top of page
Search

Narasi Perjuangan - Giovans Billy Tan

  • Writer: FKUI 2022
    FKUI 2022
  • Aug 14, 2022
  • 8 min read

Updated: Aug 15, 2022

Salam kenal semuanya. Perkenalkan, nama saya Giovans Billy Tan. Saya lahir di kota Philadelphia pada tanggal 13 Januari 2004, tetapi saya tinggal di kota Surabaya selama hampir seluruh masa hidupku. Saya lulus dari SMA Negeri 15 Surabaya dan melalui jalur SBMPTN, saya berhasil menembus Fakultas Kedokteran UI yang terkenal dan memiliki reputasi sebagai salah satu FK paling berkualitas di seluruh Indonesia. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila saya tidak berjuang dengan keras dalam mengejar impian saya.


Sebelum saya menceritakan lebih lanjut tentang perjuangan saya, ada suatu pertanyaan yang ingin saya sampaikan. Pertanyaan tersebut adalah “apakah arti dan makna perjuangan bagi saya?” Jawaban saya adalah saya memandang bahwa perjuangan memiliki arti sebagai sesuatu yang senantiasa harus dilakukan oleh seluruh umat manusia untuk memenuhi impian dan tujuan hidup mereka agar bisa membawa manfaat bagi semua orang di sekitar mereka, serta menjaga apa yang mereka cintai. Selain itu, dengan berjuang, mereka bisa memuliakan nama Tuhan melalui pekerjaan mereka dan tantangan yang mereka dapat atasi. Untuk itu, setiap orang harus bisa menumbuhkembangkan semangat perjuangan mereka dan mendapat dukungan agar bisa mencegah surutnya semangat tersebut.


Dengan penjelasan sebelumnya, saya akan menceritakan perjalanan saya dengan mendalam. Perjuangan saya untuk memenuhi impian menjadi dokter dimulai dari tingkat sekolah dasar. Pada saat itu, saya mulai tertarik dengan bidang kedokteran saat kelas tiga SD karena membaca buku-buku tentang anatomi. Saya memang hobi membaca sejak dulu, tetapi buku tersebut membangkitkan suatu tujuan hidup dalam saya. Berbagai gambar dan teks dalam berbagai buku tersebut menggugah rasa ingin tahu saya, sehingga saya semakin mendalami mata pelajaran biologi. Di samping membaca buku, saya juga senang memainkan permainan video, dan salah satu permainan yang saya mainkan adalah permainan dimana pemainnya harus bermain sebagai seorang dokter. Saya lupa judulnya karena saya sudah lama tidak memainkannya, tetapi dalam permainan tersebut, pemain harus mendiagnosa pasien.


Setelah saya mengukuhkan impian yang ingin dicapai, saya berusaha untuk belajar dan berjuang dengan keras dan sungguh-sungguh.  Pelajaran dipahami dan soal dihabiskan agar saya bisa mendapat nilai yang terbaik untuk lulus dari sekolah, baik dari SD sampai dengan SMA. Meskipun begitu, kadang perhatian saya terhadap perjuangan sendiri terkena gangguan seperti bermain berlebihan, sehingga saya tidak memperoleh hasil yang maksimal.  Saya ingat kegagalan pertama saya karena hal tersebut adalah saat ujian akhir semester di kelas empat SD, dimana saya tidak bisa mengerjakan ujian matematika dengan baik sehingga mendapat nilai di bawah KKM.


Setelah mengalami kegagalan tersebut, saya berusaha untuk mengendalikan masalah tersebut dengan mengatur jadwal dan melakukan refleksi diri untuk memberi kritikan kepada diri saya sendiri dan berkembang dari situ. Saya juga membaca saran yang memotivasi dan perkataan-perkataan dari tokoh-tokoh dunia yang terkenal. Tidak lupa saya berdoa kepada Tuhan agar bisa diberkati dan bisa bersyukur dalam perjuangan saya. Selain itu, saya juga berterima kasih kepada orang tua saya karena mereka mendukung saya dalam perjalanan hidup saya, baik melalui saran, teguran, kalimat yang memotivasi, dan pemberian dukungan yang memadai dalam memfasilitasi impian saya.


