top of page
Search

Narasi Perjuangan - Abdullah Ahmad Shiddiq

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 11 min read

Perjuanganku Meraih Mimpi


Perjalanan hidup merupakan hal yang unik dari setiap orang. Waktu demi waktu dilewati tanpa terasa banyak hal yang telah dihadapi. Melalui Narasi Perjuangan ini, saya Abdullah Ahmad Shiddiq berharap bisa sedikit memberikan dampak berupa inspirasi terhadap pembaca.

Abdul, begitulah yang orang ucapkan saat hendak memanggil nama saya. Saat ini, saya merupakan mahasiswa baru Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah bertubi-tubi ditimpa kegagalan, akhirnya saya berhasil masuk ke FKUI melalui jalur-jalur mandiri UI atau yang lebih dikenal dengan SIMAK UI Reguler. Saya berasal dari SMA Negeri 1 Padang, Provinsi Sumatra Barat. Sekolah saya berada di tempat yang cukup jauh dari ibukota negara. Namun bukan berarti tidak mungkin anak daerah Sumatra seperti saya tidak bisa mewujudkan impiannya, melanjutkan perjuangan ke Fakultas Kedokteran Terbaik di Indonesia.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tidak aneh jika orang sampai merinding ketika mendengar namanya. Tempat para insan cendekia menuntut dan mencari sejuta ilmu. Tidak saya sangka, saya sekarang sudah memijakkan kaki di tempat ini. Tempat yang saya impikan sedari kecil. Awalnya, saya mengenal FKUI dari cerita Ibu saya. Sebagai Alumni dari sana, Ibu saya lah yang banyak berbagi kisah dan pengalamannya semasa di sana. Lahir dari rahim seorang dokter membuat saya semakin lama semakin sadar betapa mulianya profesi seorang dokter itu. Berangkat dari sana, bertahun-tahun saya mencari jawaban mengapa dokter itu harus cerdas dan kuat. Saya mencari cara bagaimana cara menjadi dokter yang bisa bermanfaat. Dimanakah saya bisa menuntut ilmu untuk menjadi dokter yang hebat. Ternyata FKUI-lah jawaban dari semua pertanyaan saya. Bagi Saya, FKUI merupakan tempat idaman banyak orang yang tidak semua insan yang menginginkannya dapat menggapainya. Menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran tertua sekaligus terbaik di negeri ini tentu bukan perkara mudah. Butuh usaha lebih dan komitmen tinggi untuk meraih mimpi. Sebagai Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia, FKUI menawarkan banyak hal untuk diraih, tetapi sebagai gantinya, dituntut perjuangan yang hebat untuk menaklukannya.


Sebagai pelajar, Saya selalu mengusahakan untuk terus mengisi hari-hari saya selama ini dengan kegiatan yang positif dan membangun. Membantu orang merupakan hal positif yang paling saya suka. Saya memiliki kecenderungan untuk merasakan kesenangan apabila orang lain dapat terbantu dengan adanya saya. Saya terus berpikir, apakah ada cara agar saya bisa membantu orang lain seumur hidup saya. Seiring berjalannya waktu, saya menemukan bahwa menjadi dokter merupakan jalan hidup yang harus saya usahakan. Saya berusaha meraihnya dengan terus belajar. Sampai akhirnya tiba di titik ini. Berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Sekolah dasar, banyak sekali hal-hal dasar yang bisa saya ambil di jenjang ini dan akhirnya berguna untuk jenjang selanjutnya. Perjalanan sekolah formal saya dimulai saat saya memasuki SD Negeri Dukuh 09 Pagi, Jakarta Timur. SD saya merupakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Sehingga masuknya saja perlu beberapa tes. Adaptasi Masa sekolah dasar saya lalui dengan cukup mudah. Lingkungan yang mendukung membuat saya terus bersemangat sekolah. Bahkan saya sering sedih ketika tidak bisa bertemu teman-teman di sekolah. Masa Sekolah Dasar saya isi dengan banyak kegiatan. Saya mulai aktif mengikuti lomba-lomba di bidang Matematika dan IPA. Masa Sekolah Dasar juga merupakan masa pengenalan saya terhadap Dokter. Di kelas 4 SD, Saya sangat tertarik dengan kegiatan Dokter Kecil. Orang Tua saya ternyata juga sangat mendukung kegiatan ini. Di Kelas 5 saya mulai menyukai pelajaran IPA dan mencoba terus belajar dengan baik sampai Ujian Nasional. Menjelang ujian nasional saya membuat kelompok Bersama teman-teman untuk belajar intensif mengejar hasil terbaik pada Ujian Nasional. Ternyata, hasil ujian nasional IPA saya kurang memuaskan. Hal ini membuat saya bersedih lantaran saya merasa dokter bukanlah hal yang dapat saya kejar.


