top of page
Search

Narasi Perjuangan - Elsy T. Napitupulu

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Dengan Percaya Pasti Bisa


Salam sejahtera untuk kita semua. Perkenalkan nama saya Elsy T. Napitupulu. Biasanya, saya dipanggil dengan nama Elsy. Saya berasal dari SMA Negeri 2 Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Dan saat ini saya merupakan bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan program sarjana reguler Angkatan 2022. Saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui Jalur mandiri SIMAK UI. Universitas Indonesia dikenal dengan Universitas terbaik di Indonesia. Tak heran jika Universitas Indonesia menjadi universitas favorit banyak siswa. Universitas Indonesia juga telah banyak meraih medali dan prestasi terkhusus di Fakultas Kedokteran. Jumlah ajang Internasional yang diikuti sebanyak 67, 40 jumlah pretasi yang di raih di tingkat internasional, dan 36 jumlah prestasi yang diikuti di tingkat nasional. Oleh karena itu Universitas Indonesia pastinya mengharumkan nama Universitas Indonesia serta nama negara. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam sudut pandang saya merupakan fakultas kedokteran terbaik di Indonesia dan telah meluluskan dokter-dokter berbakat. Universitas Indonesia terkhusus di Fakultas Kedokteran memiliki banyak organisasi, seperti Asian Medical Student’s Association (AMSA), Center for Indonesian Medical Student’s Activities (CIMSA), Tim Bantuan Medis, dan lain sebagainya. Universitas Indonesia juga menyediakan fasilitas yang sangat membantu mahasiswa dan masyarakat terkhusus di bidang kesehatan seperti, Rumah Sakit UI, Klinik Satelit Makara, Perpustakaan, Mushola, Bis Kuning, dan lain sebagainya. Selain itu, Universitas Indonesia juga melahirkan para lulusan terbaik dan pastinya berbakat. Tentu saja banyak sekali siswa-siswi yang bercita-cita untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Begitupun dengan saya.


Pada waktu menempuh Pendidikan di Sekolah Dasar, cita-cita saya sebetulnya ingin menjadi seorang guru. Guru adalah pekerjaan yang mulia. Oleh karena kalimat itu juga saya tertarik ingin menjadi seorang guru. Pada saat itu, saya berpikir jika saya menjadi seorang guru, saya dapat mengajar murid serta mengajak murid-murid untuk bermain bersama saya. Pada saat itu pikiran saya menjadi guru itu adalah pekerjaan yang mudah. Mengajar dan mengajak siswa bermain. Saya pikir hanya sebatas itu saja. Ketika beranjak pada Sekolah Menengah Pertama, saya sadar bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan. Saya sadar bahwa guru tidak hanya sebatas mengajar dan mengajak siswa bermain saja tetapi memahami, mendidik, serta menjadikan siswa-siswanya menjadi bibit unggul bagi bangsa dan negara.


Ketika duduk di bangku kelas 3 SMP, pikiran saya berubah. Saya mempunyai mimpi untuk menjadi seorang Pendeta. Menurut saya, menjadi seorang pendeta adalah pekerjaan yang sangat tepat untuk melayani Tuhan. Menjadi seorang pendeta adalah impian saya pada saat itu. Pikiran saya kembali berubah ketika duduk dibangku kelas 1 SMA. Saya juga berpikir bahwa selama kita memikirkan betapa susahnya pekerjaan yang kita pegang dan memilih untuk mencari pekerjaan yang lebih mudah, maka kita tidak akan pernah bisa menjadi orang yang maju.