Akhirnya saya lulus SD sebagai juara dua dan memasuki jenjang SMP. Di situ, saya tidak hanya harus berhadapan dengan tingkat mata pelajaran yang bertambah susah, tetapi juga suatu masalah yang menjadi lebih parah, yakni sebagai korban bullying. Saya memang pernah di-bully saat SD karena sifat saya yang sensitif, tetapi saya berhenti di-bully menuju akhir kelas enam. Di sisi lain, saya tetap di-bully sampai akhir kelas tiga di SMP. Caranya pun menjadi lebih parah, karena saya pernah dikejar terus dan diejek sebanyak-banyaknya. 


Saya hampir merasa putus asa, tetapi saya berhasil melewatinya dan tetap menjaga semangat saya dengan mempelajari cara agar saya bisa tidak menghiraukan semua ejekan, berfokus pada pelajaran dan nilai karena lebih kedua hal tersebut lebih penting, dan mengingatkan diri saya bahwa saya adalah orang yang menyenangi kehidupan. Artinya saya harus menjalani hidup dengan sepenuhnya meskipun terdapat halangan. Di samping hal tersebut, saya juga dapat melewati masa di SMP melalui dukungan dari orang di sekitar saya, serta rasa syukur saya kepada Tuhan.


Peristiwa signifikan lain yang terjadi saat masa SMP adalah meninggalnya nenek saya dari sisi ayah pada tahun 2018 karena penyakit yang ia derita selama bertahun-tahun. Saya merasa terkejut saat pertama mendengar berita itu. Dalam kesedihan karena meninggalnya nenek saya, saya menjadi lebih sadar tentang hidup dan kematian karena pengalaman tersebut. Saya berefleksi tentang kedua konsep tersebut selama berhari-hari. Pada akhirnya, impian saya diperteguh saat saya mencapai kesimpulan bahwa saya bisa membantu orang agar terhindar dari kematian yang lebih dini melalui pekerjaan sebagai dokter.


Akhirnya saya berhasil lulus dari SMP dengan peringkat pertama pada ujian nasional. Saya merasa sangat senang dengan pencapaian tersebut. Akan tetapi, saya menyadari bahwa saya harus lebih mempersiapkan diri lagi agar dapat menghadapi SMA dengan baik sehingga bisa diterima oleh perguruan tinggi terbaik yang saya impikan. Dengan itu, saya mulai mempersiapkan diri saya agar saya bisa menghadapi masa SMA dengan tepat dengan cara berdoa kepada Tuhan untuk mendapat kekuatan dalam menghadapi masa SMA, serta meminta nasihat dari orang tua.


Dibandingkan dengan pengalaman saya di SMP, di SMA semua orang bersikap baik dan ramah kepada saya, termasuk teman-teman saya. Mereka, orang tua dan guru semuanya mendukung saya dalam memperoleh kesuksesan secara akademis dan mengembangkan kemampaun sosial saya agar saya bisa berkomunikasi dengan baik. Selain itu, saya menjadi semakin sadar akan usaha apa yang harus saya lakukan agar bisa masuk kedokteran, yaitu memperoleh nilai yang tinggi dan menjaga agar nilai tersebut stabil sampai kelas tiga SMA. Hal tersebut memotivasi saya, bukan hanya dalam pelajaran, tetapi juga untuk mencoba hal yang baru bagi saya, yakni mengikuti perlombaan. 


Karena saya telah tertarik untuk masuk bidang kedokteran, saya mencoba lomba kedokteran Medspin yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga sekitar dua kali selama di SMA, yaitu pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2021. Bersama dengan tim yang terdiri atas saya dan dua teman, kami berusaha untuk mengerjakan semua soal sebaiknya, tetapi kita tidak berhasil lolos ke babak selanjutnya. Selain Medspin, saya juga mencoba olimpiade biologi OSN pada tahun 2020 dan 2021, tetapi saya hanya sampai di tingkat kabupaten/kota. Kegagalan tersebut menunjukkan kepada saya bahwa saya harus meningkatkan usahaku lagi, sehingga saya mendorong diri saya dalam perlombaan selanjutnya, yaitu Indonesian Regional Competition (IRC) pada tahun 2021. Karena lomba tersebut adalah lomba baru pada saat itu, hanya terdapat bidang matematika dan fisika, sehingga saya terpaksa memilih fisika. Meskipun begitu, saya berhasil sampai babak final karena usaha saya. Pada akhirnya, meskipun saya tidak berhasil mendapatkan medali, setidaknya saya berhasil mencapai jauh dalam sebuah perlombaan.


