Narasi Perjuangan - Karenia Brifiandi
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Waktu yang Terindah
Karenia Brifiandi adalah nama yang dibuat dan diberikan oleh orangtua untuk saya. Teman-teman dan keluarga sering memanggil saya Karen atau Karenia. Selama SMA, saya menempuh studi di SMA Negeri 1 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2021 yang lalu. Saat ini, saya berstatus sebagai mahasiswa kedokteran kelas khusus internasional Universitas Indonesia tahun masuk 2022. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya berhasil lulus seleksi masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) KKI melalui jalur masuk seleksi mandiri program sarjana, SIMAK KKI UI tahun 2022.
Sejak SMA, saya memandang FK UI sebagai universitas kedokteran terbaik di Indonesia dengan segudang prestasinya. Menurut saya, untuk masuk FK UI tidak mudah sebab penuh tantangan, tetapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Motivasi saya masuk FK UI, terkhusus kelas internasional, adalah karena penggunaan Bahasa Inggris selama masa perkuliahan serta adanya kesempatan bagi para mahasiswa untuk menjalani perkuliahan di universitas mitra UI, seperti di Inggris dan Australia. Menurut saya, pengalaman belajar di luar negeri merupakan suatu hal yang luar biasa dan akan membawa sangat banyak pelajaran dan manfaat, baik dari segi akademis maupun kehidupan. Selain itu, adanya gelar ganda yang akan diberikan bagi mahasiswa kelas internasional membuat saya semakin tertarik dengan FK UI KKI. Selain mendapatkan gelar dokter dari UI, akan ada gelar lain yang didapat tergantung universitas mitra mana yang dituju. Setelah mencari informasi dari beberapa sumber dan diskusi dengan keluarga, saya akhirnya memantapkan diri untuk memilih dan menjadikan FK UI sebagai tempat saya menempuh ilmu dan memperjuangkan mimpi saya menjadi dokter.
Pikiran untuk menjadi seorang dokter telah ada pada diri saya sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sempat bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Gambaran mengenai profesi dan kehidupan seorang dokter pertama kali saya dapatkan dari ibu saya, seorang dokter umum, yang kerja keras dan dedikasinya menginspirasi saya. Namun, pada saat itu masih banyak profesi lain yang menarik yang juga terpikirkan oleh saya dan saya jadikan cita-cita. Beranjak remaja, saya mulai memikirkan mengenai tujuan hidup saya dan apa yang saya ingin lakukan atau raih kedepannya. Ketika kelas 9 SMP, tahun ketika para siswa SMP mempersiapkan ujian nasional dan mulai mencari-cari informasi mengenai jenjang pendidikan selanjutnya, serta mendaftar ke beberapa SMA, saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter dan ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi terbaik. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan berdasarkan beberapa pertimbangan, saya akhirnya menetapkan diri untuk mendaftar ke salah satu sekolah negeri favorit di kota saya, SMA Negeri 1 Kota Bogor.
Selama SMP dan SMA, Biologi dan Kimia menjadi pelajaran favorit saya. Saya senang belajar mengenai tubuh manusia dan penyakit. Selain itu saya juga punya ketertarikan dalam bidang kesehatan dan nutrisi. Adanya pandemi Covid-19 menyadarkan saya bahwa seorang dokter sangat dibutuhkan hingga saat ini. Dari buku yang saya baca, saya mendapatkan gambaran bagaimana perjuangan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus Covid-19. Saya ingin menjadi salah satu dari para dokter hebat yang membawa kontribusi untuk negeri. Buku Humanity Without Border karya Kennedy Jennifer Dhillon yang saya habiskan selama masa pandemi meyakinkan keputusan saya untuk menjadi seorang dokter.
Dari kelas 10 hingga 12, saya terus berusaha untuk meningkatkan nilai rapor saya. Puji Tuhan saya termasuk siswa yang berhak untuk mengikuti SNMPTN. Ketika SMA, saya memang tidak aktif dalam mengikuti perlombaan. Namun, saya memiliki satu sertifikat juara lomba pertolongan pertama yang akhirnya saya masukkan untuk SNMPTN dan Talent Scouting. Saya juga berlatih TOEFL agar dapat memenuhi batas minimum persyaratan TS. Namun, saya tidak berhasil diterima di FK UI melalui jalur SNMPTN maupun Talent Scouting. Saya merasa bahwa usaha saya memang belum cukup sehingga saya pun belajar dengan lebih giat untuk mempersiapkan SBMPTN.
