibilitas dan versatilitas itulah yang membuat saya memantapkan diri untuk menjadi seorang dokter. Oleh karena itu, saya pun menjadi yakin untuk fokus mengejar FKUI sebagai pilihan pertama saya di SBMPTN.
Beberapa waktu kemudian, saya berkesempatan untuk dapat menjadi salah satu siswa eligible yang dapat mengikuti SNMPTN. Akan tetapi, dengan melihat track record alumni SMA saya yang mendaftar ke PTN, saya merasa pasrah dan tidak banyak berharap dengan hasil SNMPTN. Tak lama kemudian, tibalah hari pengumuman SNMPTN dan saya masih belum beruntung serta harus mengalami kegagalan. Sejujurnya saya cukup merasa sedih, tetapi hanya sebentar sebab memang tujuan awal saya adalah untuk lebih berfokus pada SBMPTN. Wisuda kelulusan SMA diadakan sekitar seminggu sebelum pelaksanaan UTBK dan saya kembali menutup masa SMA saya dengan menjadi peringkat 1 pada program MIPA. Namun, di tengah pencapaian tersebut, saya merasa cemas karena saya merupakan salah satu murid di sekolah saya yang belum mempunyai cadangan universitas, tidak seperti teman-teman saya yang kebanyakan sudah mendaftarkan diri ke PTS. Namun, hati saya tetap yakin untuk memperjuangkan FKUI dan saya memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya pada SBMPTN. Di sekolah saya hanya sedikit sekali murid yang mendaftarkan diri untuk mengikuti SBMPTN. Tidak lebih dari 10 orang yang akhirnya ikut berjuang bersama saya di UTBK-SBMPTN. Komunitas pejuang UTBK di twitter akhirnya menjadi wadah bagi saya untuk berbagi cerita dan juga saling menguatkan satu sama lain bersama para pejuang UTBK lainnya di seluruh penjuru Indonesia. Akhirnya, setelah pembelajaran yang cukup panjang, tibalah hari pelaksanaan UTBK. Pada hari itu, saya bersyukur dapat mengerjakan UTBK dengan lancar, walaupun ada satu kendala yang saya hadapi selama pengerjaan, yaitu saya tidak tahu bahwa di lokasi pusat UTBK saya tidak diperbolehkan untuk meminta tambahan kertas buram yang dapat digunakan sebagai oret-oretan sehingga saya harus bertahan mengerjakan semua soal UTBK yang memerlukan perhitungan dan kalkulasi dengan hanya berbekal satu lembar kertas buram. UTBK pun selesai dan hari-hari setelah UTBK saya isi dengan menonton film ataupun bermain game. Akan tetapi, saya juga tetap belajar untuk mempersiapkan jalur mandiri SIMAK UI sebagai persiapan saya dalam menghadapi kemungkinan terburuk apabila saya tidak lolos pada SBMPTN.
Waktu pun berlalu dan tibalah tanggal 23 Juni 2022 yang merupakan hari pengumuman SBMPTN. Hari itu, pengumuman SBMPTN akan dilakukan mulai pukul 15.00, tetapi saya mengatakan pada keluarga saya bahwa saya akan membuka pengumumannya pada pukul 18.00. Kemudian, tibalah pukul 15.00, kebetulan saat itu kondisi saya sedang sendirian di rumah dan dengan mengetahui bahwa saya sudah dapat melihat hasil pengumuman SBMPTN, hati saya mulai menjadi tidak tenang dan ingin cepat-cepat membukanya. Akhirnya, saya memutuskan untuk membuka hasil SBMPTN tersebut pada pukul 15.30 tanpa memberitahu keluarga saya. Saya mulai memasukkan nomor peserta dan tanggal lahir saya. Kemudian, saya menekan tombol enter pada keyboard dan mata saya langsung tertuju pada satu kata "SELAMAT". Melihat hal tersebut, saya kaget bukan main dan langsung mengabari keluarga saya sambil mengetik di HP dengan jari-jari tangan saya yang mengalami tremor. Puji Tuhan saya lolos SBMPTN pada pilihan pertama saya, yakni FKUI. Kini saya menyadari bahwa segala bentuk pembelajaran yang telah saya lakukan dalam mempersiapkan UTBK tidak hanya telah membantu saya untuk dapat lolos SBMPTN di FKUI, tetapi juga telah membantu saya dalam membangun fondasi dan kerangka berpikir yang lebih kuat sehingga saya dapat menjadi pribadi yang dapat berpikir dengan lebih kritis, logis, rasional, dan saintifik.