Pada saat duduk dikelas 1 SMA, banyak keluarga yang terserang penyakit dan saya salah satunya. Ditambah Covid-19 yang merajalela pada saat itu, saya berpikir ingin menjadi seorang dokter. Melihat banyaknya tenaga medis yang gugur ketika berperang melawan Covid-19, saya mulai meyakinkan diri untuk menjadi seorang dokter. Pada akhirnya, saya mengubah cita-cita saya dari seorang pendeta menjadi seorang dokter. Saya rasa menjadi seorang dokter juga dapat melayani Tuhan melalui mengabdi kepada masyarakat yang sakit. Tidak hanya menjadi seorang dokter dan pendeta, seluruh profesi dapat melayani Tuhan jika kita betul-betul mengkhayati profesi tersebut dan melakukan pekerjaan kita dengan bersungguh-sungguh serta hati yang tulus. Ketika menempuh Pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, jujur saya tidak terlalu serius dalam belajar. Namun ketika menempuh Pendidikan di Sekolah Menengah Atas, saya mulai menyadari bahwa ada cita-cita yang harus saya gapai dan jika ingin menggapainya, tidak akan mungkin tercapai bila saya tidak serius dalam belajar. Mulai dengan membeli buku pelajaran tambahan, mengikuti zoom gratis, dan upaya lainnya saya lakukan agar dapat meningkatkan semangat belajar saya.


Tak mudah perjuangan saya untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. September tahun 2021, saya diterima di beberapa Perguruan Tinggi Swasta. Pada saat itu pastinya saya merasa senang karena memiliki kesempatan untuk berkuliah dan berkesempatan menjadi mahasiswa kedokteran. Namun pada saat itu, kondisi ekonomi keluarga kurang baik. Padahal, universitas tersebut meminta saya agar melakukan seluruh pembayaran 3 bulan kedepan. Akhirnya, saya memutuskan untuk berdiskusi dengan orangtua. Setelah melakukan perbincangan dengan orangtua, saya melepaskan Perguruan Tinggi tersebut. Sedih rasanya ketika tidak diizinkan untuk berkuliah di universitas tersebut. Tetapi itu bukan menjadi alasan untuk mematahkan semangat saya karena masih banyak test masuk Perguruan Tinggi kedepannya, baik Perguruan Tinggi Swasta maupun Perguruan Tinggi Negeri. Saya mencoba mengikuti bimbingan belajar. Akan tetapi, sistem pembelajaran di bimbingan belajar tersebut tidak cocok untuk saya. Namun, saya tetap mencoba untuk bisa bertahan dengan cara belajar bimbingan belajar tersebut. Beberapa bulan kemudian, saya merasa tidak baik jika melanjutkan bimbingan belajar bimbel tersebut. Akhirnya saya mengajak orangtua saya berdiskusi mengenai bimbingan belajar yang akan saya ikuti. Setelah berdiskusi dengan orangtua, akhirnya kami memutuskan agar saya mengikuti privat saja. Selain mengikuti privat, saya juga memperbanyak usaha saya dengan belajar.


Bulan Januari pun tiba. Sejujurnya saya sangat berharap bisa terpilih menjadi siswa eligible disekolah. Namun kenyataan berbeda. Sedih pasti, tetapi lagi-lagi itu bukan alasan saya untuk berhenti berjuang. Belajar sesering mungkin, hanya itu yang dapat saya lakukan sampai rezeki menghampiri saya.


Pendaftaran UTBK-SBMPTN dibuka. Saya nekat memilih Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya. Memilih Universitas Indonesia merupakan pilihan yang sangat beresiko yang saya lakukan kala itu. Dikarenakan Universitas Indonesia terutama di fakultas kedokteran sulit untuk di capai, banyak sekali hal-hal yang membuat saya ingin menyerah saja. Ditengah-tengah perjuangan saya, tidak jarang saya berpikir bahwa diri saya tidak dapat menggapai cita cita tersebut. Perasaan sedih, mengeluh, terpuruk dan tidak yakin sering menghantui hari-hari saya. Melihat saya yang sangat terpuruk kala itu, orangtua saya berkata kepada saya “ jika kau percaya, maka kau akan bisa menggapai impianmu. Jangan lupa untuk berdoa, berusaha, dan percaya.“