Berita mengejutkan datang setelah saya hampir lulus dari SD karena orang tua memutuskan bahwa akan pindah tinggal ke Kota Padang, Sumatra Barat. Otomatis saya akan melanjutkan Pendidikan sekolah menengah pertama saya di Kota Padang ini. Awalnya saya takut karena harus meninggalkan teman-teman dan keluarga di Jakarta. Ditambah dengan budaya, lingkungan, dan bahasa yang berbeda berpotensi menyulitkan saya untuk berkomunikasi dan beraktivitas seperti sediakala. Namun Kedua orang tua saya akhirnya bisa meyakinkan saya untuk bisa melanjutkan studi saya di Kota Padang. Saya pun menjadi sedikit excited untuk pergi ke Padang. Di awal kedatangan saya ke Padang, saya mulai dengan mencari sekolah dan mengikuti ujian untuk masuk ke SMP. Saya mencoba mengikuti ujian mandiri SMP Negeri 8 Padang. Berbekal ilmu persiapan Ujian Nasional, saya mengerjakan butir-perbutir soal dengan lancar. Tidak lama setelah itu datanglah pengumuman bahwa saya diterima menjadi siswa dari SMP Negeri 8 Padang.


Masa SMP merupakan masa paling menyenangkan di hidup saya. Bagaimana tidak, di Awal masuk SMP saja, saya sudah mengikuti banyak kegiatan dan ekskul, salah satunya Olimpiade Matematika dan saya mengikuti OSIS SMP. Masa-masa inilah yang membuat saya mengalami perkembangan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan saat di sekolah dasar. Di SMP saya menjadi pribadi yang memiliki rasa ingin tahu lebih besar dan suka mengeksplorasi hal baru. Rasanya, dahulu saya tidak merasa kelelahan sama sekali melaksanakan banyak kegiatan sekaligus. Dukungan orang tua dan nenek saya juga berperan besar dalam pengembangan diri saya. Saya mulai berani berbicara di depan umum, memimpin diskusi, bahkan saya bisa memutuskan hal dengan cukup baik. Didikan guru dan senior di sekolah yang sekaligus membuat saya mengalami culture shock membuat saya menjadi pribadi yang lebih matang untuk anak seusia saya. Di kelas 7 saya berada di kelas yang biasa saja dengan teman yang cukup bervariasi. Namun, hal ini malah membuat saya terpacu untuk belajar lebih giat agar saat naik kelas saya bisa mendapatkan nilai terbaik, bisa masuk ke kelas unggul, dan dapat bertemu dengan teman-teman yang lebih pintar dari saya. Di akhir pengumuman kenaikan kelas. Ternyata saya dapat menjadi salah satu siswa di kelas unggul tersebut, sebut saja 8A. Siswa-siswi kelas 8A merupakan 32 besar siswa terbaik di sekolah dan hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya karena dapat bertemu dengan orang-orang hebat lainnya. Dari sana saya percaya, untuk bertumbuh dengan baik, dibutuhkan media yang tepat untuk terus berkembang ke depan. Lingkungan di kelas 8A merupakan media subur yang tepat bagi saya.


Memang benar, ternyata bersaing di 8A bukan hal yang mudah. Teman-teman sekelas saya memang sangat mendukung satu sama lain, bahkan saling bekerja sama untuk memastikan tidak ada yang tertinggal saat pembelajaran. Namun saat ujian, semua orang menunjukkan kebolehan dirinya. Hasil ujian pertama di 8A membuat saya cukup shock. Bagaimana tidak, ternyata semua nilai tergolong sangat tinggi dan hanya berbeda koma, itupun sangat kecil. Hal-hal seperti inilah yang terus memacu saya sampai di kelas 9.


