Narasi Perjuangan - Faiqoh Wafa Wingafta
- FKUI 2022
- Aug 14, 2022
- 8 min read
Hai semuanya, perkenalkan nama saya Faiqoh Wafa Wingafta biasa dipanggil Wafa, saya berasal dari SMAS YADIKA 13 TAMBUN. Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran program studi Pendidikan Dokter Reguler Universitas Indonesia, melalui jalur mandiri Simak UI 2022.
Memilih untuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia khususnya di Fakultas Kedokteran, yaitu dikarenakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sendiri sudah masuk 3 besar yaitu menjadi salah satu Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia dan sudah terakreditasi A sehingga dapat melihat peluang kerja yang luas.
Saya memotivasi diri saya untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan membuktikan kepada orang-orang bahwa saya memiliki kemampuan untuk mencapai mimpi saya dari perjuangan yang telah saya lakukan serta saya harus bisa membawa nama baik keluarga khususnya orang tua saya.
Untuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia tidaklah mudah, banyak hal yang harus di lakukan dan diperjuangkan. Berawal dari saya yang berfikiran bercita-cita ingin menjadi Dokter yaitu pada saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar tepatnya tahun 2011 di SD NEGERI SATRIAJAYA 03. Walaupun saya tidak memikirkannya lebih dalam, saya tetap memulai mengembangkan ilmu pada diri saya, seperti selalu mengikuti pelajaran setiap harinya dengan maksimal agar mendapat peringkat di kelas. Saya sangat senang dengan peringkat kelas, karena menurut saya itu merupakan hasil pengukuran sejauh mana kita berkembang. Mempertahankan nilai dengan tidak mengikuti jam pelajaran tambahan di luar sekolah atau disebut bimble, tidak membuat saya merasa lambat dalam mengembangkan ilmu di Sekolah Dasar. Alhamdulillah saya bisa mendapatkan peringkat 10 besar di kelas I sampai kelas VI, dan bisa mendapat peringkat 3 besar dari 47 siswa di kelas IV. Hal itu membuat saya merasa bahwa saya semakin semangat untuk mempertahankan cita-cita saya.
Tahun 2016, kelulusan Sekolah Dasar pun tiba. Saya mendaftar di SMP NEGERI 4 TAMBUN UTARA, dengan mengikuti seleksi menggunakan hasil ujian sekolah. Saya di tempatkan di kelas VII.6, disana banyak teman-teman dari Sekolah Dasar yang sama dan kami bersama-sama saling membantu dalam menempuh pendidikan, seperti tugas individu maupun kelompok. Pada saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama tepatnya di tahun pertama, saya sedikit tidak memikirkan cita-cita saya tetapi saya tetap belajar seperti siswa lainnya agar bisa mendapatkan peringkat di sekolah. Dan saat itu saya mendaftar paket belajar melalui aplikasi Ruangguru untuk menambah pemahaman materi saya. Atas ketekunan saya di tahun pertama, saya bisa mendapatkan peringkat 7 di kelas. Karena peringkat saya tersebut, di tahun kedua saya berhasil dimasukan di kelas VIII.1 yang berisikan siswa terbaik di sekolah pada angkatan saya. Pada tahun itu saya merasa bahwa lebih lambat memahami materi dari teman-teman saya, dan saya mencoba untuk lebih giat lagi belajarnya. Karena hal itu, saya mendapat peringkat 15 besar di kelas, membuat saya sedikit kecewa karena tidak sesuai dengan usaha yang saya lakukan. Tahun ketiga tepatnya pada tahun 2019, saya mengikuti tambahan belajar dengan guru saya di sekolah agar saya dapat menambah ilmu dan juga menambah lagi pemahaman materi yang saya tidak mengerti. Di tahun ketiga tepatnya dikelas IX.1 yang saya jalani terasa tidak terlalu berat, saya bisa mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas dengan teratur. Pada saat kenaikan kelas dan di semester akhir, sekolah tidak membuat peringkat disetiap kelasnya, yang membuat saya penasaran akan perkembangan yang sudah saya capai.