Saya mengikuti bimbingan belajar serta berbagai tryout online sebagai amunisi saya dalam menyiapkan UTBK. Saya juga membeli beberapa buku latihan soal untuk melatih kemampuan saya dalam mengerjakan soal SBMPTN dengan tepat dan cepat. Tidak terasa, gelombang pertama pelaksanaan SBMPTN sudah dimulai. Anehnya, saya tidak merasa khawatir mendekati hari pelaksanaan ujian. Setelah mengerjakan soal UTBK selama beberapa jam, akhirnya saya pun diperbolehkan untuk keluar ruangan dan kembali ke rumah.
Sembari menunggu pengumuman SBMPTN yang tidak bisa saya perkirakan hasilnya, saya mendaftar bimbingan belajar SIMAK UI reguler yang diadakan offline. Selain mendengarkan penjelasan dan mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru, saya juga aktif mencari dan mengerjakan beberapa soal SIMAK KKI. Hal tersebut karena tidak ada program persiapan untuk ujian program internasional. Saya bersyukur bahwa terdapat beberapa sumber di internet yang membahas mengenai soal SIMAK KKI.
Harap-harap cemas saya menunggu pengumuman SBMPTN. Akhirnya tibalah tanggal 26 Juni 2021, hari pengumuman SBMPTN. Pada waktu itu saya ditemani oleh kakak saya dalam membuka pengumuman. Hasilnya adalah saya disemangati oleh pihak LTMPT yang menandakan bahwa saya tidak lulus. Mata saya menjadi merah ketika melihat pesan itu di layar, kakak berusaha menenangkan dengan menepuk-nepuk pundak saya, tangis saya pun menangis pijar.
Saya pun memutuskan untuk semakin giat dalam belajar dan mengatur materi yang menjadi prioritas. Tak terasa bahwa hari pelaksanaan SIMAK sudah tiba. Beberapa menit sebelum ujian dimulai, saya berusaha untuk menyemangati dan meyakinkan diri saya bahwa saya bisa. Sekitar seminggu setelah SIMAK, saya mendapatkan undangan wawancara. Saya pun segera mempersiapkannya. Namun ternyata saya hanya berhasil sampai tahap wawancara saja. Saya gagal untuk kesekian kalinya. Hasil SIMAK reguler pun mengecewakan. Tidak ada lagi pintu yang terbuka bagi saya untuk menjadi mahasiswi FK UI pada tahun lalu.
Setelah melalui diskusi yang panjang dengan memperhatikan beberapa hal, saya memutuskan untuk berkuliah dahulu di jurusan dan di universitas lain dan akan mencoba lagi di tahun depan apabila saya masih berkeinginan untuk menjadi seorang dokter. Kebetulan pada tahun lalu, bulan Juni dan Juli merupakan bulan-bulan menegangkan, berbagai perguruan tinggi di Indonesia menyelenggarakan seleksi masuk jalur mandiri. Terdapat banyak hal baru, khususnya mengenai kehidupan perkuliahan yang saya dapat. Saya belajar untuk menjadi mandiri dan tinggal jauh dengan keluarga, mempersiapkan keperluan saya sendiri, dan merasakan perbedaan kehidupan akademik perkuliahan dengan SMA. Saya juga bertemu banyak teman-teman baik yang sampai saat ini mendukung saya untuk menjadi dokter.
Di tahun 2022 ini akhirnya saya kembali mengikuti SBMPTN yang telah saya persiapkan sejak berbulan-bulan sebelumnya. Namun belum berhasil juga. Saya tidak patah semangat dan mencoba SIMAK UI, baik reguler maupun internasional. Karena target saya adalah untuk masuk kelas internasional atau pun mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, saya terus berlatih mengerjakan soal TOEFL. Beberapa simulasi, bimbingan belajar, dan tes TOEFL saya ikuti secara daring. Saya bersyukur bahwa kerja keras saya itu tidak mengecewakan, bahkan lebih dari cukup sebagai persyaratan mengikuti SIMAK KKI.