Mengikuti OSIS di SMP merupakan pengalaman pertama saya mengikuti organisasi secara terstuktur. Di OSIS saya mendapat pelajaran berharga mengenai kedisiplinan dan teamwork. Di kelas 8 saya ditunjuk sebagai ketua pelaksana olimpiade untuk siswa SD yang diadakan untuk siswa SD se-Provinsi Sumatra Barat yaitu Smart Children. Mulai dari acara ini dipersiapkan sampai selesai, banyak sekali pelajaran dan bekal kepemimpinan yang saya dapatkan. Menuju akhir masa SMP saya harus meninggalkan jabatan OSIS saya sebagai Ketua Bidang 1 Akademik kepada adik kelas tetapi kegiatan saya di OSIS tidak selesai sampai sana. Di Kelas 9 saya menjadi MPK dan mendapat jabatan sebagai Ketua Komisi A yang bertugas mengawasi OSIS bidang akademik sampai menjelang saya lulus. Kelulusan di SMP kala itu diakhiri dengan mengikuti Ujian Nasional. Dalam mempersiapkan Ujian Nasional saya mencoba terus fokus dan belajar dengan giat karena nantinya nilai Ujian Nasional tersebutlah yang akan digunakan untuk bersaing masuk SMA.


Hasil Ujian Nasional pun keluar dan saya bangga sekali dengan nilai yang saya dapatkan karena tergolong sangat tinggi. Ternyata tidak sia-sia saya belajar 3 tahun di SMP dengan susah payah terutama karena adaptasi budaya. Kala itu saya yakin bahwa dengan nilai yang saya punya, pilihan saya masuk SMA favorit pun tampak realistis. Benar saja, saya berhasil masuk ke SMA terbaik di Kota Padang, SMAN 1 Padang.


Masa SMA, waktu terindah dan terseru di mata sebagian orang. Awalnya saya juga berpikir seperti itu. Masa awal-awal SMA saya isi dengan kegiatan yang seru dan adaptasinya pun menantang, tetapi hadirnya pandemi di semester 2 kelas X mengubah pandangan saya. SMA yang awalnya seru jadi dirumahkan. Semua aktivitas dilakukan di rumah dan tidak ada sama sekali kegiatan sosial yang saya lakukan. Saya khawatir proses pembelajaran akan terganggu dengan mekanisme yang baru. Di kelas X saya sudah mendengar desas-desus tentang adanya UTBK SBMPTN, tetapi saya belum serius untuk mengejarnya. Di kelas X juga saya memutuskan untuk bergabung ke ekskul kimia. IChO SMANSa Namanya. Pengalaman tak terlupakan banyak terjadi saat saya mengikuti IChO. Mulai dari belajar bersama, evaluasi bersama, hingga Lomba keluar kota bersama. IChO juga banyak membantu saya menemukan cara belajar yang tepat dan efektif agar nilai ujian bahkan lomba menjadi maksimal.


Di masa SMA tidak lupa saya ikut organisasi kepemimpinan juga yaitu Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) dan berhasil menjadi Ketua Komisi A kembali, sama dengan di SMP. Namun, di SMAN 1 Padang ini, MPK nya sangat berbeda karena di organisasi ini saya banyak mendapatkan pengalaman untuk rapat secara formal dan belajar bagaimana cara memeriksa dan membahas laporan secara tepat. Seperti namanya, MPK berisi perwakilan kelas yang bertindak sebagian besar untuk membantu dan mengawasi OSIS. Untuk itu dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik selama bertugas. Salah satu kegiatan di MPK adalah rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja OSIS (RAPBO). Rapat ini bertujuan untuk memeriksa rancangan laporan keuangan OSIS kedepannya. Pengalaman menjadi pemeriksa laporan pun membuat saya menjadi lebih teliti terhadap detil dan bisa menjadi orang yang cukup pay attention to details.


Pandemi menyebabkan banyak perubahan pada cara belajar saya sehari-hari. Saya mulai mencari platform untuk belajar online di rumah selain zoom yang diadakan oleh sekolah. Discord adalah salah satu platform online yang saya pilih untuk belajar sehari-hari di rumah. Tanpa saya sadari mencari teman dan bersosialisasi di dunia maya ternyata juga asik. Di semester dua saat terjadi pandemi jugalah saya mulai mengejar SNMPTN. Saya rasa mungkin cukup telat mengingat incaran saya dari dahulu yaitu Jurusan Pendidikan Dokter. Saya mulai memantapkan pilihan saya untuk mengejar FKUI sejak awal kelas 11. Saya mulai belajar dengan giat dan mencari tahu segala informasi tentang SNMPTN dan UTBK SBMPTN.