Pada tahun 2018 kelulusan Sekolah Menengah Pertama tiba, saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan mendaftar salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri ditambun yaitu SMAN 3 TAMBUN SELATAN. Tetapi karena pada saat itu terdapat penyeleksian jalur Zonasi, membuat saya tidak lolos dalam penyeleksian dikarenakan tempat tinggal saya berjarak 980 meter dari sekolah tersebut sehingga membuat saya tersisih oleh peserta lain yang tempat tinggalnya lebih dekat di sekitaran sekolah tersebut. Tetapi itu tidak membuat saya berkecil hati, cita-cita saya untuk menjadi dokter dan membanggakan orang tua tidak langsung punah. Pada saat itu ada beberapa teman dan orang sekitar yang mengetahui bahwa saya belum mendapat sekolah baru, kemudian mereka memberi saran kepada saya bahwa ada sekolah swasta dengan akreditasi A yang jaraknya cukup dekat dari perumahan tempat tinggal saya yang dimana sekolah tersebut sama-sama bagus untuk dapat menempuh pendidikan selanjutnya, akhirnya saya berminat dan memutuskan untuk mendaftar di SMAS YADIKA 13 TAMBUN.
Awal menempuh pendidikan di SMAS YADIKA 13, yaitu dengan melewati masa penyeleksian jurusan sesuai dengan pilihan yang saya ajukan yaitu memilih jurusan IPA yang nantinya memudahkan saya menempuh pendidikan selanjutnya dibidang kesehatan dan saya bisa terpilih sebagai siswa kelas X Mipa 1 yang merupakan perkumpulan siswa terbaik dari satu angkatan ditahun saya mendaftar yang didasarkan oleh nilai rapot dan ujian tulis pada saat seleksi pemilihan jurusan. Sempat tidak terfikirkan bisa berkesempatan untuk menempuh pendidikan dengan sekumpulan siswa terbaik di Sekolah Menengah Atas ini. Cukup sulit untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, karena sebagian banyak siswa tersebut adalah siswa yang berprestasi di sekolah sebelumnya sehingga membuat saya merasa meragukan kemampuan saya dan juga sempat berfikir bahwa saya tidak punya teman untuk sekedar bertukar cerita karena saat itu saya merupakan satu-satunya siswa dari Sekolah Menengah Pertama saya yang berhasil bergabung di kelas tersebut disaat mereka memiliki teman dari sekolah sebelumnya. Tetapi tidak sampai 2 bulan, dengan mencoba untuk bersosialisasi dengan teman sekelas dan mengikuti pelajaran lebih giat agar tidak tertinggal, saya sedikit demi sedikit bisa menyeimbangkannya dan memutarbalikan keadaan dengan bisa mendapat teman di kelas tersebut yang bisa bersama-sama saling memahami dan membantu disaat ada yang mengalami kesulitan pemahaman materi pembelajaran. Sehingga pada tahun pertama di Sekolah Menengah Atas saya bisa mendapat peringkat 18 dari 36 siswa terbaik tersebut. Tahun kedua tepatnya dikelas XI Mipa 1 terjadinya musibah penyebaran covid-19 yang mengharuskan seluruh siswa di SMA YADIKA 13 TAMBUN harus melakukan pembelajaran dirumah seperti melalui aplikasi google classroom, google meet, dan zoom. Hal itu membuat saya cukup merasa waspada karena takut tidak bisa mengikuti materi dengan baik. Tetapi hari demi hari saya lewati selama pembelajaran di rumah, dengan mencoba selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan mencoba mengembangkan ilmu dengan individu seperti mengulang kembali video pembelajaran, menambah latihan soal membuat saya mengalami sedikit perkembangan dengan mendapat peringkat 14 dari 34 siswa. Perkembangan tersebut membuat saya kembali berfikir bahwa saya mungkin mampu untuk mewujudkan cita-cita saya dari kecil yaitu menjadi Dokter. Saya memulai tekad bahwa saya memiliki kemampuan untuk mewujudkan cita-cita saya. Pada tahun ketiga saya di Sekolah Menengah Atas, saya mencoba mencari informasi seputar dunia perkuliahan kedokteran yang sudah terakreditasi A, dengan begitu peluang dalam dunia kerja juga cukup mudah didapatkan. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk memperjuangkannya agar dapat menjadi mahasiswa Universitas Indonesia khususnya di Fakultas Kedokteran, karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sendiri sudah masuk 3 besar yaitu menjadi salah satu Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia. Saat itu juga, saya selalu memperhatikan nilai agar tetap stabil agar dapat menjadi siswa eligible dan bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ). Keberhasilan saya untuk selalu menjaga nilai setiap semester membuat saya bisa terpilih menjadi siswa eligible di sekolah, dan saya bisa mengikuti seleksi SNMPTN yang didaftarkan oleh sekolah. Terpilihnya saya menjadi siswa eligible membuat saya bisa mengajukan program studi dan di Universitas manakah yang akan dipilih saya, karena itu saya ingin memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tetapi pada saat itu saya berfikir kembali bahwa akan lebih baik bahwa saya memilih Perguruan Tinggi Negeri di kampung halaman saya agar mendekatkan diri dan tinggal bersama nenek dan kakek saya, akhirnya saya mendaftar ke Universitas lain di sekitar kampung halaman saya dengan program studi yang sama yaitu Pendidikan Dokter. Tanpa menggunakan ujian tulis, hari yang saya nantikan yaitu pengumuman SNMPTN tepat jam 15.00 Waktu Indonesia Barat tiba, saya membuka hasil seleksi dengan semangat dan optimis bahwa akan lulus seleksi. Tetapi betapa terkejut dan kecewanya saya karena pada hasil tersebut tertera bahwa saya tidak berhasil lolos dalam seleksi SNMPTN.
Mengalami kekecewaan diawal memang wajar asalkan bisa kembali membangun semangat dalam diri, karena untuk jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri masih sangat banyak yang dapat menjadi peluang agar menjadi mahasiswa Kedokteran. Perjuangan saya tidak sampai saat disana saja, saya tetap memperjuangkan pilihan saya untuk bisa menjadi Dokter di kemudian hari, saya mencoba daftar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jalur SBMPTN ( Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) yang ujian berbasis komputernya dilaksanakan secara offline dengan pengawasan yg ketat. Saya sangat optimis akan diterima jalur SBMPTN ini karena saya sudah sangat memaksimalkan kembali proses pembelajaran saya dengan menambah latihan soal dari beberapa media sosial, mengulang video pembelajaran dan juga selalu berdoa. Tetapi takdir berkata lain kembali, saya tidak lolos dalam seleksi tersebut yang membuat saya sedikit putus asa.
Pada kelulusan Sekolah Menengah Atas bulan juni tahun 2022 tepatnya setelah pengumumaan SBMPTN, seluruh siswa tahun ketiga bersama perwakilan wali murid diharuskan hadir untuk pengambilan Ijazah. Pada saat pengambilan Ijazah tersebut beberapa orang bilang bahwa saya terlalu tinggi akan harapan saya untuk bisa menjadi Dokter dan sangat tidak mungkin untuk bisa menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal itu membuat saya semakin termotivasi bahwa saya bisa merubah fikiran-fikiran tersebut agar dapat membuktikan kepada orang tersebut bahwa saya memiliki kemampuan dan selalu percaya bahwa takdir Allah SWT tidak akan kemana-mana, karena itu saya mencoba bangkit kembali dan meminta restu kepada kedua orang tua saya.