Puji Tuhan, beberapa hari setelah pelaksanaan SIMAK, saya mendapatkan undangan wawancara dan tes MMPI. Tes MMPI saya ikuti secara offline di RS UI. Hari pengumuman pun tiba, 14 Juni pukul tiga sore. Ketika itu, saya baru saja menyelesaikan kegiatan secara online dan langsung membuka pengumuman. Tangan saya gemetar ketika mengetikkan nomor ujian. Pada saat itu, pengumuman yang saya buka pertama adalah untuk kelas reguler, hasilnya adalah saya dinyatakan gagal. Saya pun merasa sedih dan sedikit kecewa sebab saya lebih percaya diri dengan performa saya dalam mengerjakan soal SIMAK reguler. Setelah jeda sekitar satu menit, saya pun membuka pengumuman untuk kelas internasional. Saya kaget sekaligus bersyukur dan bangga, segera saya panggil keluarga saya untuk memastikan kabar baik tersebut. Saya masih sedikit ragu dan tidak percaya, sehingga saya meminta ayah saya untuk membaca pengumuman tersebut dan memuat ulang website UI. Nyatanya tidak ada yang berubah, tahun 2022 saya diterima menjadi mahasiswi FK UI. Saya merasa begitu lega dan bahagia, juga sangat berterima kasih.
Saya memiliki komitmen perubahan setelah diterima di FKUI. Saya berkomitmen untuk lebih rajin belajar dan mengatur prioritas dengan tegas sehingga dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, tidak ada waktu yang terbuang nantinya. Komitmen saya yang lain adalah menjadi pribadi yang lebih berani dan yakin dalam menyuarakan pendapat.
Selain komitmen, saya juga memiiki beberapa harapan. Pertama adalah harapan untuk diri saya selama menjalani kehidupan perkuliahan di FK UI. Saya berharap supaya saya bisa menjadi pribadi yang terus bertumbuh setiap harinya, terus ingat akan rencana saya kedepan dan berusaha untuk merealisasikannya. Selain itu, besar harapan saya untuk yakin secara penuh dan tidak mudah menyerah bahwa saya bisa bertahan dan berjuang di FK UI. Saya pun berharap semoga dapat menjadi dokter yang baik, berempati, peduli, dan bijaksana.
Yang kedua adalah harapan untuk angkatan FK UI 2022 Brilian. Saya berharap agar angkatan saya dapat terus solid, saling peduli, dan membantu selama berjuang bersama-sama maupun ketika nantinya masing-masing sudah menjadi dokter. Saya juga berharap agar angkatan FK UI 2022 bisa teguh dan terus semangat menjalani dan menyelesaikan masa perkuliahan dengan rasa penuh semangat, bangga, serta syukur.
Selama masa preklinik, saya mempunyai beberapa rencana jangka pendek. Pertama adalah mendapatkan IP di atas 3,5 di dua semester pertama. Cara yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan IP yang tinggi yaitu dengan fokus dalam memperhatikan dan mendengarkan materi yang diberikan oleh dosen, mempelajari garis besar materi kuliah sebelum dosen menjelaskan sehingga dapat lebih paham, aktif bertanya jika menemukan kejanggalan atau merasa ada informasi maupun penjelasan yang kurang dimengerti, mencatat informasi yang dirasa perlu, mengerjakan dan membahas soal-soal baik sendiri maupun bersama teman, dan mencari tambahan sumber pembelajaran. Rencana yang kedua adalah saya berencana untuk aktif dalam berorganisasi. Saya akan mencari informasi dan mendaftar organisasi yang sesuai dengan minat saya. Setelah resmi menjadi anggota, saya akan membuat jadwal mingguan dan membagi waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik. Rencan ketiga yaitu mengikuti perlombaan sejak masih di tahun pertama. Saya akan mencari informasi seputar perlombaan dan teman-teman yang juga memiliki minat yang sama.