Setelah mengetahui banyak info tentang SNMPTN dan UTBK SBMPTN, saya mencoba belajar seefektif mungkin dan mengejar ketertinggalan di beberapa materi tertentu. Saya juga membuat kelompok belajar kecil bersama teman-teman untuk belajar materi dasar terutama untuk Tes Potensi Skolastik (TPS). Tibalah waktu saya mendengar kabar bahwa ada kakak kelas yang ranking paralelnya tinggi tidak lolos SNMPTN ke FKUI. Hal itu membuat saya sedikit kaget dan berpikir bahwa sangat sedikit harapan untuk lolos ke FKUI melalui jalur SNMPTN. Berkat hal tersebut saya langsung berpikir bahwa lebih baik saya untuk mendalami dan lebih fokus ke jalur SBMPTN. Mulai saat itu saya lebih bersemangat dan bertekad kuat untuk berhasil di Jalur UTBK SBMPTN. Benar saja, hari pengumuman SNMPTN pun tiba dan saya tidak lolos ke FKUI, satu-satunya pilihan saya di SNMPTN. Namun, ketidaklulusan tersebut sudah saya prediksi dan saya tetap melanjutkan belajar UTBK.


Perjuangan belajar UTBK SBMPTN tidaklah mudah. Masa belajar sekolah yang cukup longgar membuat saya memiliki banyak waktu luang. Waktu luang yang banyak tersebut tidak saya gunakan untuk bersantai atau bermain-main, tetapi saya gunakan untuk les offline di luar jam pelajaran sekolah. Sepulang les tidak lupa saya mengulang materi dan mencoba membahas soal sampai sebelum tidur. Siklus seperti ini membuat saya untuk terus belajar secara efektif sampai menjelang UTBK. Untuk lolos ke pilihan satu saya ke FKUI, saya menerapkan strategi belajar, tryout, lalu bahas di beberapa bulan terakhir sebelum UTBK. Hasilnya ternyata sangat efektif dan saya menyesal tidak menerapkan ini sejak awal. Tidak lupa juga saya memutuskan untuk meletakkan universitas cadangan saya di pilihan kedua. Dalam belajar, saya tidak hanya berjuang sendiri, saya membuat grup belajar kecil bersama tujuh orang teman, yaitu Anti, Dilla, Cut, Gilang, Dzakwan, Dimaz, dan Aisyah. Saya juga membuat grup belajar besar bersama teman sekelas bernama Kelas Malam Sevel untuk belajar UTBK yang dilaksanakan melalui google meet. Hasilnya ternyata banyak teman-teman yang terbantu dan saya sendiri pun terbantu.


Menjelang UTBK saya semakin nervous dan sedikit takut untuk menghadapi soal-soal UTBK, tetapi dibalik ketakutan tersebut saya tetap optimis dan berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan. Hari itupun tiba, 31 Mei 2022, saya melaksanakan UTBK pada sesi pagi. Di saat pelaksanaan UTBK saya cukup kaget dengan kemunculan soal-soal yang saya belum pernah liat sebelumnya. Soal tersebut sepertinya memang dirancang oleh pihak LTMPT agar angkatan tahun 2022 menjadi lebih tertantang dan terasah. Saat proses UTBK saya cukup optimis untuk mendapatkan skor tinggi yang memungkinkan saya untuk lolos ke FKUI. Akhirnya, UTBK pun berakhir dan saya terus berdoa sambil menunggu hasil UTBK keluar. Sembari menunggu, saya juga mencoba daftar ke beberapa jalur mandiri, salah satunya SIMAK UI untuk mengantisipasi jika tidak lolos UTBK. Jarak antara hari UTBK saya dengan pelaksanaan SIMAK UI adalah satu bulan. Bagi saya itu waktu yang sebentar dan harus benar-benar dimaksimalkan. Hari demi hari berlalu menjelang pengumuman, saya terus membahas soal-soal SIMAK tahun-tahun sebelumnya untuk bersiap menghadapi SIMAK tahun ini.


Tibalah pengumuman UTBK, saya dinyatakan lolos di pilihan kedua. Saya tidak kaget saat itu mengingat memang sulit untuk masuk ke FKUI. Untuk itu, saya terus berjuang melalui jalur SIMAK UI.


Di hari pelaksanaan SIMAK UI, 2 Juli 2022, saya sudah pasrah dengan soal yang akan diujiankan. Saya mencoba mengisi sesuai kemampuan saya dan menerapkan strategi agar lolos di atas passing grade. Pengumuman pun tiba, saya bersyukur setelah melalui serangkaian ujian, saya lolos dan resmi menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Di FKUI saya akan bertekad untuk mengubah diri saya menjadi lebih baik dan berkomitmen lebih untuk mengerjakan segala sesuatu dengan lebih efektif dari segi waktu dan tenaga.