Waktu saya belajar secara offline di SMA terpotong pendek saat terjadi lockdown akibat pandemi COVID-19 di awal 2021. Seperti di kebanyakan sektor, saya awalnya diliburkan selama beberapa hari bersama dengan teman saya, sebelum masuk lagi secara online. Karena peristiwa tersebut terjadi secara mendadak, saya menjadi agak bingung dengan cara bagaimana bisa belajar dengan baik jika tidak bisa tatap muka atau bersosialisasi dengan teman secara langsung di kelas. Memang, saya pertama sedikit kesulitan dalam mencari ulang cara belajar yang baru dan tepat bagi saya dengan pembatasan yang ada. Akan tetapi, saya berhasil beradaptasi dengan keadaan yang baru.


Melanjutkan pelajaran di era pandemi, saya berhasil mempertahankan dan terus meningkatkan nilai saya. Selain itu, saya menggunakan waktu bebas yang lebih untuk meningkatkan hobi membaca saya dengan membaca lebih banyak buku dan artikel di internet. Saya juga menjadi lebih rajin berolahraga karena saya mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan tersebut dan karena saya ingin meningkatkan imun saya akibat adanya pandemi, sehingga badan saya menjadi lebih sehat dan muncul kesadaran untuk mengembangkan hidup sehat bagi semua orang sebagai seorang dokter. Dapat dilihat bahwa pandemi membantu dalam menggali potensi diri dan kepribadian saya. Di masa itu juga saya mulai memiliki keinginan untuk masuk FK UI, tetapi di sisi lain saya masih berpikir untuk masuk FK Universitas Brawijaya atau FK Universitas Airlangga sebagai pilihan lainnya.


Waktu terus berlalu sampai kelas tiga SMA, yakni masa yang terutama menentukan dalam persiapan untuk masuk perguruan tinggi negeri favorit. Sebelumnya, saya telah berusaha untuk mempersiapkan diri saya agar bisa mengerjakan SBMPTN, tetapi saya meningkatkan latihan saya. Tidak lupa saya mempertahankan nilai mata pelajaran agar bisa lulus dan juga dipertimbangkan sebagai salah satu siswa yang mengikuti SNMPTN. Pada akhirnya, saya berhasil mempertahankan nilai saya dalam semester 5.


Selanjutnya datanglah masa pendaftaran untuk SNMPTN. Karena nilai saya yang baik, saya terpilih sebagai salah satu siswa yang eligibel untuk mencobanya. Tetapi saya masih memiliki keraguan dalam universitas apa yang terbaik bagi saya, sehingga saya hanya memilih FK UB sebagai satu-satunya pilihan dalam SNMPTN; saya telah mengeliminasi pilihan FK UNAIR sebelum mengisi formulir pendaftaran SNMPTN. Saya kemudian menunggu hasil penerimaan SNMPTN dengan perasaan sedikit khawatir, tetapi juga yakin bahwa saya mungkin dapat diterima, sambil mengikuti ujian akhir di sekolah.


Pengumuman pun datang pada akhir Maret 2022, dan betapa kecewanya saya saat menemukan bahwa saya tidak diterima melalui jalur SNMPTN. Hal ini membuat saya menyadari bahwa perjalanan saya untuk masuk perguruan tinggi belum selesai dan tidak semulus yang saya bayangkan. Karena saya selanjutnya harus mencoba SBMPTN yang membutuhkan tes, muncul gagasan dalam pikiran saya untuk mencoba FK UI, yang telah saya impikan dengan lebih lama, sebagai pilihan pertama dan FK UB sebagai pilihan kedua. Memang jalur ini sulit, tetapi hal itu semakin memotivasi saya untuk mendapat hasil yang baik agar bisa diterima.