Saya kembali mencari informasi tentang jalur masuk perguruan tinggi untuk dapat masuk di fakultas kedokteran tanpa uang pangkal, dan saya menemukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang merupakan pilihan pertama saya membuka penerimaan mahasiswa baru 2022 melalui jalur mandiri Simak UI. Sehari setelah kegagalan saya di SBMPTN itu, saya langsung mencoba daftar kembali di Universitas Indonesia jalur mandiri Simak UI reguler melalui ujian online dengan memilih progam studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran. Tidak sampai disitu saja, saya juga mencoba mendaftar jalur seleksi mandiri secara online dibeberapa Universitas lain. Dan juga saya sudah mendaftar S1 Keperawatan di salah satu Stikes ( Sekolah Tinggi Kesehatan ) di Jakarta untuk berjaga-jaga kalau saya tidak lolos di Universitas Negeri yang saya daftar.
Ujian online sudah saya lakukan semua. Menunggu hasil pengumuman seleksi membuat saya merasa gelisah dengan takdir apa yang sudah ditetapkan untuk saya nantinya. Dengan dibantu doa dari keluarga dan atas usaha yang saya lakukan, alhamdulillah saya dapat lulus seleksi dan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia melalui jalur Simak UI Reguler angkatan 2022. Karena kelulusan saya di Simak UI ini membuat saya harus mengurus surat pengunduran diri saya di Stikes tersebut dan dapat menerima kelulusan menjadi mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan sempurna.
Komitmen saya sebelum menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yaitu dengan selalu mempertahankan dan memperjuangkan cita-cita awal saya sehingga saya bisa membahagiakan orang tua. Sedangkan komitmen setelah menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yaitu agar tidak mudah putus asa dengan selalu melihat perjuangan yang sudah saya lakukan selama mengejar Pendidikan Dokter ini sehingga menambah motivasi untuk saya tetap maju.
Harapan saya ketika menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia, yaitu agar bisa mengikuti perkuliahan dengan baik dan maksimal, bisa ikut bergabung dalam organisasi, bisa membangun solidaritas yang baik dalam pertemanan, bisa menjadi orang yang disiplin, bisa membawa nama baik kampus dan berhasil lulus dengan predikat Summa Cum Laude serta menjadi Dokter yang bermanfaat bagi keluarga, Bangsa dan Negara. Ada pun harapan untuk angkatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2022 agar bisa bersama-sama saling membantu sehingga dapat lulus tepat waktu dengan lancar hingga akhir pendidikan dan bisa menjadi Dokter yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, bangsa dan negara.
Rencana jangka pendek selama preklinik yaitu harus bisa disiplin agar tidak kesulitan selama preklinik dan dapat mengikuti pendidikan hingga selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Dilakukan dengan cara membagi dan mengatur waktu selama perkuliahan, tidak menunda-nunda tugas, dan memperhatikan pengambilan Satuan Kredit Semester yang cukup.
Rencana jangka panjang selama di klinik menjadi Dokter yaitu untuk tetap berpegang pada sumpah Dokter, serta menjadi Dokter yang selalu membantu masyarakat dimanapun berada. Dengan cara selalu membantu tetapi tidak membeda-bedakan setiap masyarakat yaitu dengan menyetarakan seluruh masyarakat yang di tangani nanti.
Harapan untuk seluruh masyarakat, agar selalu menjaga kesehatannya dimanapun kita berada, dengan selalu menerapkan pola hidup sehat dapat membuat kita mengurangi timbulnya penyakit, serta atur waktu untuk sekedar mengikuti periksaan kesehatan tubuh seperti di posyandu, puskesmas, dan rumah sakit.
Pesan untuk semua orang yang ingin menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar bisa lebih mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan, mempunyai visi dan misi serta komitmen yang kuat agar bisa memperjuangkan keinginan kita dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan tidak cepat putus asa. Terkadang memang kebahagiaan datangnya tidak selalu awal, namun percaya bahwa akan ada hari dimana untuk kita mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Mohon maaf apabila ada salah kata dari narasi ini. Sekian dari saya, terima kasih.
Comentarios