Saya berharap bisa menyelesaikan pendidikan di FKUI dengan tepat waktu dan berusaha sebaik-baiknya dalam menyerap ilmu dari para dosen dan guru. Di FKUI saya juga ingin maju bersama dengan angkatan saya dan berhasil bersama-sama, tanpa ada yang tertinggal. Seperti namanya, angkatan, sudah sepatutnya berusaha, berbahagia, dan bersusah payah bersama.


Kita hidup selalu untuk masa depan. Bagi saya, masa depan haruslah terencana dan tercapai dengan baik agar setiap keputusan selalu didasari dengan alasan yang kuat. Selama masa preklinik yang akan saya jalankan, saya akan berusaha untuk memaksimalkan dan memprioritaskan kuliah dengan baik. Saya tidak akan bergantung hanya kepada proses pembelajaran di kelas. Namun juga mencari referensi dan sumber belajar lain agar ilmu yang saya dapatkan cukup dan mumpuni untuk menghadapi ujian maupun tes di waktu yang akan datang. Hal itu dapat saya lakukan dengan cara belajar melalui buku atau video interaktif di internet mengenai pelajaran yang saya butuhkan.


Pendidikan seorang dokter bukan dapat diselesaikan dengan sebentar. Sehabis masa pre-klinik, akan ada yang dinamakan masa klinik atau saat menjalankan koas. Berbekal ilmu yang dipelajari dan dilatih selama pre-klinik, tentunya calon dokter harus dapat menerapkan ilmunya dengan baik di dunia kerja. Hal ini bukan perkara mudah karena dokter yang hebat membutuhkan tempaan dan latihan yang kuat. Saya berharap masa koas dapat saya lalui. Walaupun dengan cobaan yang berat saya tetap harus kuat dan yakin bahwa saya akan bisa. Pada masa koas saya juga berharap untuk dapat menjadi yang terbaik. Hal itu semua akan saya lakukan dengan cara tidak berhenti belajar dan terus bertanya kepada mentor yang ahli di bidangnya. Setelah berhasil menjadi dokter, nantinya ilmu yang saya punya akan saya amalkan sesuai dengan tujuan awal saya yaitu membantu masyarakat.


Menjadi dokter artinya langsung berhadapan dengan masyarakat. Di kehidupan kerja nanti dokter akan bertemu dengan banyak sekali personality masyarakat. Mulai dari yang terlalu perasa sampai yang tempramental. Tidak jarang, bisa terjadi hal-hal yang tak terduga kepada dokter. Tentunya saya berharap kepada masyarakat agar lebih menghargai dokter dan menghargai sebagai sesama manusia. Saya yakin masih banyak juga masyarakat pedesaan yang bahkan kurang percaya dengan dokter dan bahkan malah lebih percaya dengan orang yang tidak jelas asal-usul ilmunya. Saya harap dengan hadirnya beragam teknologi saat ini, masyarakat banyak yang teredukasi mengenai kesehatan dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. Dengan begitu, semakin banyak orang yang bisa menjadi contoh bagi yang lain dalam menerapkan hidup sehat dan bisa mencegah penyakit untuk muncul di waktu yang tidak tepat.


Perjalanan menjadi dokter bukanlah hal yang dapat disepelekan. Perjalanan yang sudah saya paparkan sebelumnya mulai dari tingkat sekolah dasar sampai akhirnya bisa masuk ke FKUI bukan hal yang singkat, namun harus diingat juga bahwa perjalanan saya meraih impian menjadi dokter sebenarnya masih jauh. Dibutuhkan effort dan dedikasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat agar bisa menjadi dokter yang hebat. Sebagai mahasiswa pendidikan dokter saya akan berkomitmen untuk terus bekerja keras demi mengabdi kepada masyarakat nantinya.


Saya akui untuk bisa lolos ke FKUI merupakan tantangan yang sangat berat, tetapi bukan hal yang tidak mungkin. Apalagi bagi teman-teman angkatan 2023 yang memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Hal yang teman-teman perlukan adalah komitmen kuat dan mau belajar bersungguh-sungguh. Perlu diingat FKUI bukan hanya tujuan ratusan orang, tetapi tujuan belasan ribu orang di Indonesia. Oleh karena itu, teman-teman harus berusaha keras agar menjadi salah satu dari ratusan orang yang berkesempatan untuk berkembang bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page