Kalimat itu selalu saya ingat dan saya jadikan menjadi motivasi saya. Tetapi saya berpikir, jika tidak ada usaha semuanya akan sia-sia. Saya pernah terserang penyakit karena lupa untuk melakukan kewajiban yaitu makan. Pada saat itu saya merasa bersalah pada diri saya sendiri karena tidak menjaga kesehatan. Dengan mengonsumsi makanan, buah-buahan serta vitamin, akhirnya saya dapat pulih dan kejadian itu menjadi pelajaran buat saya. Kemudian saya juga memperbaiki jadwal kegiatan saya dengan membagi waktu baik kegiatan dirumah, diluar rumah, belajar, dan beristirahat. Tak lupa juga saya beribadah dan melayani serta berdoa dan bernazar kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Pastinya banyak sekali keluarga yang berharap saya di terima menjadi mahasiswa kedokteran. Pada hari pengumuman UTBK-SBMPTN, saya sangat kecewa pada diri sendiri. Harapan keluarga kepada saya agar menjadi dokter pertama mulai pudar. Kata selamat tidak ditampilkan pada layar laptop. Yang ditampilkan melainkan kata semangat. Sedih rasanya telah mematahkan ekspektasi orang-orang, terutama orangtua saya. Tak hanya itu, beberapa universitas lainnya juga menolak saya. Hal itu membuat saya semakin terpuruk dan merasa sepertinya saya tidak akan bisa menjadi seorang dokter. Berkurung diri dikamar dan menyalahkan diri sendiri sudah pasti. Kala itu, saya menjadi orang yang sensitive dan tidak mau berinteraksi dengan keluarga. Akan tetapi saya harus bangkit kembali dan melanjutkan perjuangan saya kembali. Pada akhirnya, saya mengikuti beberapa test Perguruan Tinggi Swasta agar saya tidak gapyear nantinya. Saya mengikuti test tersebut dengan baik dan puji Tuhan saya dinyatakan lulus. Akan tetapi, saya juga merasa kebingungan jika nanti pada akhirnya hanya itu universitas satu-satunya yang menjadi pilihan saya. Ekonomi saat ini sangat tidak meyakinkan jika saya berkuliah di universitas tersebut.


Mengikuti SIMAK UI sudah menjadi harapan terakhir saya agar berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Pastinya saya tidak yakin kalau saya di terima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mengapa? karena Universitas Indonesia terkenal dengan tingkat soal yang sulit dan persaingan yang ketat. Orang tua, saya dan keluarga lainnya sangat berharap Universitas Indonesia menjadi rezeki saya tahun ini. Pasrah, tetapi tetap berdoa dan percaya. Itulah yang saya lakukan beberapa hari sebelum pengumuman SIMAK UI. Ketika hari pengumuman telah tiba, saya sengaja untuk tidur siang karena takut jika tidak diterima di Universitas Indonesia. Saya bangun, dan meyakinkan diri saya untuk tidak apa-apa jika saya gagal. Mengundur-undur waktu untuk membuka pengumuman adalah salah satu alasan semakin lamanya waktu berlalu. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk membuka pengumuman tersebut. Kata “Selamat” muncul pada layar. Saya tidak percaya diterima di Universitas Indonesia. Terkejut, senang, bangga itulah yang saya rasakan pada hari itu. Saya masih mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang dokter.


Waktu Tuhan yang terbaik. Suatu kebanggaan dan sukacita yang besar yang Tuhan berikan kepada saya. Dan tak lupa juga akan tanggungjawab yang besar yang harus saya pikul dan pertanggungjawabkan. Jika tidak melewati masa-masa sulit tersebut, saya tidak akan pernah tau bagaimana rasanya berjuang. Lika-liku perjalanan saya menuju Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyadarkan saya bahwa segala perjuangan kita akan dibayar oleh Tuhan.


Komitmen saya sebelum diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah berusaha dengan giat sampai apa yang kita impikan dapat kita raih sesuai waktu yang kita rencanakan. Saya merasa komitmen saya sebelumnya kurang baik bagi kesehatan saya, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Komitmen saya berubah setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Komitmen saya berubah menjadi berusaha dengan giat, memberikan usaha sebaik mungkin tanpa melupakan kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Karena jika kita sakit, percuma kita mendapatkan apa yang kita impikan tapi tidak dapat menikmatinya dengan cara menjalaninya. Berikan hasil terbaik dan percaya bahwa waktu Tuhan pasti yang terbaik.