Saya pun menghabiskan satu setengah bulan untuk belajar dengan sangat intensif, mengorbankan permainan saya selama masa tersebut. Pengorbanan itu terbayar karena saya bisa mengerjakan tes dengan baik. Tetapi, saya tidak berhenti di situ. Saya masih lanjut belajar untuk kemungkinan jika saya tidak diterima SBMPTN. Tetapi untungnya, saat hari pengumuman SBMPTN tiba, saya dinyatakan lulus menuju FK UI.


Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan betapa terkejut dan senangnya saya bisa diterima di perguruan tinggi yang telah saya impikan sejak lama. Bahwa semua pengorbanan yang saya lakukan akhirnya terbayar. Atas kesuksesan tersebut, saya berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya, serta bersyukur kepada Tuhan. Tetapi, saya juga menyadari bahwa kehidupan saya sebagai mahasiswa dan kemudian dokter baru saja dimulai. Saya nanti harus berjuang lagi dengan lebih keras agar bisa berkembang menjadi dokter yang baik. Meskipun begitu, saya menerima tantangan ini karena impian harus diperjuangkan. Saya juga berjuang agar bisa melakukan hal yang paling saya sukai sebagai seorang dokter disamping ketertarikan saya terhadap bidangnya, yaitu membantu orang di sekitar saya sebaik yang saya bisa dengan spesialisasi saya, karena saya selalu ingin membantu sesama manusia. 


Setelah saya diterima, saya mau tidak mau harus ke kota Depok dan tinggal di kos untuk menempuh pendidikan kedokteran. Saya merasa rindu dengan kampung halaman saya, tetapi saya berusaha untuk mengingatkan diri sendiri bahwa pendidikan saya lebih penting. Sebelum pindah, saya juga berusaha untuk mengenal tempat tinggal baru saya dulu dengan cara pergi langsung ke kota Jakarta dan Depok di awal Juli untuk melihat langsung lingkungan sekitar seperti apa. Setelah sampai, saya dan anggota keluarga langsung melihat-lihat. Di situ saya juga bertemu dengan beberapa teman bary di UI, serta berhasil mencari kos. Saya kemudian kembali ke kota Surabaya setelah beberapa hari, dimana saya lanjut mempersiapkan diri saya dengan belajar keahlian lain dan materi kedokteran agar bisa tinggal di kota Depok dan Jakarta serta mengikuti kuliah dengan baik. Saya juga mengikuti acara wisuda di SMA saya sebelum berangkat.


Kemudian datang hari saya harus pindah ke kota Depok. Saya berangkat pada akhir Juli dengan anggota keluarga dan sampai di awal Agustus, sehingga bisa mengikuti kegiatan ospek pertama pada tanggal 4 Agustus. Setelah dua hari, anggota keluarga saya kembali ke kota Surabaya. Akhirnya saya mengikuti rangkaian kegiatan ospek dengan rajin dan dengan rasa semangat, sambil berusaha untuk mengenalkan diri saya pada lingkungan sekitar dengan lebih lanjut. Saat kegiatan ospek, saya juga bertemu dengan banyak teman baru, yang memotivasi saya dalam menempuh pendidikan jauh dari rumah.


Saya berharap agar saya bisa berkembang dengan lebih lanjut, sehingga sifat negatif seperti kemalasan dan beberapa kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi saya dapat dihilangkan selama kuliah. Saya juga mau memberi saran kepada adik kelas, bukan hanya di sekolah saya, tetapi juga seluruh adik kelas, untuk bersemangat dalam meraih impian mereka. Untuk semangat tersebut, mereka harus mendorong diri untuk menaruh usaha dalam apa yang mereka kerjakan, bersikap baik kepada semua orang yang mendukung mereka, dan jangan lupa untuk banyak berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sekian saran saya untuk adik kelas. Saya harap pesan tersebut dapat membantu.



 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Find Us On!

  • Instagram
  • Twitter
  • Youtube

© 2022 FKUI Brilian

bottom of page