Selain rencana jangka pendek, saya juga mempunyai rencana jangka panjang selama klinik atau ketika menjadi dokter. Yang pertama yaitu mampu bertahan dan menyelesaikan masa klinik dengan lancar. Ada beberapa cara yang dapat membantu untuk mewujudkannya adalah dengan mengatur skala prioritas, menggunakan waktu luang atau ketika libur untuk review materi, dan banyak membaca. Yang kedua yaitu melanjutkan spesialis. Untuk dapat menentukan spesialisasi yang tepat adalah dengan memahami diri sendiri, mengeksplorasi pilihan spesialisasi, dan pertimbangan lainnya.
Terdapat beberapa harapan bagi masyarakat terkait dengan kesehatan. Harapan pertama yaitu agar pelayanan kesehatan di Indonesia terus mementingkan keselamatan pasien semakin bermutu, mudah diakses, merata, menyebar ke seluruh daerah di Indonesia, tidak hanya terfokus di kota saja. Selain itu, saya juga berharap atas meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, terlebih kesehatan diri sendiri dan keluarga. Saya pun berharap supaya masyarakat tidak mudah mempercayai konspirasi-konspirasi maupun berita yang tidak benar mengenai kesehatan. Untuk itu, sangatlah penting bagi saya dan tenaga kesehatan lainnya untuk aktif menyosialisasikan informasi seputar kesehatan. Namun, diperlukan juga peran serta dan partisipasi aktif dari masyarakat.
Ada beberapa pesan yang saya khususkan untuk adik kelas maupun teman-teman lain yang ingin menjadi bagian dari FK UI, yang pertama yaitu bulatkan tekat. Teman-teman harus yakin tentang mimpi yang akan dicapai. Kedua yaitu tetap semangat. Teman-teman sangat diperbolehkan untuk beristirahat sejenak, rehat dari kesibukan, serta bertemu dan bercengkrama dengan para sahabat, tetapi jangan lupakan tujuan awal yang ingin dicapai. Ketiga, teruslah belajar dan berusaha. Perlu untuk diingat bahwa belajar bisa dari mana saja dan kapan saja, bukan hanya belajar matematika, fisika, biologi, dan kimia, tetapi juga belajar berorganisasi, berkomunikasi di depan umum dan orang banyak, dan belajar menyampaikan pendapat.
Keempat, jangan takut dan jangan kecil hati. Takut dan merasa rendah diri adalah kesalahan yang sering terjadi ketika seseorang ingin mencoba sesuatu hal yang baru atau yang menurutnya mustahil untuk dilakukan. Saya pun mengalaminya sendiri. Kunci untuk mengatasinya yaitu dengan belajar, berdoa, dan percaya. Saya tidak menyarankan untuk membandingkan kehidupan dan perjalanan teman-teman dengan orang lain, karena masing-masing individu mempunyai jalan hidup dan tantangan yang berbeda. Boleh untuk menjadikan orang lain motivasi dalam menggapai mimpi, tetapi jangan jadikan mereka patokan. Kelima yaitu belajar untuk memanajemen waktu dan mengatur prioritas dengan baik. Jangan juga menjadi lengah. Tunda melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat, ingat bahwa waktu terus berjalan dan sedetik saja sangatlah berarti. Belajar dan bekerja keraslah dan ketahui batasan diri sendiri, tetap menjaga kesehatan dan jangan memaksakan diri.
Kelima, jangan terus berpaku pada hasil akhir, tetapi nikmatilah prosesnya. Hal ini karena untuk dapat lulus seleksi masuk menjadi mahasiswa FK UI tidaklah mudah, banyak waktu, tenaga, bahkan materi yang terkorbankan. Ketahuilah metode dan sumber belajar yang tepat. Saya sendiri baru saja menemukan cara belajar serta bahan ajar yang sesuai di tahun 2021 akhir. Tidak perlu terburu-buru dan tergesa-gesa dalam mendaftar berbagai macam ujian uji coba yang diselenggarakan oleh berbagai platform belajar. Akhir kata, kejar terus mimpi, tetapi jangan menjadi seseorang yang individualis dan egois yang akhirnya melupakan dan kehilangan orang-orang tersayang di sekitarnya.
Comments