Harapan saya pada diri saya selama berada di Universitas Indonesia agar menjadi pribadi yang dapat menjalani kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya dengan baik, mampu mengatur waktu dengan baik, mampu menjadi pribadi yang baik dan lebih mengandalkan Tuhan, serta menjadi pribadi yang dapat menjaga nama baik Universitas Indonesia dan juga mengharumkan nama universitas indonesia serta mengharumkan nama negara. Saya juga berharap agar saya dapat lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan.


Saya juga berharap untuk teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2022 agar dapat kompak dan saling membantu satu sama lain. Saling menguatkan dan peduli itu harus ditumbuhkan pada setiap anggota. Hal ini saya harapkan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar setiap orang yang berada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terkhusus angkatan 2022 menjadi dokter yang berbakat serta melayani masyarakat dengan setulus hati.


Rencana saya selama menjalani preklinik adalah lulus tepat waktu dan berusaha menjadi mahasiswa berprestasi. Selain itu, saya juga akan memulai untuk berani berbicara didepan orang banyak. Cara saya agar dapat memenuhi rencana saya adalah dengan belajar, berdoa dan melatih diri dalam berbicara didepan banyak orang. Dan tak lupa juga untuk lebih update pada informasi dan sumber belajar lainnya.


Rencana saya kedepannya, untuk membuka klinik setelah mendapatkan gelar dokter di daerah terpencil dengan biaya yang terjangkau agar semua masyarakat dapat menggunakan fasilitas medis tersebut, serta membantu para anak-anak dan orangtua Indonesia agar lebih memahami dalam menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Usaha yang harus saya lakukan untuk menggapai harapan tersebut pastinya dengan cara mendapatkan gelar dokter terlebih dahulu serta terjun ke masyarakat. Saya akan membawa beberapa fasilitas medis seperti obat-obatan ketika menjelaskan cara menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari serta meyakinkan masyarakat bahwa hal sepele yang kita lakukan ketika berkegiatan juga dihiraukan dapat menimbulkan penyakit. Pastinya dengan menjelaskan hal sepele tersebut dan menjelaskan penyakit apa yang timbul nantinya serta cara menghindari terserang penyakit. Selain itu, saya juga berencana untuk melanjutkan Pendidikan Dokter ke jenjang yang lebih tinggi.


Harapan saya terkait masyarakat mengenai harapan saya adalah agar masyarakat lebih sadar akan hal-hal kesehatan dan semakin menjaga kebersihan lingkungan. Saya juga berharap masyarakat mau peduli akan pentingnya menjaga kesehatan.


Pesan saya untuk adik-adik yang sedang berjuang untuk menggapai cita-cita menjadi dokter terkhusus menggapai cita-cita di fakultas kedokteran universitas indonesia adalah selalu berusaha, percaya dan berdoa pastinya. maksimalkan usahamu dengan mengerjakan soal-soal simak ui tahun sebelumnya. untuk soal soal simak ui tahun sebelumnya dapat diakses di web Universitas Indonesia. Belajarlah sesungguh mungkin tetapi jangan lupa untuk menjaga kesehatan. karena kesehatan adalah harta yang berharga. Jangan lupa juga untuk memberikan sedikit apresiasi kepada dirimu sendiri dikala sedang lelah. Yakinkan dirimu bahwa kamu bisa menggapai cita-citamu. Jangan mengulur-ulur waktu, Karena 1 tahun tidak terasa dalam menjalaninya. Atur waktumu dan buatlah jadwal belajar. Serta carilah bagaimana cara belajar yang sesuai. Buatlah target belajarmu. Semangat buat pejuang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Dari saat itu saya tidak lupa akan motivasi saya. Berdoa, Berusaha, dan Percaya. Jika salah satunya hilang, maka tidak akan berguna. Saya mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih-Nya saya dapat menjadi bagian dari Universitas Indonesia. Terimakasih buat keluarga terkhusus orangtua serta orang yang saya kasihi karena selalu memberikan semangat ketika saya merasa terpuruk.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page