Sebelum masuk ke FKUI, saya adalah pribadi yang cenderung sangat introvert, pesimistis, dan juga kurang percaya diri sehingga saya sangat takut untuk berbicara dan mengutarakan pendapat saya di depan banyak orang yang belum terlalu saya kenal. Jadi, setelah menjadi bagian dari FKUI, saya berkomitmen untuk dapat menjadi pribadi yang lebih terbuka, optimistis, dan berusaha untuk lebih percaya diri dalam berbicara dan mengutarakan pendapat saya di depan khalayak umum.
Banyak sekali harapan yang saya harapkan dapat saya wujudkan di FKUI, salah satunya saya berharap agar dapat terus mengasah wawasan dan skill saya di kampus ini. Di samping itu, saya juga berharap dapat mencetak prestasi yang membanggakan bagi almamater saya, baik dalam bidang akademik ataupun nonakademik. Selain itu, dengan latar belakang para mahasiswa UI yang sangat beragam dan multikultural, saya juga ingin memperluas pertemanan dan koneksi saya, sekaligus belajar dari teman-teman dan lingkungan sekitar saya sembari menimba ilmu dari universitas terbaik di Indonesia ini.
Dapat menjadi bagian dari FKUI angkatan 2022 yang akrab disebut angkatan "Brilian" juga merupakan salah satu hal yang sangat saya syukuri, sebab angkatan Brilian adalah angkatan pertama yang dapat dikatakan memulai tahun ajaran baru di masa recovery dari pandemi covid-19 sehingga banyak sekali rangkaian acara penyambutan mahasiswa baru yang dilakukan secara luring, salah satunya adalah angkatan kami berkesempatan untuk mengikuti latihan paduan suara mahasiswa baru secara luring bersama sang maestro legendaris, the one and only, Pak Dibyo. Pada saat mendiskusikan mengenai nama angkatan, kata Brilian dipilih oleh angkatan kami dengan harapan angkatan kami akan menjadi angkatan yang unggul dalam bidang akademik maupun nonakademik yang di mana keunggulan tersebut dapat dicapai melalui ketangguhan dan kesatuan kami. Alasan tersebut juga menjadi salah satu harapan besar saya untuk angkatan ini. Saya juga berharap angkatan Brilian dapat menjadi angkatan yang solid dan mengedepankan kebersamaan. Selain itu, saya juga berharap agar angkatan Brilian dapat menjadi angkatan yang mencetak banyak prestasi dalam skala apapun yang dapat membanggakan angkatan dan juga almamater Universitas Indonesia.
Selama masa preklinik, saya berencana untuk dapat menyelesaikan semua mata kuliah yang ada dengan hasil yang terbaik agar dapat lulus dalam waktu kurang lebih 3,5 tahun. Selain itu, saya juga berencana untuk ikut serta dalam beberapa kepanitiaan ataupun organisasi yang dapat membantu mengasah softskills saya agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mengikuti banyak perlombaan akademik maupun nonakademik demi mencetak prestasi yang membanggakan juga merupakan bagian dari rencana yang ingin saya wujudkan selama masa preklinik. Dalam rangka mencapai rencana-rencana tersebut, saya akan berusaha untuk belajar dengan rajin dan teratur baik secara mandiri ataupun secara berkelompok. Selain itu, saya juga akan belajar mengatur waktu saya agar lebih efektif dan efisien dalam proses belajar saya selama berkuliah di masa ini.
Setelah melalui masa preklinik, tentunya saya juga akan melalui masa klinik dan akan mulai menjadi seorang dokter muda. Saya berencana untuk menjalani masa koas dan internship dengan sepenuh hati sebab saya akan mulai bertemu dengan orang-orang yang akan benar-benar saya bantu di kehidupan nyata. Kemudian, setelah mendapatkan gelar dokter, saya berencana untuk mulai menentukan apakah saya akan langsung mengambil spesialisasi atau akan melanjutkan studi S2 ke luar negeri, mungkin untuk lebih jelasnya akan saya pikirkan di kemudian hari. Sama seperti di masa preklinik, saya akan berusahan mewujudkan rencana-rencana saya selama di masa klinik hingga menjadi seorang dokter. Saya tahu masa klinik adalah masa yang tidak mudah sehingga saya akan berusaha untuk terus mempertahankan semangat saya dalam menjalani masa klinik agar dapat mencapai semua rencana yang sudah saya rencanakan.
Setelah menjadi seorang dokter, tentunya saya akan ikut terlibat dalam memajukan kesehatan di masyarakat. Setelah kurang lebih 2 tahun mengalami pandemi covid-19, saya berharap masyarakat dapat menyadari bahwa kesehatan diri sendiri dan sesama adalah penting adanya. Gaya hidup bersih dan sehat juga saya harapkan dapat terus dipertahankan oleh masyarakat kita karena mau bagaimanapun mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selain itu, saya juga berharap agar pemerintah Indonesia dapat lebih memajukan fasilitas kesehatan di seluruh penjuru negeri karena seperti yang kita tahu, masih sangat banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan sehingga pemerataan akses kesehatan menjadi sangatlah penting di zaman sekarang ataupun di masa depan. Terakhir, saya berharap semoga dunia medis di Indonesia dapat semakin maju dengan memanfaatkan dan mengadopsi teknologi ataupun ilmu pengetahuan terbaru dan yang termutakhir di dunia agar dunia penelitian kesehatan di Indonesia dapat semakin berkembang secara inovatif.
Seperti yang saya ceritakan pada awal teks ini, tidak pernah terbayangkan bahwa saya akan berkuliah di FKUI, tetapi saya tetap yakin bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dapat dicapai di dunia ini. Berasal dari sekolah swasta yang menurut orang-orang bukan merupakan sekolah top tidak membuat saya berhenti dalam mengejar cita-cita saya karena saya percaya bahwa akan ada banyak jalan menuju Roma. Oleh sebab itu, untuk kalian semua yang sedang membaca tulisan ini dan berkeinginan untuk menjadi bagian dari FKUI, khususnya untuk kalian yang berasal dari sekolah yang dianggap bukan "terbaik" di daerah kalian, saya hanya ingin mengatakan bahwa sebuah berlian akan tetap menjadi berlian di manapun Ia berada. Maka dari itu, bermimpilah melampaui ekspektasi kalian. Orang-orang mungkin akan ragu terhadap kalian, kondisi dan keadaan akan membuat kalian menyerah, tetapi percayalah bahwa kalian adalah penanggung jawab mimpi kalian sendiri, jangan biarkan orang lain ataupun keadaan menghentikan kalian, tulis dan buatlah sejarahmu sendiri. Untuk kalian yang akan berjuang dalam jalur undangan dan jalur prestasi, buatlah prestasi sebanyak mungkin dan pertahankan grafik nilai agar tetap naik selama di SMA. Untuk kalian yang akan berjuang dalam jalur tes, pelajarilah segala hal dengan menitikberatkan pada konsep dasarnya, jauhkanlah diri kalian dari miskonsepsi, rumus cepat, ataupun pemahaman hafalan, dan mulailah untuk menemukan konektivitas antarilmu pengetahuan. Terakhir, janganlah lupa untuk memberikan apresiasi kepada diri kalian sendiri sekecil apapun pencapaian kalian.
Sebagai penutup, izinkanlah saya mengutip kata-kata yang disampaikan oleh dokter idola saya, yaitu dr. Nadhira Nuraini Afifa pada pidatonya saat menjadi valedictorian di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
"Dream high, because our only limit is our mind."1
Sekianlah narasi perjuangan saya dan terima kasih banyak telah membaca cerita saya hingga akhir.
Referensi
Afifa NN. Graduation 2020: student speaker Nadhira Nuraini Afifa address [Internet]. Boston: Harvard T.H. Chan School of Public Health; 2020 May 28 [cited 2022 Aug 12]. Available from: https://www.hsph.harvard.edu/news/features/graduation-2020-student-speaker-nadhira-nuraini-afifa-address
Comments